Roman Aleksander adalah cerita liku-liku kehidupan dan kepahlawanan Aleksander Agung. Meskipun berlatar belakang sejarah, Roman Aleksander mengandung lebih banyak dongeng daripada fakta. Selama berabad-abad, Roman Aleksander diterjemahkan di mana-mana, dan sedikit demi sedikit dibumbui berbagai legenda maupun unsur-unsur khayali. Versi aslinya dikarang dalam bahasa Yunani, jauh sebelum diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 338 Masehi. Dalam beberapa naskah yang disusun belakangan, Roman Aleksander dinisbahkan kepada Kalistenes, seorang sejarawan istana Aleksander Agung. Namun demikian, Kalistenes meninggal lebih dahulu pada 328 SM[1] sehingga tidak mungkin menulis keseluruhan riwayat hidup Aleksander Agung yang meninggal 323 SM. Oleh karena itu, penulis Roman Aleksander yang tidak diketahui namanya dipanggil Pseudo-Kalistenes (atau Kalistenes Gadungan).

Aleksander menyelami samudra, naskah berbahasa Rusia dari abad ke-17
Aleksander diterbangkan singa paksi, mosaik pada lantai Katedral Otranto dari abad ke-12

Sepanjang kurun waktu abad ke-4 sampai abad ke-16, Roman Aleksander diterjemahkan ke dalam bahasa Koptik, bahasa Gez, bahasa Yunani Abad Pertengahan, bahasa Arab, bahasa Persia, bahasa Armenia, bahasa Suryani, bahasa Ibrani, dan hampir semua bahasa sehari-hari yang dituturkan di Eropa pada Abad Pertengahan. Roman Aleksander juga disadur menjadi puisi, seperti yang termuat dalam sebuah versi resensi Romawi Timur dari tahun 1388. Karena banyak sekali muncul cerita-cerita carangan yang dikembangkan dari cerita aslinya, Roman Aleksander kadang-kadang dianggap sebagai sebuah ragam sastra alih-alih sebuah karya sastra.[2]

Keberagaman versi

sunting
 
Naskah abad ke-14 yang memuat terjemahan Roman Aleksander ke dalam bahasa Armenia dari abad ke-5

Ketika masih hidup pun Aleksander Agung sudah melegenda. Dalam sebuah catatan sejarah Aleksander Agung yang kini sudah hilang, Kalistenes mengisahkan betapa air laut di Kilikia pun mundur dari hadapan Aleksander seraya bersembah sujud. Sesudah Aleksander wafat, Onesikritos, salah seorang pengiringnya, mengarang cerita kencan Aleksander dengan Talestris, Ratu Amazon dalam mitologi Yunani. Plutarkos meriwayatkan bahwa ketika Lisimakos mendengar Onesikritos membacakan cerita karangannya, mantan perwira bawahan Aleksander itu serta-merta berseloroh, "wah, waktu itu aku ada di mana ya?"[3]

Sepanjang Abad Kuno dan Abad Pertengahan, Roman Aleksander berulang kali mengalami penambahan maupun revisi yang memperlihatkan variabilitas yang tidak dikenal dalam bentuk-bentuk sastra yang lebih formal. Terjemahan-terjemahannya ke dalam bahasa Armenia, bahasa Georgia, dan bahasa Suryani dikerjakan pada Akhir Abad Kuno (abad ke-4 sampai abad ke-6).

Alexandreis, syair wiracarita gubahan Walter dari Châtillon, adalah salah satu versi Latin dari Roman Aleksander yang sangat populer pada Abad Pertengahan. Versi Latin yang disusun Arkipresbiter Leo pada abad ke-10 adalah versi yang kemudian hari menjadi acuan pembuatan karya-karya terjemahan dalam berbagai bahasa rakyat di Eropa pada abad Pertengahan, antara lain bahasa Prancis Lama (abad ke-12), bahasa Inggris Pertengahan, bahasa Skotlandia Awal (The Buik of Alexander, abad ke-13), bahasa Italia, bahasa Spanyol (Libro de Alexandre), bahasa Jerman Tengahan (Alexanderlied karya Lamprecht dan sebuah versi karya Johannes Hartlieb dari abad ke-15), bahasa-bahasa rumpun Slavia, bahasa Rumania, bahasa Hungaria, dan bahasa Irlandia.[4]

