Alex Ferguson
Sir Alexander Chapman "Alex" Ferguson CBE (lahir 31 Desember 1941) adalah mantan manajer dan pemain sepak bola Skotlandia, terkenal karena melatih Manchester United dari tahun 1986 hingga 2013. Dia secara luas dianggap sebagai salah satu manajer terhebat sepanjang masa dan telah memenangkan lebih banyak trofi dibandingkan manajer lainnya dalam sejarah sepak bola.[4] Ferguson sering dikreditkan karena menghargai pemuda selama waktunya bersama Manchester United, khususnya pada tahun 1990-an dengan "Class of '92", yang berkontribusi menjadikan klub tersebut salah satu yang terkaya dan tersukses di dunia.[5]
Sir Alex pada Desember 2006 | |||
Informasi pribadi | |||
---|---|---|---|
Nama lengkap | Sir Alexander Chapman Ferguson[1] | ||
Tanggal lahir | 31 Desember 1941 | ||
Tempat lahir | Glasgow, Skotlandia | ||
Posisi bermain | Penyerang | ||
Karier senior* | |||
Tahun | Tim | Tampil | (Gol) |
1957–1960 | Queen's Park | 31 | (15) |
1960–1964 | St. Johnstone | 37 | (19) |
1964–1967 | Dunfermline Athletic | 89 | (66) |
1967–1969 | Rangers | 41 | (25) |
1969–1973 | Falkirk | 95 | (36) |
1973–1974 | Ayr United | 24 | (9) |
Total | 317 | (170) | |
Tim nasional | |||
1967 | Scottish League XI[2] | 2 | (1) |
1967 | Skotlandia XI[3] | 7 | (9) |
Kepelatihan | |||
1974 | East Stirlingshire | ||
1974–1978 | St. Mirren | ||
1978–1986 | Aberdeen | ||
1985–1986 | Skotlandia | ||
1986–2013 | Manchester United | ||
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik |
Ferguson bermain sebagai [penyerang] untuk beberapa klub Skotlandia, termasuk Dunfermline Athletic dan Rangers. Saat bermain untuk Dunfermline, dia adalah pencetak gol terbanyak di liga Skotlandia pada musim 1965-66. Menjelang akhir karir bermainnya ia juga bekerja sebagai pelatih, kemudian memulai karir manajerialnya bersama East Stirlingshire dan St Mirren. Ferguson kemudian menikmati periode yang sangat sukses sebagai manajer Aberdeen, memenangkan tiga kejuaraan liga Skotlandia, empat Piala Skotlandia dan Piala Winners UEFA dan Piala Super UEFA pada tahun 1983. Ia sempat melatih Skotlandia setelah kematian Jock Stein, membawa tim ke Piala Dunia 1986.
Ferguson ditunjuk sebagai manajer Manchester United pada November 1986. Selama 26 tahun bersama Manchester United, ia memenangkan 38 trofi, termasuk 13 gelar Premier League, lima Piala FA, dan dua gelar Liga Champions UEFA. Dia dianugerahi gelar kebangsawanan dalam daftar Penghargaan Ulang Tahun Ratu tahun 1999 atas jasanya pada permainan tersebut. Ferguson adalah manajer terlama di Manchester United, setelah melampaui rekor Sir Matt Busby pada 19 Desember 2010. Ia pensiun dari manajemen pada akhir musim 2012-13, setelah memenangkan Liga Premier di musim terakhirnya.
Warisan
suntingBanyak mantan pemain Ferguson yang kemudian menjadi manajer sepak bola, termasuk Alex McLeish, Bryan Robson, Steve Bruce, Mark Hughes, Roy Keane, Paul Ince, Ole Gunnar Solskjær, Andrei Kanchelskis, Ryan Giggs, Gabriel Heinze, Paul Scholes , Gary Neville, Jaap Stam, Michael Carrick, Wayne Rooney dan Phil Neville. Tiga di antaranya kemudian melatih Manchester United: Giggs (pemain-manajer sementara pada tahun 2014), Solskjær (2018 hingga 2021), dan Carrick (manajer sementara pada tahun 2021).
Ungkapan "squeaky-bum time" yang diciptakan oleh Ferguson mengacu pada tahap akhir kompetisi liga yang menegangkan telah dimasukkan dalam Collins English Dictionary dan Oxford English Dictionary' '.
