Kota Bitung
Kota Bitung | |
---|---|
Julukan: Bitung Kota Digital | |
Motto: Buat Mereka Tersenyum | |
Koordinat: 1°26′50″N 125°11′52″E / 1.4472222°N 125.1977778°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Tanggal berdiri | 10 Oktober 1990 |
Dasar hukum | UU Nomor 7 Tahun 1990[1] |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Maurits Mantiri |
• Wakil Wali Kota | Hengky Honandar |
• Sekretaris Daerah | Ignatius Rudi Theno |
Luas | |
• Total | 313,51 km2 (121,05 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 214.724 |
• Kepadatan | 680/km2 (1,800/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia, Manado, Tonsea, Sangihe |
• IPM | 76,33 (2023) tinggi [4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0438 |
Pelat kendaraan | DB **** C/V |
Kode Kemendagri | 71.72 |
DAU | Rp 517.217.122.000,- (2020) |
Fauna resmi | Tarsius |
Situs web | www |
Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara[5] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan. Jumlah penduduk kota Bitung pada pertengahan tahun 2024 berjumlah 214.724 jiwa.[3][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon ( Barringtonia asiatica (L) yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Simon Tudus yang dalam bahasa daerah disebut dengan Si Kitare Tumani atau Pemipin Perombak Pertama. Ketika itu Para Perompak dari Negeri Mindano sering datang dan bersembunyi di tempat tersebut. Pada saat itu Negeri Minahasa juga sedang sibuk mempertahakan perbatasan dari arah Selatan sehingga Ospor Palenkahu selaku pemimpin di Tonsea mengadakan sayembara siapa ya berani untuk menumpas para Perompak tersebut. Kemudian terpilih Pemuda yang mempunyai pengetahuan yang luar biasa bernama Dotu Simon Tudus ia tidak sendirian tetapi pada saat itu dia juga mengajak juga sahabatnya Dotu Xaverius Dotulong yang terkenal juga memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Mereka berdua dengan mudahnya menumpas para Perompak dari Mindano dan sebagai imbalan tempat tersebut diberikan kepada Dotu Simon Tudus sebagai harta pusakanya dan sebai imbalan jasa dari temannya Dotu Fransiskus Xaverius Dotulong yang berjasa membantu maka diberikan separuh dari Pulau yang tepat berada di depan Pesisir Pantai( Sekarang diberi nama Pulau Lembeh) dan beberapa bagian dari tanah pusaka tersebut.[butuh rujukan]
Dotu Simon Tudus yang lelah mengolah dan menanam Pohon-pohon Kelapa merasa lelah dan tidur di bawah sebuah Pohon Bitung yang sudah sangat Tua dan Besar di dalam tidurnya dia mendapat Penglihatan di Pohon Tersebut datang hinggap berbagai macam burung-burung dari yang berukuran besar sampai yang terkecil, tersadar dari mimpinya Dotu Simon Tudus paham di tanah yang diberikan secara adat miliknya akan banyak kedatangan orang-orang dari berbagai asal yang akan menduduki bahkan mengakui serta memutarbalikan sejarah demi merampas hak dari tanah pusakanya dengan ini Dotu Simon Tudus memberikan nama Bitung yang nantinya menjadi Negeri Bitung..
Dotu Simon Tudus menetap dan juga terus merombak tanah-tanah yang disebut Tumani atau Merombak Tanah. Anak-anak dari Simon Tudus ada yang sudah dibetikan Pusaka atau Budel di Kaima desa asal dari Dotu Simon Tudus namun salah satu anak perempuanya bernama Mitji Tudus diberikan Pusaka atau Budel atas tanah adat yang sekarang menjadi Negeri Bitung. Kemudian kawin dengan bernarga Oley Kemudian anak mereka Kawin dengan Martinus Langelo dan anak tertuanya adalah Leindert Langelo yang lebih di kenal dengan panggilan Singal atau opa Singal oleh keturunannya.
Pengertian kata Dotu adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata Datuk bagi orang-orang yang ada di Sumatra, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.[butuh rujukan]
Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Hendrikus Langelo(Opo Langi) adik dari Martinus Langelo(Pewaris sah dari Dotu Simon Tudus sebagai Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan Kauditan.
Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Seiring dengan perkembangan, Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah. dengan pesatnya sekarang, maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.[butuh rujukan]
Lambang
[sunting | sunting sumber]Lambang daerah Kota Bitung diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 1991. Bentuk dasar dari lambang daerah Kota Bitung adalah segi lima dengan warna dasar biru laut dan garis pinggir berwarna merah. Di dalam segilima terdapat gambar setangkai daun pohon bitung berwarna hijau sebanyak 17 helai yang dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil bergaris pinggir hitam.
