User:Ayu Saraswati31/Tugas Akhir Pemagangan
Persebaran Bahasa di Pulau Papua: Status dan Upaya Pelestariannya
Pulau Papua, salah satu wilayah dengan keragaman bahasa yang paling kaya di Indonesia, menyimpan lebih dari 400 bahasa yang berbeda. Kekayaan linguistik yang dimiliki Papua menempatkannya dalam posisi istimewa dalam konteks bahasa global. Namun, berbagai tantangan muncul dalam usaha pelestarian bahasa-bahasa ini, terutama di tengah dinamika sosial dan globalisasi. Artikel ini bertujuan untuk menguraikan kondisi bahasa-bahasa di Pulau Papua, mengidentifikasi bahasa-bahasa yang terancam punah, dan mengevaluasi upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikannya.
Kueri data
Penghimpunan data
Data yang saya kumpulkan berasal dari layanan kueri Wikidata. Saya menggunakan kueri untuk mendapatkan semua data yang memiliki properti instance of (P31) language (Q34770), dari country (P17) Indonesia (Q252), indigenous to (P2341) Papua (Q5095) dan juga informasi tentang Ethnologue language status (P3823). Kode SPARQL yang saya gunakan bisa dilihat di tautan berikut atau dalam blok kode di bawah ini.
# Mengambil semua bahasa yang digunakan di Papua beserta statusnya
SELECT ?bahasa ?bahasaLabel ?status ?statusLabel
WHERE {
?bahasa wdt:P31 wd:Q34770; # Memastikan entitas adalah bahasa
wdt:P17 wd:Q252; # Bahasa tersebut digunakan di Indonesia
wdt:P2341 wd:Q5095; # Bahasa berasal dari Papua
wdt:P3823 ?status. # Mengambil status bahasa dari Ethnologue
SERVICE wikibase:label { bd:serviceParam wikibase:language "id,en". }
}
Kueri SPARQL tersebut menghasilkan 259 hasil (per tanggal 18 September 2024), sementara data yang disebutkan oleh Kemendikbud menunjukkan ada 428 bahasa. Perbedaan signifikan ini mungkin disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah minimnya sumber informasi di internet mengenai bahasa-bahasa Papua, sehingga tidak semua bahasa terdaftar atau memiliki data yang lengkap di Wikidata. Beberapa bahasa mungkin belum dimasukkan ke dalam basis data karena kurangnya penelitian atau dokumentasi yang tersedia secara online. Selain itu, pembaruan data di Wikidata mungkin tidak secepat atau selengkap yang tercatat oleh Kemendikbud, mengingat bahwa informasi mengenai bahasa daerah sering kali diperbarui secara bertahap dan dapat memiliki ketergantungan pada kontribusi dari komunitas dan peneliti. Kesenjangan ini menyoroti pentingnya upaya dokumentasi dan penelitian lebih lanjut untuk memastikan semua bahasa yang ada tercatat secara akurat.
Pengelompokan status
Properti Ethnologue language status (P3823) mencerminkan tingkat kelangsungan hidup dan penggunaan bahasa. Status ini memiliki beberapa level yang menggambarkan keberlangsungan bahasa dari yang sangat aktif hingga yang sudah punah. Berikut penjelasan mengenai tiga belas level status bahasa Ethnologue dan pengelompokannya:
1. Institusional: Bahasa yang digunakan dalam institusi di luar rumah dan komunitas. Bahasa dengan status ini biasanya memiliki peran penting dalam pendidikan, pemerintahan, dan konteks formal lainnya. Kelompok ini mencakup status:
0 (International): Bahasa digunakan secara luas di banyak negara, sering dalam konteks internasional atau global. 1 (Developing): Bahasa berkembang dengan penggunaan yang meluas, termasuk di lembaga-lembaga pendidikan dan komunitas yang lebih besar. 2 (Expanding): Bahasa mulai digunakan dalam berbagai konteks baru, melampaui komunitas inti. 3 (Vital): Bahasa digunakan dengan baik dan mendukung komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan. 4 (Educational): Bahasa digunakan dalam konteks pendidikan formal dan resmi, menunjukkan kemajuan dalam penggunaannya di lembaga pendidikan.
