Josef Mengele
Josef Mengele ([ˈjoːzɛf ˈmɛŋələ] ⓘ; 16 Maret 1911 – 7 Februari 1979, dikenal juga sebagai Malaikat Maut (bahasa Jerman: Todesengel)[1] dan Malaikat Putih (bahasa Jerman: der Weisse Engel atau Weißer Engel),[2] adalah perwira Schutzstaffel (SS) Jerman Nazi dan dokter selama Perang Dunia II. Ia dikenal karena perbuatannya di Kamp konsentrasi Auschwitz, dimana ia melakukan eksperimen mematikan terhadap para tahanan dan menjadi anggota tim dokter yang menyeleksi tahanan yang akan dibunuh di kamar gas.[a] Saat pasukan Tentara Merah melakukan penyerangan balik melewati Polandia, Mengele dipindahkan ke Kamp konsentrasi Gross-Rosen yang terletak 280 kilometer (170 mi) dari Auschwitz pada 17 Januari 1945, hanya 10 hari sebelum kedatangan tentara Soviet ke Auschwitz.
Josef Mengele | |
---|---|
Julukan | Malaikat Maut (bahasa Jerman: Todesengel) |
Lahir | Günzburg, Kerajaan Bayern | 16 Maret 1911
Meninggal | 7 Februari 1979 Bertioga, Brasil | (umur 67)
Pengabdian | Nazi Jerman |
Dinas/cabang | Schutzstaffel |
Lama dinas | 1938—1945 |
Pangkat | Hauptsturmführer, SS (Kapten) |
Komandan | Percobaan medis pada tawanan di Kamp konsentrasi Auschwitz, dan orang yang memilih siapa saja tawanan yang akan dimasukkan dalam kamar gas di Auschwitz |
Perang/pertempuran | Perang Dunia II |
Penghargaan | Salib Besi Kelas I Black Badge for the Wounded Medal for the Care of the German People |
Pasangan | Irene Schönbein
(m. 1939; c. 1954)Martha Mengele (m. 1958) |
Anak | Rolf Mengele |
Tanda tangan |
Sebelum perang, Mengele mendapatkan gelar doktor dalam bidang antropologi dan kesehatan, dan memulai karier sebagai peneliti. Ia lalu bergabung dengan Partai Nazi pada tahun 1937 dan SS pada 1938. Ia ditugasi untuk menjadi perwira batalyon medis pada awal Perang Dunia II, kemudian dipindahkan ke dinas kamp konsentrasi Nazi pada awal 1943 di Auschwitz, dimana ia melihat kesempatan untuk mengadakan penelitian genetis kepada manusia. Eksperimennya terfokus pada para saudara kembar, dengan tidak mempedulikan kesehatan dan keamanan dari para korbannya.[3][4]
Setelah perang, Mengele kabur ke Amerika Selatan. Ia berlayar menuju Argentina pada Juli 1949, dibantu oleh jaringan mantan anggota SS. Ia lalu tinggal di pinggir Buenos Aires, lalu berpindah ke Paraguay pada tahun 1959 dan Brazil setahun berikutnya. Ia dicari-cari oleh pihak Jerman Barat, Israel, dan pemburu Nazi seperti Simon Wiesenthal, yang ingin membawanya ke pengadilan. Mengele mampu lolos dari penangkapan kendatipun Pemerintah Jerman Barat telah meminta perjanjian ekstradisi dan operasi rahasia sudah dijalankan oleh badan intelijen Israel Mossad. Ia meninggal karena tenggelam pada tahun 1979 setelah menderita stroke saat berenang di pantai Bertioga, dan dikuburkan dengan nama palsu Wolfgang Gerhard.[2] Makamnya lalu dibongkar dan jasadnya resmi diidentifikasi secara forensik pada tahun 1985.
Kehidupan awal
suntingMengele lahir di Günzburg pada 16 Maret 1911, ia adalah anak sulung dari Walburga (nama gadis: Hupfauer) dan Karl Mengele.[5] Ia memiliki dua adik bernama Karl Jr. dan Alois. Ayahnya adalah pendiri perusahaan Karl Mengele & Sons, yang memproduksi alat-alat pertanian.[6] Mengele sangat sukses dalam pendidikannya dan memiliki ketertarikan pada musik, seni, dan ski.[7] Ia menyelesaikan SMA nya pada April 1930 dan berkuliah filsafat di Munich,[8] kota yang sama dimana markas Nazi berada.[9] Pada 1931, ia bergabung dengan Der Stahlhelm, sebuah organisasi paramiliter yang kemudian bergabung dengan Sturmabteilung (Storm Detachment; SA) pada 1934.[8][10] Pada 1935, Mengele mendapat gelar Ph.D pada bidang antropologi dari Universitas Munich.[8] Pada Januari 1937, ia bergabung dengan Institut Biologi Keturunan dan Kebersihan Ras di Frankfurt, dimana ia bekerja untuk Dr. Otmar Freiherr von Verschuer, seorang ahli genetika yang memiliki ketertarikan meneliti saudara kembar.[8]
Sebagai asisten von Verschuer, Mengele berfokus pada faktor genetik yang menghasilkan celah bibir atau celah dagu.[11] Tesis nya membuatnya mendapatkan gelar doktor di bidang kesehatan secara cum laude dari Universitas Frankfurt pada 1938.[12] (kedua gelar ini dicabut oleh universitas pada dasawarsa 1960 an.)[13] Pada catatan rekomendasi, von Verschuer memuji kemampuan Mengele dalam mengungkapkan materi yang kompleks secara verbal dengan jelas.[14] Penulis Amerika Robert Jay Lifton mengatakan bahwa karya-karya Mengele diterbitkan sesuai dengan arus utama bidang keilmiahan saat itu, dan mungkin akan dianggap sebagai upaya ilmiah yang hebat bahkan di luar Jerman Nazi.[14]
Pada 28 Juli 1939, Mengele menikahi Irene Schönbein. Mereka berdua bertemu saat bekerja di Leipzig.[15] Anak mereka satu-satunya, Rolf, lahir pada 1944.[16]
Dinas militer