Patung perunggu Ferguson, yang dirancang oleh pematung Skotlandia Philip Jackson, diresmikan di luar Old Trafford pada tanggal 23 November 2012. Pada tanggal 14 Oktober 2013, Ferguson menghadiri upacara penggantian nama jalan di dekat Old Trafford dari Water's Reach menjadi Sir Alex Ferguson Way. Pada Juli 2021, Aberdeen menugaskan pematung Andy Edwards untuk membuat patung perunggu Ferguson. Patung ini diresmikan di stadion Pittodrie Aberdeen pada 25 Februari 2022, dan keesokan harinya Ferguson dihadiahi maquette patung tersebut.
Film dokumenter tentang karier Ferguson berjudul Sir Alex Ferguson: Never Give In dirilis di bioskop Inggris pada 27 Mei 2021 dan tersedia di Amazon Prime Video di Inggris dan Irlandia pada 29 Mei . Ini termasuk wawancara dari Ferguson sendiri, keluarganya, dokter dan mantan pemain yang dia kelola sepanjang karirnya.
-
Patung Sir Alex Ferguson di Stadion Pittodrie oleh Andy Edwards, diresmikan 25 Februari 2022
-
Patung Sir Alex Ferguson di Stadion Pittodrie oleh Andy Edwards, diresmikan 25 Februari 2022
Karier kepelatihan
suntingEast Stirlingshire (1974)
suntingPada bulan Juni tahun 1974, sesaat setelah ia pensiun sebagai pemain, Ferguson ditunjuk sebagai manajer paruh waktu unutk East Stirlingshire pada usia 32 tahun. Kariernya di East Stirlingshire hanya bertahan sebentar karena pada bulan Oktober 1974 ia menerima pinangan St. Mirren untuk menjadi manajer.[6]
St. Mirren (1974-1978)
suntingKariernya di St. Mirren berlangsung gemilang, selama 4 musim menangani klub tersebut (1974-1978). Ferguson mengangkat klub kecil yang tadinya hanya ditonton oleh 1000 orang dalam pertandingan kandanganya itu menjadi juara Liga Skotlandia pada musim 1977 dengan permainan menyerangnya. Selain itu ia berjasa dalam menemukan bakat-bakat muda dalam diri Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Bobby Reid dan Peter Weir. Kesuksesan Ferguson dalam mengangkat St. Mirren ternyata berujung pada pemecatan pada tahun 1978 karena konflik internal antara Ferguson sendiri dengan staffnya.[7] Presiden klub St. Mirren, Willie Todd bahkan mengatakan bahwa Ferguson "tidak mempunyai kemampuan manajerial yang baik". Dengan demikian St. Mirren adalah klub satu-satunya yang pernah memecat Ferguson sepanjang karier manajerialnya.
Aberdeen (1978-1986)
suntingFerguson menjadi manajer Aberdeen menggantikan Billy McNeil yang pindah ke Glasgow Celtic, ia diharapkan untuk mengembalikan masa kejayaan Aberdeen yang menjuarai Liga Skotlandia terakhir kali pada 1955. Namun karena usia Ferguson yang terbilang cukup muda (36 tahun) tetap saja ia kesulitan meraih respek dari para pemain yang beberapa di antaranya lebih tua dari manajer mereka sendiri. Pada musim debutnya, Aberdeen meraih peringkat ke 4 walaupun tidak pernah kalah sebelum Desember 1978. Ferguson juga membawa Aberdeen ke semifinal Piala Skotlandia dan Piala Liga Skotlandia. Pada musim berikutnya Aberdeen kembali kalah dalam final ajang Piala Liga Skotlandia oleh Dundee United setelah pertandingan replay. Ferguson menyalahkan dirinya sendiri yang seharusnya mengubah taktik dan komposisi pemain dalam pertandingan replay tersebut. Setelah pertandingan final itu, performa Aberdeen mengalami peningkatan sampai mereka menjadi juara Liga Skotlandia pada akhir musim 1979/80. Hal ini membuat Ferguson mendapatkan kepercayaan dan respek dari para pemain dan direktur klub. Ia tetap menjadi manajer yang penuh disiplin sehingga pemain-pemainnya menjulukinya "Furious Fergie" atau "Fergie yang Galak". Ia bahkan pernah mendenda salah satu pemainnya, John Hewitt karena mendahuluinya ketika mengendarai mobil di jalan. Ia juga pernah menendang sebuah teko teh kepada para pemainnya saat mereka tampil buruk dalam babak pertama. Ferguson juga menuduh pers mengutamakan 2 klub saja (Rangers dan Celtic) dalam pemberitaannya. Aberdeen terus meraih sukses dalam musim-musim berikutnya. Di antaranya meraih Piala Skotlandia pada musim 1981/82. Trofi ini mengantarkan Aberdeen unutk berpartisipasi lagi dalam ajang Eropa, kali ini di ajang Piala Winners. Performa Fergie bersama Aberdeen mendapat sorotan media setelah mereka secara mengejutkan menyingkirkan Bayern München setelah klub itu mengalahkan Tottenham Hotspur 4-1 dalam ronde sebelumnya. Kesuksesan ini mendatangkan kepercayaan diri pada skuab Aberdeen yang percaya mereka dapat meraih sukses dalam ajang Piala Winners. Hal yang menjadi kenyataan ketika pada 11 Mei 1983 mereka sukses mengalahkan raksasa Spanyol, Real Madrid 2-1 dalam final. Aberdeen menjadi klub ketiga Skotlandia yang meraih sukses Eropa setelah Rangers dan Celtic. Dalam kompetisi domestik Aberdeen berhasil mempertahankan mahkota juara Piala Skotlandia dengan kemenangan 1–0 atas Rangers di final. musim berikutnya Aberdeen kembali meraih gelar juara Piala Skotlandia untuk ke tiga kalinya secara berturut-turut, dan meraih gelar juara Liga Skotlandia. Hal ini membuat Ferguson dianugerahi gelar OBE pada 1984.