Bachtiar Effendi
Bachtiar Effendi (juga dieja Bachtiar Effendy; setelah 1903 – 1 April 1976) adalah seorang aktor dan sutradara film Indonesia yang juga aktif sebagai komentator budaya. Dia terjun ke dunia film pada tahun 1930 dan membuat beberapa film dengan Tan's Film sebelum bergabung dengan kelompok sandiwara Dardanella. Setelah menghabiskan sepuluh tahun di Malaya Britania, dia kembali ke Indonesia dan menyutradarai beberapa film sebelum di kirim ke Italia sebagai press attaché. Dia tinggal di negara itu untuk sisa hidupnya, karena tidak diterima di Indonesia setelah mendukung Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia.
Bachtiar Effendi | |
---|---|
Lahir | Setelah 1903 Padang, Hindia Belanda |
Meninggal | 1 April 1976 Roma, Italia |
Kebangsaan | Indonesia |
Dikenal atas | Aktor dan pembuat film |
Kehidupan awal
suntingBachtiar adalah adik dari Roestam Effendi, seorang penyair komunis yang lahir pada tahun 1903. Keluarga mereka berasal dari Padang, Sumatera Barat, tetapi kakak-beradik itu meninggalkan Padang saat mendapatkan pendidikan.[1] Bachtiar mengundurkan diri dari sekolah waktu masih di Algemeene Middelbare School (setingkat Sekolah Menengah Atas); namun, itu sudah lebih dari biasa untuk anak pribumi pada saat itu. Daripada menjadi mahasiswa hukum sebagaimana dituntut orang tuanya, Bachtiar menjadi buruh pada Tan's Film.[2]
Bachtiar main film untuk pertama kali pada tahun 1930 dalam Si Ronda. Dia lalu menjadi sutradara kedua sekaligus aktor untuk Melati van Agam (1931). Pada tahun 1932 dia menyutradarai film bicara Njai Dasima.[2] Setelah itu dia meninggalkan Tan's untuk menggantikan Andjar Asmara sebagai redaktur majalah film Doenia Film.[2]
Bachtiar bergabung dengan kelompok sandiwara Dardanella pada tahun 1936 sebagai pemain;[2] Andjar bertugas sebagai penulis.[3] Mereka berdua meninggalkan Dardanella tak lama kemudian untuk mendirikan kelompok sandiwara Bolero.[2] Setelah Andjar meninggalkan Bolero pada tahun 1940 supaya bisa bekerja di Java Industrial Film milik The Teng Chun,[3] Bachtiar menjadi pemimpin Bolero;[2] kelompok itu menjadi lebih vokal dalam mengkritik korupsi yang terdapat pada zaman itu.[4] Pada saat itulah, ia menikah dengan Zuhara.[5]
Pasca-kemerdekaan
suntingKelompok sandiwara Bolero bertempat di Melaka hingga tahun 1945; selain kerjanya dengan Bolero, Bachtiar menjadi terlibat dengan sinema Malaysia dan menjadi "ksatria budaya" ("culture warrior") dalam pers Melaka.[2][6][7] Bachtiar ditahan di Singapura karena tidak mendukung Inggris,[2] tetapi setelah dibebaskan ia mendapatkan peran dalam film Seruan Merdeka pada tahun 1949.[7] Dia kembali ke Indonesia – yang telah merdeka pada tahun 1945 – sekitar tahun 1950; di Indonesia dia mulai menyutradarai beberapa film untuk Perusahaan Film Nasional, atau PFN.[2] Ini termasuk Djiwa Pemuda (1951), yang merupakan gugatan agar bekas prajurit mulai bekerja sama demi kemajuan nasional.[8]
Pada tahun 1955 Bachtiar menjadi press attaché di Italia. Di akhir dekade itu dia menyatakan dukungannya untuk Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), sebuah usaha revolusi yang gagal. Setelah PRRI dibasmi, Bachtiar mengambil keputusan untuk menetap di Italia; konon dia mendapatkan peran kecil dalam film Italia.[9] Setelah pemerintah Soekarno runtuh pada tahun 1960-an, Bachtiar mulai pulang-pergi dari Italia ke Indonesia; dalam kunjungan-kunjungan itu dia bertemu dengan keluarga, main dalam iklan, dan memperlancar hubungan Italia-Indonesia. Dia meninggal di Roma pada tanggal 1 April 1976.[9]
Filmografi
suntingPemain
suntingTahun | Film | Peran |
---|---|---|
1930 | Si Ronda | Ronda |
1930 | Melati van Agam | – |
1951 | Bunga Rumah Makan | – |
Kru
suntingTahun | Film | Peran |
---|---|---|
1932 | Njai Dasima | Sutradara dan penulis |
1951 | Djiwa Pemuda | Sutradara |
1953 | Meratjun Sukma | Sutradara |
1954 | Antara Tugas dan Tjinta | Sutradara |
Rujukan
suntingCatatan kaki
- ^ Eneste 2001, hlm. 203.
- ^ a b c d e f g h i Said 1982, hlm. 138.
- ^ a b Said 1982, hlm. 137.
- ^ Bayly & Harper 2007, hlm. 116.
- ^ I.N. 1981, hlm. 215.
- ^ Harper 2001, hlm. 290.
- ^ a b Bayly & Harper 2007, hlm. 511.
- ^ Susanto 2003, hlm. 243.
- ^ a b Filmindonesia.or.id, Bachtiar Effendy.
Bibliografi
- "Bachtiar Effendy". Filmindonesia.or.id. National Library of Indonesia and Sinematek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-27. Diakses tanggal 27 August 2012.
- Bayly, Christopher Alan; Harper, Timothy Norman (2007). Forgotten Wars: Freedom and Revolution in Southeast Asia [Perang yang Terlupakan: Kemerdekaan dan Revolusi di Asia Tenggara] (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Belknap Press. ISBN 978-0-674-02153-2.
- Eneste, Pamusuk (2001). Buku Pintar Sastra Indonesia (edisi ke-3rd). Jakarta: Kompas. ISBN 978-979-9251-78-8 Periksa nilai: checksum
|isbn=
(bantuan). - Harper, T. N (2001). The End of Empire and the Making of Malaya [Akhir Kekaisaran dan Pembuatan Malaya] (dalam bahasa Inggris). Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0-521-00465-7.
- Said, Salim (1982). Profil Dunia Film Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers. OCLC 9507803.
- Susanto, A. Budi (2003). Identitas Dan Postkolonialitas Di Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. ISBN 978-979-21-0851-4.
- I.N., Soebagijo (1981). Jagat Wartawan Indonesia [Universe of Indonesian Journalists]. Jakarta: Gunung Agung. OCLC 7654542.
Pranala luar
sunting- Bachtiar Effendi di IMDb (dalam bahasa Inggris)