suntingIdeologi Nazisme menggabungkan elemen antisemitisme, kebersihan ras, dan eugenika, dan dikombinasi dengan semangat pan-Jermanisme dan territorial ekspansionisme teritori dengan tujuan meraih sebanyak mungkin Lebensraum (ruang hidup) bagi rakyat Jerman.[17] Jerman Nazi melakukan usaha meraih wilayah baru ini dengan menyerang Polandia dan Uni Soviet, dan mendeportasi atau membunuh etnis Yahudi dan Slavia yang hidup di dalamnya, yang dimana oleh Nazi mereka dianggap lebih rendah dari Ras Arya.[18]
Mengele bergabung dengan Partai Nazi pada 1937 dan Schutzstaffel (SS; pasukan pertahanan) pada 1938. Ia mendapatkan pelatihan dasar pada 1938 bersama dengan Gebirgsjäger (pasukan infanteri ringan pegunungan) dan dipanggil untuk berdinas di Wehrmacht (angkatan bersenjata Nazi) pada Juni 1940, beberapa bulan sebelum pecahnya Perang Dunia II. Ia lalu menjadi sukarelawan pada bidang medis di Waffen-SS, cabang pasukan tempur SS, dimana disana ia berpangkat SS-Untersturmführer (letnan dua) di batalyon medis hingga November 1940. Ia kemudian ditugaskan ke SS-Rasse- und Siedlungshauptamt (Markas Pusat Urusan Ras dan Pemukiman SS) di Poznań, yang bertugas mengevalusi kandidat untuk proses Jermanisasi.[19][20]
Pada Juni 1941, Mengele dipindah tugaskan ke Ukraina, dimana ia dianugerahi Salib Besi kelas kedua. Pada Januari 1942, ia bergabung dengan Divisi Panser SS ke-5 Wiking sebagai perwira medis. Setelah menyelamatkan dua tentara Jerman dari tank yang terbakar, ia dianugerahi Salib Besi kelas satu, dan Lencana Luka hitam, dan Medali Kepedulian Rakyat Jerman. Ia dinyatakan tidak fit untuk dinas selanjutnya setelah terluka dalam pertempuran didekat Rostov-on-Don. Setelah kesembuhannya, ia kembali ke Markas Pusat Urusan Ras dan Pemukiman SS di Berlin, dan melanjutkan pekerjaan dengan von Verschuer, yang sekarang menjadi direktur Institut Kaisar Wilhelm untuk Antropologi, Keturunan Manusia, dan Eugenika. Mengele dipromosikan sebagai SS-Hauptsturmführer (kapten) pada April 1943.[21][22][23]
Auschwitz
suntingPada 1942, Auschwitz II (Birkenau), awalnya digunakan untuk tempat tinggal para pekerja paksa, kemudian mulai digunakan juga untuk kamp eksterminasi.[24][25] Para tahanan dibawa menggunakan kereta dari seluruh wilayah yang diduduki Jerman, dan datang secara harian.[26] Pada Juli 1942, para dokter SS mengadakan seleksi dimana para Yahudi akan disegregasikan, dan mereka yang dianggap mampu bekerja akan masuk ke kamp sedangkan mereka yang tidak sehat akan langsung dibawa ke kamar gas untuk dibunuh.[27] Para pendatang yang kemudian diseleksi untuk dibunuh berjumlah sekitar tiga perempat dari keseluruhan,[b] termasuk seluruh anak-anak, wanita dengan anak kecil, ibu hamil, orang lanjut usia, dan semua yang tampak (berdasarkan inspeksi dari dokter SS) tidak sehat.[29][30]
Pada awal 1943, dengan saran dari von Verschuer, Mengele meminta ditugaskan menuju kamp konsentrasi.[21][31] Pengajuannya disetujui dan ia ditugaskan ke Auschwitz, dimana dia ditunjuk oleh SS-Standortarzt Eduard Wirths, kepala bidang medis di Auschwitz, sebagai dokter kepala dari Zigeunerfamilienlager (kamp keluarga Rumania) di Birkenau,[21][31] sebuah kamp yang lebih kecil di dalam komplek utama Auschwitz. Para dokter SS tidak memberikan perawatan kesehatan kepada tahanan Auschwitz, namun tugas mereka mengawasi aktivitas tahanan yang dulunya dokter yang dipaksa bekerja di layanan medis di kamp tersebut.[32] Sebagai bagian dari tugas, Mengele berkunjung setiap pekan ke dalam barak rumah sakit dan memerintahkan tahanan yang tidak sembuh setelah dua minggu untuk dikirim ke kamar gas.[33]
Mengele juga ikut dalam melakukan seleksi, sebuah tugas yang ia pilih ketika tidak ada tugas lain untuk dikerjakan, dengan harapan ia akan menemukan subyek yang cocok untuk penelitiannya,[34] seperti mereka yang merupakan saudara kembar.[35] Tidak seperti banyak dokter SS lain yang menganggap tugas seleksi sebagai tugas penuh tekanan dan tidak menyenangkan, Mengele menjalankan tugas ini dengan gembira, sering kali tersenyum dan kadang bersiul.[36][32] Ia juga salah satu dari para dokter SS yang bertanggung jawab mengelola administrasi Zyklon B, pestisida berbasis sianida yang digunakan sebagai pembunuh-massal di kamar gas Birkenau. Ia bertugas di kamar gas yang terletak di krematorium IV dan V.[37]
Saat wabah noma (penyakit bakteri gangren di mulut dan wajah) terjadi di kamp orang-orang Rumania pada 1943, Mengele menginisiasi studi untuk memusnahkan penyebab penyakit ini mengembangkan cara pengobatan. Ia mengangkat seorang asisten yang berasal dari tahanan yaitu Dr. Berthold Epstein, seorang dokter anak dan profesor di Universitas Praha. Para pasien diisolasi di barak terpisah dan beberapa anak dibunuh sehingga kepala dan organ mereka bisa dikirim ke Akademi Medis SS di Graz atau fasilitas medis lainnya untuk dipelajari. Penelitian ini masih berlanjut ketika kamp Rumania dibersihkan dan sisa penghuninya dibunuh pada 1944.[3]