Di dalam segi lima juga terdapat setangkai mayang kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Pada bagian tengah dari segilima terdapat sketsa yang bergambarkan sepasang ikan berwarna perak, seekor burung Manguni berwarna hitam dan gunung Dua Saudara yang berwarna hijau. Bagian tengah lambang juga bergambar sebuah jangkar berwarna perak, sebuah bangunan industri, kantor pemerintahan, dan bangunan perdagangan. Tulisan Kota Bitung berada di bagian bawah lambang pada bagian dalam pita putih dengan garis pinggir merah.[6]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT.[butuh rujukan] Luas wilayah Kota Bitung adalah 313,5 km2.[7] Wilayah daratan Kota Bitung seluas 304 km2.
Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Minahasa Utara |
Timur | Laut Maluku |
Selatan | Laut Maluku |
Barat | Kabupaten Minahasa Utara |
Topografi dan Iklim
[sunting | sunting sumber]Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.
Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
Data iklim Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.4 (84.9) |
29.5 (85.1) |
29.7 (85.5) |
30.7 (87.3) |
30.8 (87.4) |
30.9 (87.6) |
31.9 (89.4) |
31.5 (88.7) |
31.6 (88.9) |
30.8 (87.4) |
30.6 (87.1) |
29.9 (85.8) |
30.61 (87.09) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.8 (78.4) |
25.9 (78.6) |
26.1 (79) |
26.5 (79.7) |
26.7 (80.1) |
27.7 (81.9) |
27.8 (82) |
27.6 (81.7) |
26.8 (80.2) |
26.7 (80.1) |
26.6 (79.9) |
26.2 (79.2) |
26.7 (80.07) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.3 (72.1) |
22.3 (72.1) |
22.5 (72.5) |
22.4 (72.3) |
22.7 (72.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
22.3 (72.1) |
21.9 (71.4) |
21.2 (70.2) |
22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.4 (72.32) |
Presipitasi mm (inci) | 387 (15.24) |
319 (12.56) |
277 (10.91) |
258 (10.16) |
234 (9.21) |
182 (7.17) |
155 (6.1) |
124 (4.88) |
137 (5.39) |
176 (6.93) |
263 (10.35) |
331 (13.03) |
2.843 (111,93) |
Rata-rata hari hujan | 21 | 18 | 15 | 14 | 13 | 11 | 10 | 9 | 10 | 11 | 14 | 19 | 165 |
% kelembapan | 86 | 86 | 85 | 84 | 83 | 82 | 77 | 75 | 76 | 79 | 83 | 85 | 81.8 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 188 | 192 | 199 | 204 | 202 | 204 | 216 | 223 | 209 | 202 | 192 | 190 | 2.421 |
Sumber #1: Climate-Data.org[8] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[9] |
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Wali Kota
[sunting | sunting sumber]No. | Wali Kota | Mulai menjabat | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
5 | Maurits Mantiri | 31 Maret 2021 | Petahana | 10 | Hengky Honandar |
Dewan Perwakilan
[sunting | sunting sumber]Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[10] | 2019–2024[11] | 2024–2029 | ||
PKB | 1 | 0 | 0 | |
Gerindra | 4 | 1 | 7 | |
PDI-P | 4 | 8 | 11 | |
Golkar | 3 | 4 | 3 | |
NasDem | 4 | 7 | 4 | |
Hanura | 2 | 0 | 0 | |
PAN | 1 | 2 | 1 | |
Demokrat | 4 | 2 | 3 | |
Perindo | (baru) 1 | 1 | ||
PPP | 1 | 0 | 0 | |
PKPI | 6 | 5 | ||
Jumlah Anggota | 30 | 30 | 30 | |
Jumlah Partai | 10 | 8 | 7 |
Kecamatan
[sunting | sunting sumber]Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 221.209 jiwa dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km².[12][13][14]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|
71.72.04 | Aertembaga | 10 | |
71.72.06 | Girian | 7 | |
71.72.01 | Lembeh Selatan | 7 | |
71.72.08 | Lembeh Utara | 10 | |
71.72.02 | Madidir | 8 | |
71.72.07 | Maesa | 8 | |
71.72.05 | Matuari | 8 | |
71.72.03 | Ranowulu | 11 | |
TOTAL | 69 |
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Etnis
[sunting | sunting sumber]Sebagian besar penduduk Kota Bitung berasal dari suku Minahasa dan suku Sangir. Terdapat juga komunitas etnis Tionghoa yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari Jawa, Halmahera, dan Buton juga banyak ditemui di Bitung, di mana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang.
