Ofiolit
Ofiolit merupakan penggalan kerak samudera dan lapisan mantel atas di bawahnya yang telah terangkat atau terpindahkan dan tersingkap di bagian tepi kerak benua. Kata ofiolit berasal dari Bahasa Yunani ophios (ular) dan lithos (batu).
Istilah ofiolit pada awalnya digunakan oleh Alexandre Brongniart (1813) untuk menyebut susunan batuan hijau (serpentin dan diabas) di Pegunungan Alpen. Steinmann (1927) mengubah penggunaan istilah ini sehingga mencakup serpentin, lava bantal, dan rijang (Trinitas Steinmann); sekali lagi berdasarkan pengamatan di Pegunungan Alpen. Istilah ini sangat jarang digunakan sampai sekitar akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an. Sejak saat itu ofiolit sudah dianggap sebagai kerak samudera yang merupakan hasil pemekaran lantai samudera.
Identifikasi ini berdasarkan pada dua penelitian penting:
- Pengamatan pita anomali magnetik pada lantai samudera, sejajar dengan sistem pemekaran samudera, yang menurut penafsiran Vine dan Matthews (1963) mewakili pembentukan kerak baru pada pematang samudera dan dan kerak lama yang bergerak menjauhi pematang itu.
- Pengamatan atas kompleks dike berlapis pada Ofiolit Troodos di Cyprus oleh Gass dan kawan-kawan (1968), yang haruslah dibentuk oleh 100 % terobosan magma baru, karena tidak ada batuan dinding yang lebih tua terawetkan di dalam kompleks tersebut. Moores dan Vine (1971) menyimpulkan bahwa kompleks dike berlapis di Troodos hanya dapat terbentuk oleh proses yang sama dengan pemekaran kerak samudera sebagaimana diusulkan oleh Vine dan Matthews (1963).
Nilai penting ofiolit berhubungan dengan keterdapatannya di dalam sabuk pegunungan seperti Alpen atau Himalaya, dimana ofiolit tersebut mendokumentasikan pernah adanya cekungan samudera yang sekarang telah dimakan oleh proses penunjaman (subduksi). Pandangan ini merupakan salah satu pembangun dasar Teori Tektonik Lempeng, dan ofiolit selalu memainkan peran penting dalam teori tersebut.
Ofiolit dapat terbentuk sebagai "nappe" (intact thrust sheet) atau sebagai melange (campuran fragmen tektonik). Pada tumbukan sabuk orogenik, ofiolit umumnya berada dibawah kerak benua tua. Pada Sirkum Pasifik Sabuk Orogenik, ofiolit umumnya berada dibawah kompleks akresi muda. Misalnya, kompleks akresi "Jurassic Tamba" yang ditindih oleh "Late Paleozoic Yakuno Ophiolites", yang pada gilirannya digantikan oleh "Early Paleozoic Oeyama Ophiolites" serta Ofiolit muda "Mikabu dan Setogawa-Mineoka Ophiolites" mendasari kompleks akresi Jurassik di daerah pesisir Pasifik.
Selain terbentuk pada "mid-oceanic ridges", ofiolit juga dapat terbentuk pada zona "supra-subduksi" yaitu pada busur kepulauan dan cekungan marginal. Ofiolit yang terbentuk pada kedua zona ini biasa disebut sebai "Ofiolit MOR" dan "Ofiolit SSZ".
Macam-macam jenis ofiolit diidentifikasi berdasarkan komposisi kimia dari batuan dan mineralnya. Mantel peridotit adalah residu refraktori setelah terjadi ekstraksi basaltik yang mencair melalui proses pelelehan parsial dalam mantel. Akumulasi Ofiolit kebanyakan menunjukkan variasi sistematis dalam urutan kristalisasi mineral yang sesuai dengan keragaman batuan dari mantel peridotit yang mendasarinya. Contohnya dari kristalisasi mineral olivin, selanjutnya dari plagioklas melalui klinopiroksen ke ortopiroksen yang dapat diartikan bahwa telah terjadi peningkatan derajat pelelehan.