Sebagai respon dari epidemi tifus di kamp wanita, Mengele mengosongkan satu blok berisi 600 wanita Yahudi untuk dibunuh di kamar gas. Bangunan kamp lalu dibersihkan dan didisinfeksi, lalu para penghuni blok sebelahnya dimandikan dan diberi pakaian baru sebelum dipindahkan ke blok yang sudah dibersihkan. Proses ini diulangi hingga semua barak sudah dibersihkan. Prosedur yang sama digunakan dalam epidemi demam Scarlet dan penyakit lainnya, dengan penghuni yang terinfeksi langsung dibunuh di kamar gas. Atas aksi ini, Mengele dianugerahi Salib Kehormatan Perang (Kelas Kedua dengan pedang) dan dipromosikan sebagai Dokter Kepala di sub-kamp Birkenau.[38]
Eksperimen manusia
suntingMengele menggunakan Auschwitz sebagai kesempatan untuk melanjutkan studi antropologi dan penelitiannya terhadap keturunan, menggunakan tahanan dalam eksperimen manusia.[3] Prosedur medis yang ia lakukan tidak menunjukkan adanya pertimbangan akan kesehatan, keamanan, atau penderitaan fisik dan batin dari para korban.[3][4] Ia secara khusus tertarik kepada kembar identik, seseorang dengan heterokromia iridum (mata dengan dua warna), orang kerdil, dan seseorang dengan ketidaknormalan fisik.[3] Izin diberikan oleh Deutsche Forschungsgemeinschaft (Yayasan Penelitian Jerman), atas permintaan dari von Verschuer, yang menerima laporan rutin dan spesimen dari Mengele. Izin yang diberikan termasuk pembuatan laboraturium patologi yang berada di Krematorium II di Auschwitz II-Birkenau.[39] Dr. Miklós Nyiszli, seorang ahli patologi yang juga seorang Yahudi-Hungaria dibawa ke Auschwitz pada 29 Mei 1944, melakukan pembedahan dan menyiapkan spesimen untuk laboratorium ini.[40] Percobaan saudara kembar ini adalah bagian dari tujuan untuk membuktikan supremasi keturunan atas lingkungan dan memperkuat premis Nazi yaitu superioritas Ras Arya.[41]
Subyek penelitian Mengele diberi makanan yang lebih baik dari tahanan yang lain, dan tidak dikenakan eksekusi di kamar gas untuk sementara waktu.[42] Ia membuat taman kanak-kanak untuk anak-anak yang menjadi subyek penelitiannya, seperti sekolah anak yang sudah ada di kamp Rumania. Fasilitas ini menyediakan makanan yang lebih baik dan kondisi hidup yang lebih layak dari area kamp yang lain, dan juga terdapat taman bermain anak.[43] Saat mengunjungi subyeknya, ia memperkenalkan diri sebagai "Paman Mengele" dan memberi mereka permen,[44] bersamaan dengan ia jugalah yang bertanggung jawab atas kematian yang belum diketahui jumlah pastinya terhadap anak-anak yang ia bunuh lewat suntikan mati, tembakan, pukulan dan beberapa metode mematikannya.[45] Pada 1986, Lifton dalam bukunya menyebut Mengele adalah seseorang yang sadistik, tidak memiliki empati dan seorang antisemit yang ekstrim, mempercayai bahwa bangsa Yahudi harus dibinasakan seluruhnya sebagai ras yang rendah dan berbahaya.[46] Rolf Mengele kemudian mengklaim ayahnya tidak menunjukkan penyesalan terhadap apa yang ia lakukan saat perang.[47]
Seorang mantan tahanan yang juga dokter berpendapat mengenai Mengele:
Ia mampu berlaku baik terhadap anak-anak, membuat mereka menyukainya, membawakan mereka permen, memikirkan detil kecil dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan melakukan sesuatu yang akan membuat kita kagum ... Namun selanjutnya, ... krematorium berasap, dan anak anak ini esok harinya atau dalam setengah jam kemudian, ia akan mengirimnya kesana. Yah, disinilah anomali terjadi.[48]
Saudara kembar ini menjalani pemeriksaan mingguan untuk mengukur bagian-bagian fisik mereka. Hal ini dilakukan oleh Mengele sendiri ataupun salah satu asistennya.[49] Eksperimen yang ia lakukan termasuk amputasi bagian tubuh, menginfeksi mereka dengan tifus atau penyakit lainnya, dan mentransfusikan darah satu sama lain. Banyak dari korbannya meninggal saat prosedur dilakukan,[50] dan yang masih hidup terkadang dibunuh dan dibedah ketika Mengele tidak memerlukannya lagi.[51] Nyiszli teringat pada satu kesempatan Mengele sendiri membunuh 14 pasang saudara kembar dalam satu malam dengan menyuntik jantung mereka dengan kloroform.[32] Jika satu pasang saudara kembar sudah mati, ia akan membunuh yang lain untuk mendapatkan data perbandingan untuk laporan pasca-kematian untuk tujuan penelitian.[52]
Eksperimen mata Mengele termasuk percobaan mengubah warna mata dengan menyuntik bahan kimia ke mata subyek hidup, dan ia juga membunuh seseorang dengan heterokromatik sehingga matanya bisa diambil dan dikirim ke Berlin untuk diteliti.[53] Eksperimennya terhadap orang kerdil atau orang dengan fisik yang abnormal dilakukan dengan mengukur bagian fisik, mengambil darah, mengambil gigi yang sehat dan pemberian perlakuan dengan obat tertentu atau dengan sinar-x.[4] Beberapa dari korbannya dikirim ke kamar gas setelah dua minggu dan tengkorak mereka akan dibawa ke Berlin untuk analisis lebih lanjut.[54] Mengele mencari wanita hamil, dimana ia bisa melakukan eksperimen sebelum mengirim mereka ke kamar gas.[55] Seorang saksi bernama Vera Alexander menggambarkan bahwa Mengele menjahit sepasang saudara kembar dalam percobaan membuat kembar siam;[50] dua anak ini lalu meninggal karena gangren setelah beberapa hari menderita.[56]