Roman Aleksander versi Suryani melahirkan versi-versi resensi Timur Tengah, antara lain versi Arab, versi Persia (Iskandarnamah), versi Gez, versi Ibrani (dalam bab pertama Sefer Ha Agadah), versi Turki Usmani (abad ke-14),[5] dan versi Mongol Pertengahan (abad ke-13 sampai abad ke-14).[6] Dalam versi Suryani, Roman Aleksander karangan Pseudo-Kalistenes ditambahi apendiks pendek yang sekarang disebut Legenda Aleksander Suryani.[7] Legenda Aleksander Suryani pertama kali ditulis di Mesopotamia Utara pada kurun waktu tahun 629 sampai tahun 630 Masehi, tak lama sesudah Kaisar Heraklius mengalahkan bangsa Persia.[8] Versi ini memuat cerita-cerita carangan yang tidak terdapat dalam versi Yunani terawal, antara lain cerita Aleksander mendirikan tembok perintang Gog dan Magog.[7]

Hikayat Iskandar Zulkarnain, versi Melayu dari Roman Aleksander, cukup populer di Alam Melayu. Dalam Sulalatus Salatin, diriwayatkan bahwa Sang Sapurba, cikal bakal raja-raja Melayu, adalah keturunan Iskandar Zulkarnain. Sang Sapurba menampakkan diri di Bukit Siguntang, dan akhirnya didapuk menjadi Raja Palembang.[9]

Versi-versi Yunani

sunting

Versi Yunani tertua yang dikenal dengan judul Latinnya, Historia Alexandri Magni (Recensio α), diperkirakan berasal dari abad ke-3 Masehi. Versi ini berulang kali direvisi pada zaman Kekaisaran Romawi Timur. Beberapa usaha revisi mengubahnya menjadi syair dalam bahasa Yunani Abad Pertengahan, yang kala itu merupakan bahasa rakyat sehari-hari. Recensio α adalah sumber dari versi Latin yang dikerjakan Iulius Valerius Alexander Polemius (abad ke-4 Masehi), dan versi Armenia (abad ke-5). Sebagian besar isinya adalah dongeng, antara lain cerita kejadian-kejadian ajaib dan perjumpaan dengan makhluk-makhluk mitos seperti sirene dan sentaurus.

