Lampu uap raksa
Lampu uap-raksa adalah sebuah lampu lucutan gas yang menggunakan raksa dalam keadaan terusik untuk menghasilkan cahaya. Busur lucutan biasanya dikungkung di dalam tabung busur kuarsa leburan yang dipasang pada bola lampu borosilikat yang lebih besar. Bola lampu bagian luar mungkin jernih atau dilapisi dengan fosfor, dalam kedua keadaan, gelas bagian luar memberikan isolasi termal, perlindungan radiasi ultraviolet, dan tempat pemasangan tabung busur kuarsa leburan.[1]
Lampu uap raksa biasanya digunakan karena efisiensi yang relatif tinggi. Bola lampu terlapisi fosfor memberikan warna cahaya yang lebih baik daripada lampu uap natrium. Lampu uap raksa juga memberikan umur yang lebih panjang, selain itu juga memberikan penyinaran yang kuat dan terpusat.
Teori
suntingLampu uap raksa adalah peranti resistansi negatif dan memerlukan komponen pembantu (misalnya pengimbang elektronik) untuk mencegahnya mengambil arus berlebihan. Komponen pembantu yang digunakan pada dasarnya pada dengan yang digunakan pada lampu pendar.
Seperti lampu pendar, lampu uap raksa biasanya juga memerlukan starter yang biasanya dicantumkan di dalam lampu itu sendiri. Sebuah elektrode ketiga ditempatkan didekat salah satu elektrode utama dan dihubungkan dengan elektrode utama lainnya melalui sebuah resistor. Ketika tegangan dikenakan, ada cukup tegangan untuk memulai busur di antara elektrode ketiga dan elektrode utama didekatnya. Pelucutan busur ini akhirnya memberikan cukup raksa terionisasi untuk memulai busur di antara elektrode utama. Kadang-kadang sakelar termal juga dipasang untuk mematikan elektrode ketiga untuk mematikan busur pemicu setelah busur utama terjadi.
Lihat pula
suntingReferensi
sunting- ^ Waymouth, John (1971). Electric Discharge Lamps. Cambridge, MA: The M.I.T. Press. ISBN 0262230488.