Setelah Auschwitz
suntingBersama beberapa dokter Auschwitz yang lain, Mengele dipindahkan menuju ke Kamp konsentrasi Gross-Rosen di Silesia Hilir pada 17 Januari 1945, ia membawa dua kotak penuh spesimen dan laporan eksperimennya di Auschwitz. Banyak dari laporan medis di dalam kamp telah dihancurkan oleh SS[57][58] saat Tentara Merah membebaskan Auschwitz pada 27 Januari.[59] Mengele kemudian kabur dari Gross-Rosen pada 18 Februari, seminggu sebelum pasukan Soviet datang ke tempat tersebut, ia lalu pergi ke barat tepatnya ke Žatec di Cekoslowakia, menyamar sebagai perwira Wehrmacht. Di sana ia untuk sementara mempercayakan dokumen-dokumennya yang memberatkan kepada seorang perawat yang dengannya ia menjalin hubungan.[57] Ia dan unitnya lalu kembali pergi ke barat untuk menghindari kejaran Soviet, namun untuk menjadi tahanan perang Amerika pada Juni 1945. Meskipun Mengele terdaftar atas namanya sendiri, ia tidak teridentifikasi sebagai pelaku kejahatan serius selama Sekutu masih bertindak tanpa koordinasi yang baik dan belum adanya daftar pencarian orang, dan juga ada fakta dimana ia tidak memiliki Tato kelompok darah SS.[60] Ia dilepaskan pada bulan Juli dengan memperoleh identitas palsu atas nama "Fritz Ullman", dokumen yang kemudian dia ubah untuk dibaca "Fritz Hollmann".[61]
Setelah beberapa bulan pelarian, termasuk perjalanan kembali ke wilayah yang dikuasai Uni Soviet untuk mengambil kembali dokumen-dokumen laporannya selama di Auschwitz, Mengele menemukan pekerjaan di dekat Rosenheim sebagai buruh tani.[62] Ia lalu kabur dari Jerman pada 17 April 1949,[63][64] setelah meyakini bahwa penangkapannya akan berujung pada hukuman mati. Dibantu oleh jaringan mantan anggota SS, ia menggunakan apa yang disebut "lorong tikus" untuk pergi ke Genoa, dimana disana ia mendapat paspor dari Komite Internasional Palang Merah dengan nama samaran "Helmut Gregor", dan berlayar menuju Argentina pada Juli 1949.[65] Istrinya menolak untuk menemaninya, lalu mereka bercerai pada 1954.[66]
Di Amerika Selatan
suntingMengele bekerja sebagai tukang kayu di Buenos Aires, Argentina, dan tinggal di sebuah pondokan di wilayah suburban, Vicente López.[67] Setelah beberapa hari ia tinggal di rumah simpatisan Nazi di wilayah yang lebih layak dari sebelumnya di Florida Este. Ia lalu bekerja sebagai penjual alat-alat pertanian produksi keluarganya di Karl Mengele & Sons, dan pada tahun 1951 ia mulai bepergian ke Paraguay sebagai perwakilan penjualan regional.[68] Ia lalu pindah ke apartemen di pusat Buenos Aires pada tahun 1953, menggunakan uang keluarga untuk membeli alat-alat untuk memenuhi ketertarikannya pada bidang tukang kayu, ia lalu pindah ke rumah sewa di Olivos pada tahun 1954.[69] Sebuah dokumen dirilis oleh Pemerintah Argentina pada tahun 1992 mengindikasikan bahwa Mengele membuka praktik dokter tanpa lisensi saat tinggal di Buenos Aires, termasuk melakukan aborsi.[70]
Setelah mendapatkan salinan akta kelahirannya melalui Kedutaan Jerman Barat pada 1956, Mengele mengajukan permohonan izin tinggal dengan nama aslinya. Ia juga menggunakan dokumen ini untuk membuat paspor Jerman Barat, juga menggunakan nama aslinya, lalu kemudian ia pergi ke Eropa.[71][72] Ia mengajak dengan anaknya Rolf (yang sudah diberitahu Mengele adalah "Paman Fritz")[73] dan adil iparnya yang merupakan seorang janda berana Martha, untuk liburan ski di Swiss; ia juga melewatkan satu pekan di kota kelahirannya di Günzburg.[74][75] Saat kembali ke Argentina pada September 1956, Mengele mulai hidup dengan nama aslinya. Martha dan anaknya Karl Heinz ikut ke Argentina sebulan kemudian dan mereka bertiga hidup bersama. Josef dan Martha kemudian menikah pada 1958 saat berlibur ke Uruguay, dan mereka membeli rumah di Buenos Aires.[71][76] Mengele lalu mengelola bisnis farmasi yang diperoleh secara patungan dengan lahan pertanian Fadro.[74] Bersama dengan beberapa dokter lainnya, Mengele diselidiki atas kematian seorang gadis remaja setelah aborsi pada 1958, namun ia dibebaskan dari tuduhan. Menyadari bahwa publisitas akan membuka cerita aktivitasnya saat perang latar belakangnya sebagai Nazi, ia lalu melakukan perjalanan bisnis ke Paraguay dan mendapat kewarganegaraan setempat pada tahun 1959 dengan nama "José Mengele".[77] Ia kembali ke Buenos Aires beberapa kali untuk urusan bisnis dan mengunjungi keluarganya. Martha dan Karl tinggal di sebuah rumah singgah hingga Desember 1960, kemudian mereka kembali ke Jerman.[78]