  • Recensio α sive Recensio vetusta: W. Kroll, Historia Alexandri Magni, jld. 1. Berlin: Weidmann, 1926
  • Recensio β: L. Bergson, Der griechische Alexanderroman. Stockholm: Almqvist & Wiksell, 1965
  • Recensio β (e cod. Leidensi Vulc. 93) L. Bergson, Der griechische Alexanderroman. Rezension β. Stockholm: Almqvist & Wiksell, 1965
  • Recensio β (e cod. Paris. gr. 1685 et cod. Messinensi 62): L. Bergson, Der griechische Alexanderroman. Stockholm: Almqvist & Wiksell, 1965
  • Recensio γ (lib. 1): U. von Lauenstein, Der griechische Alexanderroman. [Beiträge zur klassischen Philologie 4. Meisenheim am Glan: Hain, 1962]
  • Recensio γ (lib. 2): H. Engelmann, Der griechische Alexanderroman. [Beiträge zur klassischen Philologie 12. Meisenheim am Glan: Hain, 1963]
  • Recensio γ (lib. 3): F. Parthe, Der griechische Alexanderroman. [Beiträge zur klassischen Philologie 33. Meisenheim am Glan: Hain, 1969]
  • Recensio δ (e cod. Vat. gr. 1700, 88v‑89r): G. Ballaira, "Frammenti inediti della perduta recensione δ del romanzo di Alessandro in un codice Vaticano," Bollettino del comitato per la preparazione dell'edizione nazionale dei classici greci e latini 13 (1965)
  • Recensio ε: J. Trumpf, Anonymi Byzantini vita Alexandri regis Macedonum. Stuttgart: Teubner, 1974
  • Recensio λ (lib. 3): H. van Thiel, Die Rezension λ des Pseudo-Kallisthenes Bonn: Habelt 1959
  • Recensio λ (Pseudo-Metodios redactio 1) H. van Thiel, Die Rezension λ des Pseudo-Callisthenes Bonn: Habelt 1959
  • Recensio λ (Pseudo-Metodios redactio 2) H. van Thiel, Die Rezension λ des Pseudo-Kallisthenes Bonn: Habelt 1959
  • Recensio F (cod. Flor. Laurentianus Ashburn 1444), vernakular: V.L. Konstantinopulos dan A.C. Lolos, Ps.-Kallisthenes‑ Zwei mittelgriechische Prosa-Fassungen des Alexanderromans, 2 jilid [Beiträge zur klassischen Philologie 141 & 150, Meisenheim am Glan: Hain 1983]
  • Recensio φ: G. Veloudis, Ἡ φυλλάδα τοῦ Μεγαλέξαντρου. Διήγησις Ἀλεξάνδρου τοῦ Μακεδόνος [Νέα Ἑλληνικὴ Βιβλιοθήκη 39. Athena: Hermes, 1977]
  • Recensio Byzantina poetica (cod. Marcianus 408): S. Reichmann, Das byzantinische Alexandergedicht nach dem codex Marcianus 408 herausgegeben [Beiträge zur klassischen Philologie 13. Meisenheim am Glan: Hain, 1963]
  • Recensio E (cod. Eton College 163), vernakular: V.L. Konstantinopulos dan A.C. Lolos, Ps.-Kallisthenes, Zwei mittelgriechische Prosa.Fassungen des Alexanderromans, 2 jilid [Beiträge zur klassischen Philologie 141 & 150‑ Meisenheim am Glan: Hain 1983]
  • Recensio V (cod. Vind. theol. gr. 244): K. Mitsakis, Der byzantinische Alexanderroman nach dem Codex Vind. Theol. gr. 244 [Miscellanea Byzantina Monacensia 7. Munich: Institut für Byzantinistik und neugriechische Philologie der Universität, 1967]
  • Recensio K (cod. 236 Kutlumussiu, Athos), vernakular: K. Mitsakis, "Διήγησις περὶ τοῦ Ἀλεξάνδρου καὶ τῶν μεγάλων πολέμων," Byzantinisch-neugriechische Jahrbücher 20 (1970)
  • Recensio poetica (recensio R), vernakular: D. Holton, Διήγησις τοῦ Ἀλεξάνδρου. The tale of Alexander. The rhymed version [Βυζαντινὴ καὶ Νεοελληνικὴ βιβλιοθήκη. Tesalonika, 1974]

Versi-versi Yahudi

sunting

Dalam Sejarah Bahari Orang Yahudi, sejarawan Flavius Yosefus mengisahkan bahwa Aleksander pernah berkunjung ke Yerusalem dan beruluk salam kepada imam besar Yahudi, yang katanya sudah ia lihat dalam mimpi di Makedonia.[10]

Talmud memuat berbagai legenda tentang Aleksander, misalnya kisah tentang persekongkolan orang Samaria dengan Aleksander untuk menghancurkan Bait Suci yang gagal karena Aleksander malah bersujud di hadapan Imam Besar Simeon Sang Sadik. Legenda-legenda lain tentang Aleksander yang terabadikan dalam Talmud mencakup cerita Sepuluh Pertanyaan Aleksander kepada Para Begawan dari Selatan, Petualangan Aleksander ke Negeri Kegelapan, Aleksander dan Suku Amazon, Aleksander dan Roti Emas, Aleksander di Pintu Firdaus, Aleksander Diterbangkan ke Angkasa, dan Aleksander Menyelami Samudra.[11][12]

Ada pula cerita Orang Mesir Memperkarakan Orang Yahudi di Hadapan Aleksander.[13]

Versi-versi Suryani, Arab, Persia, dan Gez

sunting

Roman Aleksander versi Suryani terlestarikan dalam lima buah naskah. Yang paling tua dikerjakan pada kurun waktu tahun 1708 sampai tahun 1709.[8] Sebagian besar isinya didasarkan atas versi Yunani Pseudo-Kalistenes dengan sedikit modifikasi, misalnya tambahan kisah perjalanan Aleksander ke Tiongkok.[8]