[8] Fergie kembali membawa Aberdeen mempertahankan gelar juara Liga Skotlandia pada musim 1984-85. Musim berikutnya (1985/86) mereka gagal dalam ajang Liga, posisi 4 dalam klasemen, walaupun mereka meraih juara Piala Liga dan Piala Skotlandia pada tahun yang sama. Pada musim yang sama, Ferguson adalah salah satu staf pelatih dalam tim nasional Skotlandia ketika menghadapi ajang Piala Dunia 1986. Namun meninggalnya pelatih utama mereka, Jock Stein, membuat Ferguson ditunjuk menjadi pelatih utama Skotlandia pada Piala Dunia 1986. Ia kemudian menunjuk Archie Knox menjadi asisten manajer yang mana adalah juga asistennya di Aberdeen. Karena jasa-jasanya di Aberdeen, Ferguson kemudian diusulkan untuk menjadi salah satu direktur di klub tersebut, tetapi Fergie menolaknya dan mengatakan bahwa ia berniat untuk pindah dari Aberdeen pada akhir musim 1985/86. Walaupun ia tetap berada bersama Aberdeen pada awal musim 1986/87, tetapi pada November 1986, Ferguson akhirnya menerima pinangan Manchester United untuk menjadi manajer mereka menggantikan jabatan yang dipegang Ron Atkinson.
Awal karier di Manchester United
suntingAwal kariernya di Old Trafford tidaklah semulus yang ia kira. Saat itu MU terbelit dalam masalah alkohol yang kritis. Beberapa pemain andalan mereka (Norman Whiteside, Paul McGrath dan Bryan Robson), mempunyai hobi menenggak minuman keras dan mempunyai level kebugaran yang "menyedihkan". Ferguson, bersama-sama dengan Archie Knox yang diangkat menjadi asisten manajer saat itu, secara perlahan-lahan mengubah kebiasaan buruk itu dan menanamkan disiplin ketat bagi para pemain, hal yang masih berlaku sampai saat ini di MU. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United di bawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21. Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 di belakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris. Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County di mana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam Setan Merah dalam pertandingan.
Gelar liga pertama
suntingMusim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal di mana Setan Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola" di mana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah sistem pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU. Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asing dari Denmark, Peter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans berharap banyak pada musim berikutnya 1990/91, di mana sekali lagi United menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari klub gurem Sunderland, Liverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuad junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa. United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala Winners di mana Setan Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1. Sayangya United kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik. Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuad yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa Setan Merah dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United) sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa United secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United pada 1986. Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuad United dengan mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.
Kemenangan ganda dan kekalahan
suntingMusim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United mentransfer Andy Cole dari Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuad 1992 yang menjuarai Piala FA Junior: Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuad 92) telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0. Musim berikutnya (1995/96) Fergie mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka seperti terbukti, kalah oleh Aston Villa 3-1, United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuad belia". Para pemain belia itu menunjukkan bukti sebaliknya dengan memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada Everton, 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers. Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di liga, di mana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah Setan Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara, Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang di manajeri mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol Cantona. Musim 1996/97 Fergie mendatangkan seorang penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan dari United, David Beckham, yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United menang 2-0. Setan Merah kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka dalam 5 musim, menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champions mereka berhasil mencapai semfinal sebelum dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona, kapten United saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama United.