Nama Mengele disebutkan beberapa kali saat Pengadilan Nuremberg di pertengahan dasawarsa 1940an, namun pihak Sekutu mempercayai bahwa ia telah tewas.[79] Irene Mengele dan keluarganya di Günzburg juga mengatakan bahwa ia telah meninggal.[80] Bekerja di Jerman Barat, para pemburu Nazi seperti Simon Wiesenthal dan Hermann Langbein mengumpulkan informasi dari para saksi-saksi mengenai aktivitas Mengele saat perang. Dalam pencarian di catatan sipil, Langbein menemukan akta cerai Mengele yang beralamat di Buenos Aires. Ia dan Wiesenthal menekan otoritas Jerman Barat untuk melakukan ekstradisi, dan surat perintah penangkapan dibuat pada 5 Juni 1959.[81][82] Argentina awalnya menolak permohonan ekstradisi karena buronan yang dicari tidak lagi tinggal di alamat yang disebutkan dalam dokumen; saat perjanjian ekstradisi disetujui pada 30 Juni, Mengele sudah kabur ke Paraguay dan hidup di lahan pertanian dengan perbatas dengan Argentina.[83]
Usaha Mossad
suntingPada Mei 1960, Isser Harel, direktur Mossad (agen intelijen Israel), memimpin usaha penangkapan yang sukses terhadap Adolf Eichmann di Buenos Aires. Ia lalu berharap bisa melacak keberadaan Mengele, agar ia bisa ditangkap untuk diadili di Israel.[84] Dalam interogasi, Eichmann mengungkap alamat pondokan yang digunakan sebagai rumah aman untuk para buronan Nazi. Pengawasan di rumah tersebut tidak mampu mengungkap keberadaan Mengele atau keluarganya, dan seorang tukang pos mengklaim bahwa meskipun Mengele telah beberapa menerima surat dengan menggunakan nama aslinya, ia sudah pindah dengan tidak memberikan alamat barunya. penyelidikan Harel di toko mesin dimana Mengele menjadi salah satu pemilik disana juga gagal untuk mendapatkan informasi baru, ia lalu dipaksa untuk menghentikan pencarian.[85]
Meskipun sudah memberikan Mengele dokumen legal menggunakan nama aslinya pada 1956 (yang membuatnya mndapatkan izin tinggal permanen di Argentina), Jerman Barat kini mengadakan sayembara untuk penangkapannya. Pemberitaan surat kabar mengenai aktivas Mengele di kala perang, dan disertai beberapa foto pendukung, membuatnya harus berpindah lagi pada 1960. Mantan pilot Hans-Ulrich Rudel membuatnya kembali terhubung dengan pendukung Nazi Wolfgang Gerhard, yang membantu Mengele melintasi perbatasan ke Brasil.[78][86] Ia tinggal bersama Gerhard di lahan pertaniannya di dekat São Paulo hingga mendapat tempat tinggal lain, bersama dengan ekspatriat Hungaria bernama Géza and Gitta Stammer. Dengan bantuan dari Mengele, pasangan ini membeli lahan pertanian di Nova Europa, dimana Mengele memberikan pekerjaan kepada pasangan ini untuk mengelola lahan tersebut. Ketiganya lalu membeli lahan kopi dan peternakan di Serra Negra pada 1962, dengan Mengele mendapat setengah dari pendapatan.[87] Gerhard berkata pada suami istri Stammer bahwa nama Mengele adalah "Peter Hochbichler", namun mereka berdua menemukan kebenaran identitas Mengele pada 1963. Gerhard mengatakan pada mereka untuk tidak melaporkan Mengele kepada pihak berwenang karena mereka berdua akan ikut dianggap sebagai penyelundup buronan.[88] Pada Februari 1961, Jerman Barat memperluas perjanjian ekstradisinya, termasuk ke Brasil untuk kemungkinan barangkali Mengele telah dipindahkan kesana.[89]
Sementara itu, Zvi Aharoni, salah satu agen Mossad yang terlibat dalam penangkapan Eichmann, ditugasi untuk mengepalai tim yang bertugas melacak Mengele dan membawanya ke Israel. Penyelidikan mereka di Paraguay tidak menghasilkan apa apa, dan mereka tidak dapat menyadap surat-menyurat antara Mengele dan istrinya Martha, yang saat itu tinggal di Italia. Para agen yang mengikuti jejak Rudel juga tidak membuahkan hasil.[90] Aharoni dan timnya lalu membuntuti Gerhard ke pedesaan di dekat São Paulo, dimana ia mengenali seseorang berwajah Eropa yang mereka yakini sebagai Mengele.[91] Penemuan potensial ini lalu dilaporkan kepada Harel, namun kendala logistik dan biaya pencarian dan penangkan serta prioritas Israel untuk fokus pada perang dengan Mesir membuat Mossad menghentikan perburuan mereka terhadap Mengele pada 1962.[92]
Kehidupan selanjutnya dan kematian
suntingPada tahun 1969, Mengele dan suami istri Stammer secara bersama membeli rumah pertanian di Caieiras, dengan Mengele sebagai ko-pemilik.[93] Saat Wolfgang Gerhard kembali ke Jerman pada 1971 untuk mencari perawatan kesehatan untuk mencari perawatan medis untuk istri dan putranya yang sakit, ia memberikan dokumen identitas nya kepada Mengele.[94] Pertemanan suami istri Stammer dengan Mengele memburuk pada akhir 1974, dan saat mereka berda membeli sebuah rumah di São Paulo, Mengele tidak diajak untuk bergabung dengan mereka.[c] Suami istri Stammers kemudian membeli bungalow di Eldorado daerah tetangga São Paulo, dimana mereka menyewakannya pada Mengele.[97] Rolf, yang tak pernah melihatnya lagi sejak liburan ski pada 1956, mengunjunginya di bungalow pada 1977; ROlf menyatakan bahwa ayahnya tidak pernah menyesali perbuatannya, dan berkata tidak pernah secara pribadi melukai siapa pun dan hanya menjalankan tugasnya sebagai seorang perwira.[98]