Dalam khazanah kesusastraan Suryani, terdapat karya-karya sastra asli Suryani yang berkaitan erat dengan naskah-naskah Roman Aleksander, antara lain Legenda Aleksander Suryani yang ditulis di Mesopotamia Utara sekitar kurun waktu tahun 629 sampai tahun 630, tak lama sesudah Kaisar Heraklius mengalahkan bangsa Persia.[8] Legenda Aleksander Suryani berisi cerita-cerita tambahan yang tidak terdapat dalam Roman Aleksander versi Yunani tertua, antara lain cerita Aleksander mendirikan tembok perintang Gog dan Magog.[7] Ada pula sebuah syair hasil saduran Legenda Aleksander Suryani yang secara keliru dinisbahkan kepada Yakub Srugaya, tetapi sesungguhnya ditulis lebih kemudian. Yang terakhir adalah sebuah versi ringkas dari Legenda Aleksander Suryani dan sebuah ringkasan riwayat hidup Aleksander yang merupakan karya sastra asli Suryani.[8]

Legenda Aleksander Suryani, yang menurut perkiraan mutakhir berasal dari kurun waktu tahun 629 sampai tahun 630 Masehi,[8] sudah diketahui sangat mirip dengan kisah Zulkarnain di dalam Al-Qur'an (baca artikel Aleksander Agung dalam Al-Qur'an).

Ada dua versi Persia yang disusun lebih kemudian, yakni Iskandarnamah (Kitab Aleksander) dan Aina-yi-Sikanderi (Kepahlawanan Aleksander) karya Amir Khusrau.

Versi Gez, yang diperkirakan berasal dari kurun waktu abad ke-14 sampai abad ke-16, diduga diterjemahkan dari sebuah versi-antara dalam bahasa Arab (diandaikan ada) dari abad ke-9, meskipun sumber utamanya tetap saja versi Suryani.[14] Versi bahasa Etiopia ini juga memuat cerita-cerita dari Legenda Aleksander Suryani yang disisipkan di sela-sela narasi Roman Aleksander.[14]

Versi-versi Melayu

sunting

Dunia kesusastraan Melayu Klasik melahirkan 2 versi Roman Aleksander dengan nama Hikayat Iskandar Zurkarnain, yakni versi Sumatra dan versi Semenanjung. Naskah tertua versi Sumatra kini tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden dengan kode naskah Or. 1970. Aleksander Agung dikenal dengan nama Raja Iskandar dari negeri Mukadunia, anak Raja Darab, murid Aristatalis, dan berpenasihat Nabi Khidir.[15] Versi Sumatra berakhir dengan kisah perkawinan Raja Iskandar dengan Putri Nuraini, sementara versi Semenanjung masih ditambahi lagi dengan cerita-cerita lain, seperti cerita perkawinan Iskandar dengan anak gadis Nabi Khidir, cerita petualangan Iskandar ke alam bawah laut, dan cerita Iskandar mencari air kehidupan.[16]

Versi-versi Slavia

sunting

Selama dan sesudah Abad Pertengahan, di Eropa Timur muncul aneka terjemahan Roman Aleksander dalam bahasa Slavia Lama maupun bahasa-bahasa lain dalam rumpun Slavia.

Versi bahasa Bulgaria dari tahun 1810 dimulai dengan kalimat berikut ini:

Inilah Alexandriada, hikayat maharaja agung dari Makedonia, Aleksander anak Filipos. Syahdan Allah berhajat menghukum raja-raja yang lancang menyetarakan diri dengan-Nya... lalu memilih Makedonia nan jaya menjadi pelaksana kehendak-Nya.[17]

Versi-versi Prancis

sunting

Berikut ini adalah versi-versi Roman Aleksander dalam bahasa Prancis Lama dan bahasa Prancis Pertengahan, beserta satu versi dalam bahasa Inggris-Norman:

  1. Alexandre karangan Albéric de Briançon, ditulis sekitar tahun 1120.
  2. Fuerre de Gadres karangan Eustache, kemudian hari digunakan oleh Alexandre de Bernay dan Thomas de Kent.
  3. Decasyllabic Alexander, tanpa nama pengarang, ditulis sekitar kurun waktu tahun 1160 sampai tahun 1170.
  4. Mort Alixandre, tanpa nama pengarang. Hanya tinggal lembaran-lembaran yang memuat 159 baris kata.
  5. Li romans d'Alixandre (sekitar tahun 1170), dinisbahkan kepada Alexandre de Bernay alias Alexandre de Pâris, seorang rohaniwan. Versi ini disusun berdasarkan terjemahan dari berbagai kisah hidup Aleksander yang disusun oleh para penyair terdahulu (Lambert de Tort, Eustache, dan teristimewa Albéric de Besançon). Tidak seperti para penulis versi Roman Aleksander pada umumnya, pengarang Li romans d'Alixandre tidak menyadur Roman Aleksander versi Pseudo-Kalistenes maupun berbagai terjemahan tulisan Iulius Valerius. Sebagaimana yang lumrah terjadi dalam dunia kesusastraan Abad Pertengahan, Li romans d'Alixandre adalah buah dari niat meningkatkan mutu karya-karya sastra yang dihasilkan pengarang lain dan upaya menyajikan riwayat hidup lengkap Aleksander Agung kepada sidang pembaca. Niat dan upaya yang sama juga didapati dalam kumpulan chansons de geste yang ada pada masa itu. Pada dasawarsa yang sama, Thomas de Kent (mungkin sekali) juga mengarang sebuah versi dari wiracarita Le roman de toute chevalerie yang terlepas dari versi puisi karangan Alexandre de Bernay. Dengan demikian tampak bahwa pengaruh Aleksander terhadap imajinasi Abad Pertengahan sama besarnya dengan, kalau tidak dapat dikatakan lebih besar daripada, pengaruh tokoh-tokoh pagan lain seperti Herkules atau Aeneas.
  6. Thomas de Kent (atau Eustache), sekitar tahun 1175, menulis Roman de toute chevalerie, karya sastra Inggris-Norman yang menjadi dasar dari King Alysaunder, karya sastra Inggris pertengahan.
  7. La Venjance Alixandre karangan Jehan le Nevelon.
  8. Alixandre en Orient karangan Lambert de Tort, disusun sekitar tahun 1170.
  9. Le Vengement Alixandre karangan Gui de Cambrai, sebelum tahun 1191.
  10. Roman d'Alexandre en prose adalah versi bahasa Prancis Lama yang paling populer. Tanpa nama pengarang.
  11. Prise de Defur, dari Picardie sekitar tahun 1250.
  12. Voyage d'Alexandre au Paradis terrestre adalah adaptasi Prancis (sekitar tahun 1260) dari Iter ad paradisum dalam bahasa Latin.
  13. Kumpulan Ikrar dari Roman Aleksander yang mencakup Voeux du paon karangan Jacques de Longuyon, Restor du Paon karangan Jean le Court, dan Parfait du paon karangan Jean de Le Mote.
  14. Faicts et les Conquestes d'Alexandre le Grand karangan Jean Wauquelin dari sekitar tahun 1448.
  15. Fais et concquestes du noble roy Alexandre adalah versi prosa dari Akhir Abad Pertengahan.
  16. Faits du grand Alexandre karangan Vasque de Lucène adalah terjemahan dalam bentuk prosa (1468) dari Historiae Alexandri Magni karangan Quintus Curtius Rufus.

Versi-versi Inggris

sunting

Roman Aleksander sangat populer di Inggris pada Abad Pertengahan, sampai-sampai disinggung pula dalam Canterbury Tales karangan Chaucer, pada bagian permohonan maaf si rahib kepada rombongan peziarah karena mengulangi kisah yang sudah sangat terkenal. Ada lima roman utama dalam bahasa Inggris Pertengahan sintas. Sebagian besar hanya tinggal sisa-sisanya saja. Ada pula dua versi dari Skotlandia. Salah satu di antaranya kadang-kadang dinisbahkan kepada John Barbour, pujangga yang menulis dalam bahasa Skotlandia Awal. Versi ini hanya termuat dalam sebuah buku cetakan dari abad ke-16. Versi Skotlandia yang satu lagi ditulis dalam bahasa Skotlandia Pertengahan pada tahun 1499.