The Treble
suntingMengawali musim 1997/98 dengan skuad belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuad dengan mentransfer penyerang Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang.
Pada musim panas 1998, Fergie kembali mentransfer seorang penyerang, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger serba bisa Jesper Blomqvist dengan total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan kedalaman skuad United mereka, Setan Merah mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan raihan 3 trofi juara dalam semusim (dikenal dengan nama "The Treble") lewat beberapa pertandingan yang meguras emosi Fergie. Pertama adalah saat United berhadapan dengan Juventus di semi final Liga Champion. Menit-menit awal merupakan mimpi buruk bagi United ketika Juve unggul dengan 2-0, tetapi lewat penampilan heroik sang kapten United, Roy Keane, Setan Merah berhasil membalikkan keadaan dengan unggul 3-2 dan melaju ke final pertama mereka di ajang Liga Champion sejak tahun 1968. Keane sendiri, bersama Paul Scholes, gagal tampil dalam laga final melawan Bayern München. Pada ajang semifinal Piala FA, Keane dikartu merah saat melawan rival domestik United, Arsenal dan menyebabkan penalti pada menit-menit akhir laga. Peter Schmeichel kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menghadang penalti tersebut dan Ryan Giggs mencetak gol sensasional penutup laga setelah sendirian ia mendribel bola melewati sebagian pemain Arsenal. United kemudian memenangkan final Piala FA setelah mengalahkan Newcastle United lewat gol Sheringham dan Scholes, 2-0. Sebelum Final Piala FA Fergie telah memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris. Laga final Liga Champion diawali lewat gol Bayern München pada menit-menit awal. Pada saat turun minum, Fergie memompa semangat skuadnya dan memasukkan dua penyerang, Sheringham dan Solskjaer untuk mengejar ketinggalan dari Bayern. Pilihan Fergie terbukti jitu, saat laga memasuki 3 menit tambahan (injury time), Beckham melambungkan bola dari sepak pojok yang kemudian disambar oleh Teddy Sheringham, 1-1. Bayern yang dalam tekanan hebat dari United kembali terkena sepak pojok, yang kembali diambil oleh Beckham. Bola lambung dari Beckham kali ini diarahkan ke mulut gawang Bayern yang dijaga oleh Oliver Kahn, yang tidak mengantisipasi pergerakan Solskjaer di depan gawangnya. Umpan itu pun disontek pelan oleh Solskjaer ke dalam gawang Bayern sehingga membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada menit tambahan ke 3. Pita merah-hitam yang melambangkan warna seragam Bayern, yang telah melilit Piala Liga Champion pun diganti oleh warna merah-putih, warna kebesaran Manchester United. Pada akhir musim Alex Ferguson dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi menjadi Sir Alex Ferguson.[9] Musim ini juga menjadi musim terakhir bagi Peter Schmeichel di United, ia memilih pindah ke klub liga Portugal, Sporting Lisbon. Fergie kemudian mengambil Mark Bosnich dari Aston Villa untuk menggantikan posisi Schmeichel.
Pada musim 1999/00 dominasi United bersama Fergie semakin terlihat di klasemen akhir Liga Inggris, di mana Setan Merah unggul jauh atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Palmeiras di final. Giggs keluar sebagai pemain United pertama yang meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini. Kepiwaian Fergie dalam mengembangkan United sebagai merek global tutur mendongkrak performa klub pada ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi magnet bagi pemain sepak bola terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford. Pada akhir musim Fergie mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven seharga £18 juta, rekor pembelian pemain bagi klub Inggris saat itu, tetapi karena cedera maka United menunda kedatangan Nistelrooy setahun berikutnya. Fabien Barthez juga didatangkan dari AS Monaco senilai £7.8 juta, menjadikannya sebagai kiper termahal dunia saat itu. Barthez menggantikan posisi Bosnich dan Massimo Taibi sebagai kiper yang tampil buruk sepanjang musim. Musim 2000/01 diakhiri United dengan raihan Liga Premier Inggris untuk yang ketiga kalinya secara beruntun. Fergie jelas menjadi figur penting dalam raihan trofi United selama 3 musim terakhir. Namun performa United pada Liga Champion menemui kegagalan setelah kalah pada perempat final oleh Real Madrid pada musim 1999/00 dan Bayern München pada musim 2000/01. Pada akhir musim 2000/01 United mentransfer Juan Sebastián Verón dari Lazio senilai £28.1 juta. Verón menjadi pemain termahal yang pernah dibeli oleh Fergie saat itu.Ia bergabung bersama dengan van Nistelrooy yang telah sembuh dari cederanya tahun lalu.