Kesehatan Mengele mulai menurun sejak 1972. Ia menderita stroke pada 1976,[99] mengalami tekanan darah tinggi dan, mengalami infeksi telinga yang berpengaruh pada keseimbangan tubuhnya. Pada 7 Februari 1979, saat ia mengunjungi kawannya Wolfram dan Liselotte Bossert di sebuah sanggraloka di pantai Bertioga, Strokenya kambuh saat ia berenang dan ia tenggelam.[100] Jasadnya dikuburkan di Embu das Artes dengan nama "Wolfgang Gerhard", identitas yang ia gunakan sejak 1971.[101]
Nama samaran lain yang pernah digunakan Mengele adalah "Dr. Fausto Rindón" dan "S. Josi Alvers Aspiazu".[102]
Penggalian makam
suntingSementara itu, kemuculan Josef Mengele dilaporkan di seluruh dunia. Wiesenthal mengklaim ia mempunyai informasi mengenai keberadaan Mengele di Pulau Kythnos di Yunani pada 1960,[103] di Kairo pada 1961,[104] di Spanyol pada 1971,[105] dan di Paraguay pada 1978, 18 tahun setelah ia meninggalkan negaranya.[106] Ia bersikeras pada akhir 1985 bahwa Mengele masih hidup—enam bulan setelah kematiannya—setelah sebelumnya ditawari hadiah US$100,000 (setara dengan $260 pada 2022) pada 1982 untuk menangkap buronan tersebut.[107] Perhatian dunia mulai meningkat saat sebuah pengadilan tiruan digelar di Jerusalem pada Februari 1985, melibatkan kesaksian ratusan korban eksperimen Mengele. Setelah itu pemerintah Jerman Barat, Israel dan Amerika Serikat mulai berkoordinasi untuk mulai mencari di mana keberadaan Mengele. Pemerintah Jerman Barat dan Israel menawarkan hadiah untuk ini begitu juga The Washington Times dan Simon Wiesenthal Center.[108]
Pada 31 Mei 1985, aksi intelijen yang disetujui Kejaksaan Agung Jerman Barat, polisi mengepung rumah Hans Sedlmeier, teman Mengele dan manajer penjualan perusahaan keluarga di Günzburg.[109] Mereka menemukan buku agenda mengenai surat yang dikirim dan diterima dari Mengele. Beberapa di antaranya terdapat surat dari Wolfram Bossert yang memberitahukan bahwa Mengele telah meninggal dunia.[110] Pihak Jerman Barat lalu menginfokan kepada polisi di São Paulo, dan menangkap suami istri Bossert. Setelah diinterogasi, mereka menunjukkan lokasi makam Mengele,[111] dan makamnya dibongkar pada 6 Juni 1985. Penyelidikan forensik ekstensif menunjukkan kecocokan yang tinggi kerangka-kerangka yang ditemukan dengan Josef Mengele.[112] Rolf Mengele mengeluarkan pernyataan pada 10 Juni mengkonfirmasi bahwa kerangka-kerangka yang ditemukan adalah ayahnya, dan ia mengakui berita kematian ayahnya telah ditutupi untuk melindungi orang-orang yang telah melindunginya bertahun-tahun.[113]
Pada 1992, sebuah Tes DNA mengungkapkan bahwa kerangka tersebut adalah Mengele adalah benar,[114] namun anggota keluarganya di Jerman menolak permohonan pihak Brasil untuk merepatriasi sisa-sisa Mengele ke Jerman.[115] Kerangkanya lalu diletakkan di São Paulo Institute untuk kepentingan pendidikan forensik, di mana kerangkanya dipakai untuk alat peraga pelajaran di Sekolah Medis Universitas São Paulo.[116]
Perkembangan selanjutnya
suntingPada tahun 2007, United States Holocaust Memorial Museum menerima donasi Album Höcker, sebuah album foto dari staf Auschwitz yang diambil oleh Karl-Friedrich Höcker. Ada 8 foto yang menampilkan Mengele.[117]
Pada Februari 2010, buku harian Mengele yang berjumlah 180 an halaman dijual oleh Alexander Autographs pada pelelangan dan jatuh ke tangan cucu dari penyintas Holokaus. Pemilik sebelumnya yang tidak dikenal, yang memperoleh jurnal-jurnal di Brasil, dilaporkan dekat dengan keluarga Mengele. Sebuah organisasi penyintas Holocaust menggambarkan penjualan itu sebagai "tindakan eksploitasi yang bertujuan mengambil untung dari tulisan-tulisan salah satu penjahat Nazi paling keji".[118] Rabi Marvin Hier dari Simon Wiesenthal Center senang melihat buku harian itu jatuh ke tangan Yahudi. "Pada saat Presiden Iran (saat itu), Ahmadinejad secara teratur menyangkal Holocaust dan anti-Semitisme dan kebencian terhadap orang Yahudi, hal ini kembali menjadi perbincangan, kepemilikan ini sangat bermakna".[119] Pada tahun 2011, ditengah protes, 31 volume buku harian Mengele yang lain terjual kembali oleh rumah lelang yang sama kepada seorang kolektor memorabilia Perang Dunia II dengan harga 245.000 dolar Amerika Serikat.[120]
Lihat pula
suntingReferensi
suntingCatatan informasi
sunting- ^ Para pendatang baru di kamp dinilai apakah mampu untuk dikerahkan untuk kerja paksa, dan yang tidak mampu langsung diarahkan ke kamar gas.
- ^ 85% dari warga Hungaria yang datang langsung dibunuh.[28]
- ^ Berdasarkan sebuah entri di buku harian Mengele dan wawancara dengan teman-temannya, sejarawan seperti Gerald Posner dan Gerald Astor percaya bahwa Mengele memiliki hubungan secara seksual dengan Gitta Stammer.[95][96]
Sitasi
sunting- ^ Levy 2006, hlm. 242.
- ^ a b USHMM: Josef Mengele.
