Lompat ke isi

Gereja Katolik Rusia

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Versi yang bisa dicetak tidak lagi didukung dan mungkin memiliki kesalahan tampilan. Tolong perbarui markah penjelajah Anda dan gunakan fungsi cetak penjelajah yang baku.

Gereja Katolik Yunani Rusia (Gereja Katolik Rusia) (bahasa Rusia: Российская греко-католическая церковь) atau Gereja Katolik Bizantin Rusia adalah sebuah Gereja Sui Iuris Katolik Timur dengan Ritus Bizantin dalam kesatuan penuh dengan Gereja Katolik. Menurut sejarah Gereja ini memisahkan diri dari Gereja Ortodoks Rusia, untuk kembali menjalin persekutuan penuh dengan Gereja Katolik dan mengakui otoritas Sri Paus, sesuai hukum kanon Gereja-Gereja Katolik Timur. Pada 2006, umat Katolik Rusia tidak memiliki hierarki; paroki-paroki mereka yang sedikit jumlahnya dilayani oleh imam-imam yang ditahbiskan dalam Gereja-Gereja Katolik Bizantium lainnya, oleh mantan imam-imam Ortodoks, dan oleh imam-imam Katolik Ritus Latin yang memiliki izin biritual, banyak dari mereka adalah imam-imam Yesuit.

Sejarah

Di Rusia, ada dugaan bahwa sesudah Skisma Timur-Barat perlahan-lahan berkembang, sekelompok kecil keluarga Rusia menyatakan diri sebagai “umat Katolik lama,” (bahasa Rusia: старокатолики, starokatoliki). Nama ini tidak ada sangkut-pautnya dengan Gereja Katolik Lama di Eropa dan Amerika Serikat, para pengikut Johann Joseph Ignaz von Döllinger yang resmi melepaskan diri dari Gereja Katolik Roma karena tidak menerima perubahan-perubahan hasil Konsili Vatikan Pertama. Status kelompok "umat Katolik lama" Rusia ini, yakni keluarga-keluarga dan kelompok-kelompok yang masih mengasihi dan mementingkan kesatuan dengan Roma, maupun hubungannya dengan Gereja Katolik (Ritus) Rusia yang ada saat ini tidaklah jelas.

Gereja Katolik Rusia modern berutang banyak pada inspirasi dari penyair dan filsuf Rusia yang visioner, Vladimir Sergeyevich Solovyov (1853-1900), yang mengimbau, mengikuti Dante, bahwa sebagaimana dunia memerlukan Tsar sebagai pemimpin universal duniawi, demikian pula Gereja membutuhkan Paus Roma sebagai pemimpin universal gerejawi. Mengikuti ajaran-ajaran Solovyov, seorang imam Ortodoks Rusia, Nikolas Tolstoy, masuk dalam persekutuan penuh dengan Tahta Keuskupan Roma di bawah yurisdiksi Patriark Gereja Katolik-Yunani Melkit, Ritus Bizantium. Solovyov menerima sakramen komuni suci terakhir dari Pastur Tolstoy dengan meyakini bahwa dengan berbuat demikian dia juga tetap menjadi anggota setia dari Gereja Ortodoks Rusia. Pihak Ortodoks yang berwenang menyebut Tolstoy seorang yang murtad dan "mantan imam," namun cenderung menyiratkan bahwa Solovyov tetap meninggal dunia sebagai seorang Kristen Ortodoks. Meskipun demikian, Solovyov tidak pernah membatalkan persatuannya dengan Gereja Katolik dan Tahta Keuskupan Roma, dan sampai sekarang, banyak umat Katolik Rusia menyebut diri mereka sebagai anggota-anggota dari 'Gereja Ortodoks Rusia dalam persekutuan dengan Roma'.

Gereja Katolik Rusia resmi bersatu dengan Roma pada 1905. Kaum Percaya Lama berperan penting pada tahun-tahun awal pergerakan ini. Sebelum keruntuhan monarki, umat Katolik Rusia terpaksa menderita penindasan dan aniaya kejam oleh polisi dan Okhrana, meskipun Nikolas II dan khususnya Revolusi 1905 dan Revolusi Februari agak sedikit melegakan mereka. Pada 1917, Metropolitan Andrei Sheptytsky mendirikan Eksarkat Apostolik pertama bagi umat Katolik Rusia dengan Leonid Feodorov, sebelumnya adalah seorang siswa seminari Ortodoks Rusia, sebagai Eksark. Akan tetapi tak lama kemudian pecahlah Revolusi Oktober, yang menyerakkan umat Katolik Rusia ke gulag-gulag Siberia dan pusat-pusat diaspora Rusia di seluruh dunia. Pada musim semi 1923, Eksark Leonid Feodorov dikenai tuduhan kontrarevolusi oleh Nikolai Krylenko dan dijatuhi hukuman penjara selama sepuluh tahun di kamp konsentrasi Soviet di Solovki. Setelah dibebaskan pada 1932, dia meninggal dunia tiga tahun kemudian. Dia dibeatifikasi pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. Pada 1928, Eksarkat Apostolik kedua didirikan bagi umat Katolik Rusia di Tiongkok, berpusat di Harbin.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, sebagian umat Katolik Rusia mulai terang-terangan memperlihatkan keyakinannya. Dalam sebuah artikel tahun 2005, imam Katolik Rusia, Sergei Golovanov, mengatakan bahwa ada tiga orang imam Katolik Rusia yang berkarya melayani umat dengan merayakan Liturgi Suci Bizantium Rusia di tanah Rusia. Dua dari mereka menggunakan suntingan Liturgi Rusia yang telah diperbaharui oleh Patriark Nikon dari Moskow pada 1666. Imam yang satunya lagi menggunakan ritus Kaum Percaya Lama dari abad pertengahan, yakni suntingan liturgi Rusia yang digunakan sebelum (sedikit) diubah oleh Patriark Nikon. Seluruh umat Katolik Timur di Federasi Rusia mempertahankan penggunaan bahasa Slavik Gerejawi Kuno, meskipun Liturgi dalam bahasa setempat lebih umum digunakan di diaspora Rusia. Pada 2006, dua eksarkat yang ada setidaknya secara resmi masih berdiri namun belum ditata kembali, juga belum memiliki uskup-uskup baru Ritus Rusia yang ditunjuk untuk memimpinnya. Seluruh umat Katolik Timur di Federasi Rusia masih tetap berada di bawah yurisdiksi Uskup Joseph Werth.

Terdapat pula paroki-paroki dan komunitas-komunitas Katolik Rusia di Moskow, Saint Petersburg, San Francisco, New York, Denver, Melbourne, Buenos Aires, Dublin, Meudon, Paris, Chevetogne, Lyon, Berlin, Munich, Roma, Milan, dan Singapura.

Lihat pula

Sumber

Pranala luar