Membangun kembali dan transisi
suntingPada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuad Fergie terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani United dengan merekrut bek Tim Nasional Inggris, Rio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz sebagai asisten manajer bagi United. Hasilnya terlihat pada musim 2002/03 di mana United berhasil menjadi juara Liga, di mana 2 bulan sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember, United berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas gelandang kanan United, David Beckham ke klub Spanyol, Real Madrid sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden di mana Fergie, yang sedang mengamuk pada istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham. Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan penyerang Louis Saha unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3 klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar Eropa tetapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat Setan Merah finis di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie mendatangkan kiper sarat pengalaman, Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park Ji Sung yang di transfer dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuad United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris di bawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan van Nistelrooy di United meenjadi tak menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuad Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid.
Liga Champions Eropa Kedua
suntingAwal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuad United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham Hotspur, Michael Carrick. Dan pada awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuad Setan Merah dengan nilai transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville. Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari Setan Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.
Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuadnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuadnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama Setan Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuadnya dan penampilan United sontak berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini juga merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu penalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan. Musim berikutnya Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia saat itu, £80 juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai manajer klub. Musim 2009/10 menghadirkan kekecewaan bagi Fergie di mana ia gagal mempertahankan gelar juara Liga Inggris dan melewati raihan trofi Liverpool.
Masa pensiun
suntingPada tanggal 8 Mei 2013, Ferguson mengumumkan bahwa ia telah memutuskan untuk pensiun sebagai manajer pada akhir musim sepak bola, tetapi akan tetap di klub sebagai direktur dan duta klub. The Guardian mengumumkan itu adalah "akhir dari sebuah era", sementara presiden UEFA Michel Platini menyebut Ferguson sebagai "seorang visioner sejati". Perdana Menteri Inggris David Cameron menggambarkan Ferguson sebagai "pria yang luar biasa dalam sepak bola Inggris". Mantan pemain Manchester United Paul Ince dan Bryan Robson setuju bahwa Ferguson akan menjadi "tindakan yang sulit untuk diikuti". Wakil Ketua Manchester United Joel Glazer mengatakan, "Tekadnya untuk sukses dan dedikasinya untuk klub benar-benar luar biasa." Ferguson mengungkapkan bahwa dia sebenarnya telah memutuskan bahwa dia akan pensiun pada bulan Desember 2012 dan sangat sulit untuk tidak mengungkapkan rencananya. Keputusan Ferguson untuk pensiun membuat saham United turun 5% di Bursa Efek New York.
Pada 9 Mei 2013, Manchester United mengumumkan manajer Everton David Moyes akan menggantikan Ferguson sebagai manajer klub mulai 1 Juli, setelah menandatangani kontrak enam tahun. Dalam pertandingan terakhir Ferguson bertanggung jawab, Manchester United bermain imbang 5–5 di West Bromwich Albion, hat-trick dari Romelu Lukaku, yang kemudian menjadi pemain United, menggagalkan kemenangan terakhir Ferguson.
Ferguson merilis otobiografi keduanya pada Oktober 2013 berjudul My Autobiography.
Pada Januari 2014, Ferguson ditunjuk sebagai Duta Pelatih UEFA, dan mengatakan "suatu kehormatan dan hak istimewa" untuk diberi peran tersebut. Pada bulan April 2014, diumumkan bahwa Ferguson akan mengambil "posisi mengajar jangka panjang" di Universitas Harvard, di mana ia akan mengajar kursus baru berjudul "Bisnis Hiburan, Media dan Olahraga". Ini terjadi enam bulan setelah dia mengungkapkan cetak biru kesuksesannya dimasukkan dalam Harvard Business Review dalam serangkaian wawancara dengan Anita Elberse. Bukunya, Leading: Learning from Life and My Years at Manchester United, diterbitkan bekerja sama dengan miliarder kapitalis ventura, penulis dan mantan jurnalis Michael Moritz pada Agustus 2015.