- ^ a b c d e Kubica 1998, hlm. 320.
- ^ a b c Astor 1985, hlm. 102.
- ^ Astor 1985, hlm. 12.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 4–5.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 6–7.
- ^ a b c d Kubica 1998, hlm. 318.
- ^ Kershaw 2008, hlm. 81.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 8, 10.
- ^ Weindling 2002, hlm. 53.
- ^ Allison 2011, hlm. 52.
- ^ Levy 2006, hlm. 234 (footnote).
- ^ a b Lifton 1986, hlm. 340.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 11.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 54.
- ^ Evans 2008, hlm. 7.
- ^ Longerich 2010, hlm. 132.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 16.
- ^ Kubica 1998, hlm. 318–319.
- ^ a b c Kubica 1998, hlm. 319.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 16–18.
- ^ Astor 1985, hlm. 27.
- ^ Longerich 2010, hlm. 282–283.
- ^ Steinbacher 2005, hlm. 94, 96.
- ^ Steinbacher 2005, hlm. 104–105.
- ^ Rees 2005, hlm. 100.
- ^ Steinbacher 2005, hlm. 109.
- ^ Levy 2006, hlm. 235–237.
- ^ Astor 1985, hlm. 80.
- ^ a b Allison 2011, hlm. 53.
- ^ a b c Lifton 1985.
- ^ Astor 1985, hlm. 78.
- ^ Levy 2006, hlm. 248–249.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 29.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 27.
- ^ Piper 1998, hlm. 170, 172.
- ^ Kubica 1998, hlm. 328–329.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 33.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 33–34.
- ^ Lifton 1986, hlm. 358–359.
- ^ Nyiszli 2011, hlm. 57.
- ^ Kubica 1998, hlm. 320–321.
- ^ Lagnado & Dekel 1991, hlm. 9.
- ^ Lifton 1986, hlm. 341.
- ^ Lifton 1986, hlm. 376–377.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 48.
- ^ Lifton 1985, hlm. 337.
- ^ Lifton 1986, hlm. 350.
- ^ a b Posner & Ware 1986, hlm. 37.
- ^ Lifton 1986, hlm. 351.
- ^ Lifton 1986, hlm. 347, 353.
- ^ Lifton 1986, hlm. 362.
- ^ Lifton 1986, hlm. 360.
- ^ Brozan 1982.
- ^ Mozes-Kor 1992, hlm. 57.
- ^ a b Levy 2006, hlm. 255.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 57.
- ^ Steinbacher 2005, hlm. 128.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 63.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 63, 68.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 68, 88.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 87.
- ^ Levy 2006, hlm. 263.
- ^ Levy 2006, hlm. 264–265.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 88,108.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 95.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 104–105.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 107–108.
- ^ Nash 1992.
- ^ a b Levy 2006, hlm. 267.
- ^ Astor 1985, hlm. 166.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 2.
- ^ a b Astor 1985, hlm. 167.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 111.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 112.
- ^ Levy 2006, hlm. 269–270.
- ^ a b Levy 2006, hlm. 273.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 76, 82.
- ^ Levy 2006, hlm. 261.
- ^ Levy 2006, hlm. 271.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 121.
- ^ Levy 2006, hlm. 269–270, 272.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 139.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 142–143.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 162.
- ^ Levy 2006, hlm. 279–281.
- ^ Levy 2006, hlm. 280, 282.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 168.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 166–167.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 184–186.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 184, 187–188.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 223.
- ^ Levy 2006, hlm. 289.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 178–179.
- ^ Astor 1985, hlm. 224.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 242–243.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 2, 279.
- ^ Levy 2006, hlm. 289, 291.
- ^ Levy 2006, hlm. 294–295.
- ^ Blumenthal 1985, hlm. 1.
- ^ Zentner & Bedürftig 1991, hlm. 586.
- ^ Segev 2010, hlm. 167.
- ^ Walters 2009, hlm. 317.
- ^ Walters 2009, hlm. 370.
- ^ Levy 2006, hlm. 296.
- ^ Levy 2006, hlm. 297, 301.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 306–308.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 89, 313.
- ^ Levy 2006, hlm. 302.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 315, 317.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 319–321.
- ^ Posner & Ware 1986, hlm. 322.
- ^ Saad 2005.
- ^ Simons 1988.
- ^ The Guardian 2017.
- ^ USHMM: SS Auschwitz album.
- ^ Oster 2010.
- ^ Hier 2010.
- ^ Aderet 2011.
Bibliografi
sunting- Aderet, Ofer (22 Juli 2011). "Ultra-Orthodox man buys diaries of Nazi doctor Mengele for $245,000". Haaretz. Diakses tanggal 2 Februari 2014.
- Allison, Kirk C. (2011). "Eugenics, race hygiene, and the Holocaust: Antecedents and consolidations". Dalam Friedman, Jonathan C. Routledge History of the Holocaust. Milton Park; New York: Taylor & Francis. hlm. 45–58. ISBN 978-0-415-77956-2.
- Astor, Gerald (1985). Last Nazi: Life and Times of Dr Joseph Mengele. New York: Donald I. Fine. ISBN 978-0-917657-46-7.
- Blumenthal, Ralph (22 Juli 1985). "Scientists Decide Brazil Skeleton Is Josef Mengele". The New York Times. Diakses tanggal 1 Februari 2014.
- Brozan, Nadine (15 November 1982). "Out of Death, a Zest for Life". The New York Times.
- Evans, Richard J. (2008). The Third Reich at War. New York: Penguin. ISBN 978-0-14-311671-4.
- Hier, Marvin (2010). "Wiesenthal Center Praises Acquisition of Mengele's Diary". Simpn Wiesenthal Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 May 2017. Diakses tanggal 2 February 2014.
- Kershaw, Ian (2008). Hitler: A Biography. New York: W. W. Norton & Company. ISBN 978-0-393-06757-6.
