Daftar penguasa Kesultanan Kasepuhan
Tampilan
(Dialihkan dari Sultan Sepuh)
Berikut ini daftar penguasa Kesultanan Kasepuhan di Cirebon.
Daftar penguasa
[sunting | sunting sumber]Pada masa kesultanan Cirebon.
- Sunan Gunung Jati (Syarief Hidayatullah; bertakhta 1479-1568)
- P. Adipati Pasarean (P. Muhammad Arifin) (hidup dari 1495-1552)
- P. Dipati Carbon (P. Sedang Kamuning) (hidup 1521-1565)
- Fatahillah (Faletehan; memerintah 1568-1570)
- Panembahan Ratu I (Pangeran Emas Zainul Arifin) (bertakhta dari 1570 - 1649)
- P. Dipati Carbon II (P. Sedang Gayam) (-)
- Panembahan Ratu II (Panembahan Girilaya; bertakhta 1649-1666) menurut naskah Mertasinga, Sultan Abdul Karim meninggal dalam penahanan di Mataram pada tahun 1585 Saka Jawa atau sekitar tahun 1662 M,[1] 12 tahun setelah kepergiannya ke Mataram.
Setelah pembagian kesultanan Cirebon, Kasepuhan dipimpin oleh anak pertama Panembahan Girilaya yang bernama Pangeran Syamsudin Martawijaya yang kemudian dinobatkan sebagai Sultan Sepuh I.[2][3]
- Sultan Sepuh Syamsudin Martawijaya (bertakhta 1679-1697)
- Sultan Sepuh Tayularipin Jamaludin (bertakhta 1697-1723)
- Sultan Sepuh Jaenudin (bertakhta dari 1723-1753)
- Sultan Sepuh Amir Sena Muhammad Jaenuddin (bertakhta 1753-1773)
- Sultan Sepuh Syafiudin Matangaji (bertakhta 1773-1786)
- Sultan Sepuh Hasanuddin (bertakhta 1786-1791) menggantikan saudaranya Sultan Sepuh Syafiudin Matangaji
- Sultan Sepuh Joharuddin (bertakhta 1791-1815)
- Sultan Sepuh Udaka (bertakhta 1815-1845[4]) menggantikan saudaranya Sultan Sepuh VII Sultan Joharuddin
- Sultan Sepuh Sulaeman (bertakhta 1845-1853)
- Perwalian oleh Pangeran Adiwijaya (bergelar Pangeran Syamsudin IV; menjadi wali bagi Pangeran Raja Satria dari 1853 - 1871)
- Sultan Sepuh Satria (memerintah 1872-1875) mewarisi takhta ayahnya Sultan Sepuh IX Sultan Raja Sulaeman sebagai putera tertua Sultan Sepuh IX yang sah, setelah meninggalnya walinya yaitu Pangeran Adiwijaya sesuai dengan penegasan Residen Belanda untuk Cirebon tahun 1867
- Sultan Sepuh Jayawikarta (memerintah 1875-1880) menggantikan saudaranya Pangeran Raja Satria
- Sultan Sepuh Atmadja Rajaningrat (bertakhta 1880-1885) diangkat sebagai sultan untuk menggantikan saudaranya yaitu Pangeran Raja Jayawikarta
- Perwalian oleh Raden Ayu Adimah (permaisuri raja) menjadi wali bagi Pangeran Raja Adipati Jamaludin Aluda Tajularifin dari 1885-1899
- Sultan Sepuh Aluda Rajanatadiningrat (bertakhta 1899-1942)
- Sultan Sepuh Alexander Radjaningrat (bertakhta 1942-1969)
- Sultan Sepuh Pangeran Raja Adipati Dr. H. Maulana Pakuningrat, S.H. (bertakhta 1969-2010)[5]
- Sultan Sepuh Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, S.E. (bertakhta 2010–2020).[6][7]
- Perwalian oleh Raharjo Jali (6 Agustus 2020 - )[8]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Wildan, Dadan 2003. Sunan Gunung Jati Antara Fiksi dan Fakta: Pembumian Islam dengan Pendekatan Struktural dan Kultural. Bandung: Humaniora Utama Press
- ^ Sulendraningrat, Pangeran Sulaeman. 1985. Sejarah Cirebon. Jakarta: Balai Pustaka
- ^ Silsilah Kesultanan Kasepuhan Cirebon
- ^ Truhart, Peter. 2003. Asia & Pacific Oceania. Berlin: Walter de Gruyter.
- ^ 2010 - Okezone - Sultan Sepuh Pakuningrat Cirebon Wafat
- ^ "2010 - Antara Jawa Barat - Pangeran Arief Dinobatkan Jadi Sultan Sepuh X1V". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-05. Diakses tanggal 2020-08-18.
- ^ "PRA Luqman Sebut Keraton Kasepuhan Cirebon dalam Kendalinya". Republika Online. 2020-08-06. Diakses tanggal 2020-08-16.
- ^ Ali, Husain. 2020. Rahardjo Bacakan Ikrar sebagai Plt Sultan Keraton Kasepuhan. Cirebon : Radar Cirebon