Agama
[sunting | sunting sumber]Sebagian besar penduduk Kota Bitung memeluk agama Kristen yakni sebanyak 63,46%, dengan rincian Protestan dengan persentase 60,08% dan selebihnya Katolik sebanyak 3,38%. Agama Kristen di Sulawesi Utara umumnya dianut sebagian besar suku asli setempat seperti suku Sangir, suku Minahasa, suku Talaud, dan lainnya. Kemudian, penduduk kota Bitung yang berasal dari suku Mongondow, Jawa, Bugis dan Gorontalo, banyak yang menganut agama Islam, sebanyak 36,25%. Sementara agama Buddha sebanyak 0,15% dan Konghucu sebanyak 0,02% yang umumnya dianut oleh penduduk yang berasal dari etnis Tionghoa dan agama Hindu sebanyak 0,11% dianut warga etnis Bali, serta kepercayaan lainya 0,01%.[3]
Bahasa
[sunting | sunting sumber]Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Kota Bitung adalah bahasa Manado sebagai bahasa ibu dari sebagian besar penduduk Kota Bitung. Bahasa Sangir juga sering digunakan oleh masyarakat suku Sangir yang ada di Kota Bitung.
Kebudayaan
[sunting | sunting sumber]Kebudayaan yang ada di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud, karena banyaknya penduduk yang berasal dari etnis Sangir. Contoh dari budaya Sangir dan Talaud yang ada di Bitung yaitu Masamper. Masamper merupakan gabungan antara nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian kepada Tuhan. Budaya Sangir lainnya yang bisa ditemui di Bitung yaitu TULUDE/Menulude. Tulude berasal dari kata Suhude yang berarti tolak. Maksud Acara Adat menulude ialah memuji Duata/Ruata (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya. Meski Kota Bitung yang merupakan tanah dari Suku Bangsa Minahasa sub etnik Tonsea, Kota Bitung dalam penerapan budaya dan adat sangat terbuka dengan budaya dan adat dari suku - suku pendatang lainnya.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.[butuh rujukan]
Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanan, galangan kapal dan industri minyak kelapa. Disamping itu juga ada industri transportasi laut, makanan, baja, industri menengah dan kecil.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Darat
[sunting | sunting sumber]Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah mikro sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.[butuh rujukan]
Laut
[sunting | sunting sumber]Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau Lembeh. Pelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Adanya PT.Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara. Serta disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia dan Internasional.[butuh rujukan]
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Objek Wisata
[sunting | sunting sumber]Objek wisata di Bitung, Sulawesi Utara:[15]
- Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
- Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
- Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
- Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
- Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
- Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
- Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Lokasi Perang Dunia II di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
- Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
- Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
- Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
- Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
- Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
- Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
- Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
- Sulawesi Diving Quest di Kel.Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
- Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
- Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
- Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
- Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
- Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
- The Pier To Ferry di Kel.Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
- Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.
Kesehatan
[sunting | sunting sumber]Rumah Sakit
[sunting | sunting sumber]№ | Kode | Nama Rumah Sakit | Jenis | Tipe | Alamat |
---|---|---|---|---|---|
1. | 7172036 | RSUD Kota Bitung | RSUD | C | Jalan S. H. Sarundajang №1, Manembo-Nembo Tengah, Kec. Matuari, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95545 |
2. | 7172025 | RS Angkatan Laut Bitung | RS | A | Jalan Kom. L. Yos Sudarso №26, Bitung Tengah, Kec. Maesa, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95521 |
3. | 7172014 | RS Budi Mulia Bitung | RS | C | Jalan Sam Ratulangi №9, Bitung Barat I, Kec. Maesa, Kota Bitung, Sulawesi Utara 95513 |
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021.
- ^ a b "Kota Bitung Dalam Angka 2021" (pdf). www.bitungkota.bps.go.id. hlm. 7, 57. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 10 September 2024.
- ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.sulut.bps.go.id. Diakses tanggal 27 Maret 2024.
- ^ "Gunung Dua Saudara, Kadoodan, Madidir, Kota Bitung, Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-26. Diakses tanggal 2015-12-09.
- ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 106. ISBN 978-602-1289-43-3. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2021-04-21. Diakses tanggal 2021-02-10.
- ^ "Kota Bitung: Subsektor Kuliner" (PDF). KataKreatif. Penilaian Mandiri Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia. hlm. 01. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2023-05-26. Diakses tanggal 26 Mei 2023.
- ^ "Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 27 Agustus 2020.
- ^ "BITUNG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 28 Agustus 2020.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Bitung 2014-2019
- ^ "Inilah 30 Nama Anggota DPRD Bitung Periode 2019-2024". Manado Terkini. 23 Juli 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik 2017" (PDF). Badan Pusat Statistik. hlm. 866–868. Diakses tanggal 11 Agustus 2018.
- ^ Travel: Inilah 10 destinasi Wisata Utama di Kota Bitung travel.kompas.com diakses 9 Desember 2015
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- (http://www.bitungnews.com/ online newspaper)
- Pemerintah Kota Bitung
- Tempat wisata di Kota Bitung, Sulawesi Utara
- Kampung Wisata Batuputih
Media tentang Bitung di Wikimedia Commons