- Kubica, Helena (1998) [1994]. "The Crimes of Josef Mengele". Dalam Gutman, Yisrael; Berenbaum, Michael. Anatomy of the Auschwitz Death Camp. Bloomington, Indiana: Indiana University Press. hlm. 317–337. ISBN 978-0-253-20884-2.
- Lagnado, Lucette Matalon; Dekel, Sheila Cohn (1991). Children of the Flames: Dr Josef Mengele and the Untold Story of the Twins of Auschwitz. New York: William Morrow. ISBN 978-0-688-09695-3.
- Levy, Alan (2006) [1993]. Nazi Hunter: The Wiesenthal File (edisi ke-revisi 2002). London: Constable & Robinson. ISBN 978-1-84119-607-7.
- Lifton, Robert Jay (21 Juli 1985). "What Made This Man? Mengele". The New York Times. Diakses tanggal 11 Januari 2014.
- Lifton, Robert Jay (1986). The Nazi Doctors: Medical Killing and the Psychology of Genocide . New York: Basic Books. ISBN 978-0-465-04905-9.
- Longerich, Peter (2010). Holocaust: The Nazi Persecution and Murder of the Jews. Oxford; New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-280436-5.
- Mozes-Kor, Eva (1992). "Mengele Twins and Human Experimentation: A Personal Account". Dalam Annas, George J.; Grodin, Michael A. The Nazi Doctors and the Nuremberg Code: Human Rights in Human Experimentation. New York: Oxford University Press. hlm. 53–59. ISBN 978-0-19-510106-5.
- Nash, Nathaniel C. (11 Februari 1992). "Mengele an Abortionist, Argentine Files Suggest". The New York Times. Diakses tanggal 31 Agustus 2014.
- Nyiszli, Miklós (2011) [1960]. Auschwitz: A Doctor's Eyewitness Account. New York: Arcade Publishing. ISBN 978-1-61145-011-8.
- Oster, Marcy (3 Februari 2010). "Survivor's grandson buys Mengele diary". Jewish Telegraphic Agency. Diakses tanggal 2 Februari 2014.
- Piper, Franciszek (1998) [1994]. "Gas Chambers and Crematoria". Dalam Gutman, Yisrael; Berenbaum, Michael. Anatomy of the Auschwitz Death Camp. Bloomington, Indiana: Indiana University Press. hlm. 157–182. ISBN 978-0-253-20884-2.
- Posner, Gerald L.; Ware, John (1986). Mengele: The Complete Story. New York: McGraw-Hill. ISBN 978-0-07-050598-8.
- Rees, Laurence (2005). Auschwitz: A New History. New York: Public Affairs. ISBN 978-1-58648-303-6.
- Saad, Rana (1 April 2005). "Discovery, development, and current applications of DNA identity testing". Baylor University Medical Center Proceedings. 18 (2): 130–133. doi:10.1080/08998280.2005.11928051. PMC 1200713 . PMID 16200161.
- Segev, Tom (2010). Simon Wiesenthal: The Life and Legends. New York: Doubleday. ISBN 978-0-385-51946-5.
- Simons, Marlise (17 Maret 1988). "Remains of Mengele Rest Uneasily in Brazil". The New York Times. Diakses tanggal 2 Februari 2014.
- Staff (2009). "Josef Mengele". United States Holocaust Memorial Museum. Diakses tanggal 22 Agustus 2019.
- Staff (11 Januari 2017). "Nazi doctor Josef Mengele's bones used in Brazil forensic medicine courses". The Guardian. Associated Press. Diakses tanggal 24 Agustus 2019.
- Staff (2007). "SS Auschwitz album". United States Holocaust Memorial Museum. Diakses tanggal 30 Januari 2019.
- Steinbacher, Sybille (2005) [2004]. Auschwitz: A History. Munich: Verlag C. H. Beck. ISBN 978-0-06-082581-2.
- Walters, Guy (2009). Hunting Evil: The Nazi War Criminals Who Escaped and the Quest to Bring Them to Justice. New York: Broadway Books. ISBN 978-0-7679-2873-1.
- Weindling, Paul (2002). "The Ethical Legacy of Nazi Medical War Crimes: Origins, Human Experiments, and International Justice". Dalam Burley, Justine; Harris, John. A Companion to Genethics. Blackwell Companions to Philosophy. Malden, MA; Oxford: Blackwell. hlm. 53–69. doi:10.1002/9780470756423.ch5. ISBN 978-0-631-20698-9.
- Zentner, Christian; Bedürftig, Friedemann (1991). The Encyclopedia of the Third Reich. New York: Macmillan. ISBN 978-0-02-897502-3.
Bacaan lanjutan
sunting- Harel, Isser (1975). The House on Garibaldi Street: the First Full Account of the Capture of Adolf Eichmann. New York: Viking Press. ISBN 978-0-670-38028-2.
- Levin, Ira (1991). The Boys from Brazil. London: Bantam. ISBN 978-0-553-29004-2.
- Lieberman, Herbert A. (1978). The Climate of Hell . New York: Simon and Schuster. ISBN 978-0-671-82236-1.
- Wharam, Philip (2015). Right to Live: an historical novel based on Mengele's life between 1945 and 1963. London: Lynfa Publishing. ISBN 9781508488996.
Pranala luar
sunting- Belnap, David F. (10 Agustus 1979). "Mengele Hunt Focuses on Paraguay". Los Angeles Times.
- Breitman, Richard (April 2001). "Historical Analysis of 20 Name Files from CIA Records". US National Archives.
- Office of Special Investigations, Criminal Division (Oktober 1992). "In the Matter of Josef Mengele: A Report to the Attorney General of the United States" (PDF). United States Department of Justice.
- Papanayotou, Vivi (18 September 2005). "Skeletons in the Closet of German Science". Deutsche Welle.
- Posner, Gerald; Ware, John (18 Mei 1986). "How Nazi war criminal Josef Mengele cheated justice for 34 years". Chicago Tribune Magazine.
- Siegert, Alice (30 Juni 1985). "His secret out, Rolf Mengele talks about his father". Chicago Tribune Magazine.