Statistik kepelatihan
suntingTim | Negara | Sejak | Hingga | Rekor | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
L | M | S | K | GF | GA | D | % Menang | ||||
East Stirlingshire F.C. | 1 Juni 1974 | 20 Oktober 1974 | 17 | 10 | 3 | 4 | 36 | 27 | +9 | 58,82 | |
St. Mirren | 21 Oktober 1974 | 31 Mei 1978 | 151 | 63 | 39 | 49 | 252 | 207 | +45 | 41,72 | |
Aberdeen | 1 Juni 1978 | 5 November 1986 | 453 | 268 | 105 | 80 | 898 | 364 | +534 | 59,16 | |
Timnas Skolandia | 10 September 1985 | 13 Juni 1986 | 10 | 3 | 4 | 3 | 8 | 5 | +3 | 30,00 | |
Manchester United | 6 November 1986 | 19 Mei 2013 | 1.500 | 895 | 338 | 267 | 2.769 | 1.365 | +1404 | 59,67 | |
Total | 2.131 | 1.239 | 489 | 403 | 3.963 | 1.968 | +1995 | 58,14 |
Gelar
sunting- St. Johnstone
- Scottish Football League Division 2 (1): 1962–63
- Falkirk
- Scottish Football League Division 2 (1): 1969–70
Kepelatihan
sunting- St. Mirren
- Scottish First Division (1): 1976–77
- Aberdeen (11 gelar)
- Scottish Premier Division (3): 1979–80, 1983–84, 1984–85
- Scottish Cup (4): 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86
- Scottish League Cup (1): 1985–86
- Drybrough Cup (1): 1980
- UEFA Cup Winners' Cup (1): 1982–83
- UEFA Super Cup (1): 1983
- Manchester United (38 gelar)
- Premier League (13): 1992–93, 1993–94, 1995–96, 1996–97, 1998–99, 1999–2000, 2000–01, 2002–03, 2006–07, 2007–08, 2008–09, 2010–11, 2012–13
- FA Cup (5): 1989–90, 1993–94, 1995–96, 1998–99, 2003–04
- League Cup (4): 1991–92, 2005–06, 2008–09, 2009–10
- FA Charity/Community Shield (10): 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010, 2011
- UEFA Champions League (2): 1998–99, 2007–08
- UEFA Cup Winners' Cup (1): 1990–91
- UEFA Super Cup (1): 1991
- Intercontinental Cup (1): 1999
- FIFA Club World Cup (1): 2008
Gelar Kebangsawanan
sunting- Commander of the Order of the British Empire (CBE): 1995
Referensi
sunting- ^ "Sir Alexander Chapman Ferguson". mufcinfo.com. MUFCInfo. Diakses tanggal 12 July 2011.
- ^ "Alex Ferguson". Londonhearts.com. London Hearts Supporters' Club. Diakses tanggal 5 December 2011.
- ^ Bell, Stephen; Zlotkowski, Andre (6 June 2008). "Scotland XI Tour of Asia and Oceania 1967". Rec.Sport.Soccer Statistics Foundation. Diakses tanggal 5 March 2011.
- ^ Rubio, Alberto; Clancy, Conor (23 May 2019). "Guardiola on his way to becoming the most successful coach of all time". Marca.
- ^ "Why youth is the key for Sir Alex". 2005-09-14. Diakses tanggal 2022-05-06.
- ^ The Boss. hlm. 117.
- ^ Campbell, Nicky (12 January 2006). "Guardian bullying article". The Guardian. London. Diakses tanggal 2007-11-11.
- ^ "Lewis heads sporting honours". BBC News. 1999-12-12. Diakses tanggal 2007-06-18.
- ^ "Arise Sir Alex". BBC News. 12 June 1999. Diakses tanggal 18 June 2007.
- ^ "Boss greets landmark game". Manchester United. 20 October 2010. Diakses tanggal 14 September 2011.
- ^ "United under Sir Alex Ferguson". StretfordEnd.co.uk. Diakses tanggal 14 September 2011.
Pustaka
sunting- Ferguson, Alex (2013). My Autobiography. Hodder & Stoughton Ltd. ISBN 0-340-91939-6.
- Barclay, Patrick (2010). Football – Bloody Hell!: The Biography of Alex Ferguson. Vintage. ISBN 0-224-08305-8.
- Crick, Michael (2003). The Boss: The Many Sides of Alex Ferguson. Pocket Books. ISBN 0-7434-2991-5.
- Ferguson, Alex (2000). Managing My Life: The Autobiography. Coronet Books. ISBN 0-340-72856-6.
Pranala luar
sunting- (Inggris) Profil di Manutdzone.com Diarsipkan 2018-12-15 di Wayback Machine.
- (Inggris) Ferguson merayakan 1.000th game