2. Stabil: Bahasa yang pengembangan dan penggunaannya cukup stabil, tetapi masih mungkin belum sepenuhnya diterima dalam konteks formal di luar rumah dan komunitas. Kelompok ini mencakup status:
5 (Vigorous): Bahasa digunakan secara aktif dalam komunitas dan memiliki dukungan yang stabil untuk keberlangsungannya. 6a (Threatened): Bahasa terancam dengan penggunaan yang masih ada, tetapi jumlah penuturnya menurun dan memerlukan upaya untuk pelestarian.
3. Terancam Punah: Bahasa yang pengembangan dan penggunaannya semakin berkurang, sering kali hanya digunakan oleh kalangan senior atau dalam situasi yang sangat terbatas. Kelompok ini mencakup status:
6b (Endangered): Bahasa berisiko punah dengan penutur yang semakin sedikit dan kurang aktif. 7 (Unattested): Bahasa tidak memiliki data konfirmasi atau penelitian yang cukup, menunjukkan ketidakpastian mengenai keberadaannya dan penggunaan aktualnya. 8a (Dormant): Bahasa hampir punah dengan sangat sedikit penutur yang aktif, bahasa ini mungkin masih dipahami tetapi tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari. 8b (Nearly Extinct): Bahasa mendekati kepunahan dengan jumlah penutur yang hampir tidak ada, dan hanya tersisa sedikit usaha untuk pelestariannya.
4. Punah: Bahasa yang sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok ini mencakup status:
9 (Extinct): Bahasa sudah punah dan tidak ada lagi penutur yang tersisa, bahasa ini tidak lagi digunakan dalam konteks apapun. 10 (Dead): Bahasa sepenuhnya hilang dan tidak ada penggunaan atau pengetahuan yang tersisa tentangnya, menandakan bahwa bahasa tersebut telah sepenuhnya lenyap dari kehidupan manusia.
Interpretasi
Data yang telah diolah dapat dilihat pada infografik di atas. Interpretasi data dari infografik tersebut adalah sebagai berikut:
Terdapat 3 bahasa atau sekitar 1.17% yang termasuk dalam kategori institusional. Terdapat 59 bahasa atau sekitar 22.94% yang termasuk dalam kategori stabil. Terdapat 190 bahasa atau sekitar 73.89% yang termasuk dalam kategori terancam punah. Terdapat 5 bahasa atau sekitar 1.94% yang termasuk dalam kategori punah.
Terlihat bahwa sebagian besar bahasa yang ada terancam punah, yang menunjukkan ancaman besar terhadap keberagaman budaya. Hal ini menjadi perhatian serius karena bahasa adalah bagian integral dari identitas dan kebudayaan suatu komunitas. Penurunan jumlah bahasa dapat mengakibatkan hilangnya elemen penting dari warisan budaya yang berharga.
Kepunahan bahasa sering kali disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan sosial, pergeseran dalam penggunaan bahasa, dan pengaruh globalisasi. Di Indonesia, terutama di Papua dan daerah-daerah lain, pelestarian bahasa daerah menjadi sangat penting. Upaya-upaya yang dapat dilakukan meliputi dokumentasi bahasa yang terancam, revitalisasi bahasa tersebut, serta integrasi bahasa dalam kurikulum pendidikan. Selain itu, promosi penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari juga sangat diperlukan. Kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat lokal sangat penting untuk menjaga dan mengembangkan bahasa-bahasa ini. Di Papua, misalnya, program pelatihan untuk guru bahasa lokal dan penyusunan kamus serta materi pembelajaran memiliki peran krusial dalam pelestarian bahasa. Namun, langkah-langkah ini harus dilakukan tidak hanya di Papua tetapi di seluruh Indonesia.
Penutup
Saya berharap bahwa informasi dan infografik di halaman ini dapat mengingatkan kita akan nilai tak ternilai dari kekayaan budaya yang kini terancam punah. Data ini bukan hanya sekadar angka, melainkan juga dorongan untuk lebih memahami dan melestarikan bahasa daerah yang merupakan bagian dari identitas kita. Memperdalam pengetahuan melalui berbagai budaya dan sumber akan selalu memberi kita wawasan yang lebih luas.
Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein:
"Pengetahuan adalah harta yang paling berharga, dan bahasa adalah kunci untuk mengaksesnya."