  1. King Alisaunder, dari sekitar tahun 1275. Berdasarkan ortografi Abad Pertengahan, kata "king" mungkin sekali ditulis "kyng" dan kata "Alisaunder" mungkin sekali ditulis "Alysaunder".
  2. Romance of Alisaunder (atau Alexander of Macedon), yang kadang-kadang disebut Aleksander A, adalah sisa-sisa sebuah naskah yang memuat 1247 baris tulisan dalam bentuk bait-bait aliteratif. Versi ini mungkin sekali ditulis pada kurun waktu tahun 1340 sampai tahun 1370, tak lama sebelum puisi dengan bait-bait aliteratif kembali marak bermunculan, dan diyakini sebagai salah satu puisi aliteratif tertua yang masih ada. Versi ini terlestarikan dalam sebuah buku catatan pelajaran sekolah dari tahun 1600. Versi Aleksander A memuat cerita tentang bagaimana Nektanebus menurunkan benihnya yang kemudian hari dilahirkan dan diberi nama Aleksander, cerita tentang kelahiran dan masa muda Aleksander, dan berakhir di tengah-tengah cerita Filipos mengepung kota Bizantion. Mungkin sekali sumber Aleksander A adalah versi resensi I² dari Historia de Preliis. Meskipun Aleksander A ditambahi bahan-bahan yang terambil dari Historiae Adversum Paganos karangan Paulus Orosius, ayat-ayat penjelasan yang merupakan ciri khas tulisan Orosius dihilangkan oleh pengarangnya, yang hanya ingin menonjolkan tindakan-tindakan kepahlawanan Aleksander.
  3. Alexander and Dindimus, yang kadang-kadang disebut Aleksander B, juga ditulis dalam bentuk bait-bait aliteratif. Sisa-sisa karya sastra ini terdapat dalam kumpulan naskah MS Bodley 264 [it] dan terdiri atas lima surat hasil hubungan korespondensi antara Aleksander dan Dindimus, raja kaum Brahmana, para filsuf yang menghindari segala hawa nafsu, ambisi, dan kesenangan duniawi. Cara hidup kaum Brahmana dalam naskah ini mencerminkan cara hidup ideal seorang ahli zuhud, yang juga diamalkan tarekat-tarekat zuhud Eropa pada Abad Pertengahan, misalnya tarekat Fransiskan. Sumber Aleksander B adalah versi resensi I² dari Historia de Preliis.
  4. Wars of Alexander, yang kadang-kadang disebut Aleksander C, adalah versi aliteratif terpanjang dari sekian banyak Roman Aleksander dalam bahasa Inggris Pertengahan. Sumber awalnya adalah resensi I³ dari Historia de Preliis yang termuat dalam naskah MS Ashmole 44 dan dan naskah MS 213 di Dublin Trinity College. Meskipun tidak utuh, kedua naskah tersebut cukup saling melengkapi. Dalam versi ini, surat-surat dan ramalan-ramalan diberi ruang yang lebih luas. Surat-surat dan ramalan-ramalan kerap bernada menggurui dan berfalsafah. Surat-surat merupakan unsur integral dari tradisi Pseudo-Kalistenes. Tema yang dominan adalah keangkuhan yang berakibat kejatuhan raja-raja. Dalam The Wars of Alexander, sang pahlawan selalu digambarkan memiliki kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki manusia biasa, yang ditunjukan melalui cerita bahwa Aleksander seorang diri mampu membuat lusinan musuh jatuh tersungkur dan bahwa Aleksander selalu berlaga di tengah-tengah medan perang.
  5. Prose Life of Alexander, salinan karya Robert Thornton, sekitar tahun 1440.
  6. The Buik of Alexander, tanpa nama pengarang, dinisbahkan kepada John Barbour. Menurut edisi cetak pertamanya yang terbit pada tahun 1580, versi ini diduga berasal dari tahun 1438.
  7. The Buik of King Alexander the Conquerour karangan Gilbert Hay, 1499. Karya sastra ini ditulis dalam bahasa Skotlandia Pertengahan.

Baca juga

sunting

Catatan

sunting
  1. ^ "Callisthenes of Olynthus - Livius". www.livius.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-09-10. 
  2. ^ Sebagai contoh, baca Alexander romance di Encyclopaedia Britannica.
  3. ^ Plutarkos, Riwayat Aleksander, XLVI.
  4. ^ Kuno Meyer, Eine irische Version der Alexandersage, 1884.
  5. ^ "Ahmedi, Taceddin". universalium.academic.ru. Diakses tanggal 19 Desember 2011. 
  6. ^ Cleaves, Francis Woodman (Dec 1959). "An Early Mongolian Version of The Alexander Romance". Harvard Journal of Asiatic Studies. 22: 1–99. JSTOR 2718540. 
  7. ^ a b c Donzel, Emeri J. van; Schmidt, Andrea Barbara (2010). Gog and Magog in Early Eastern Christian and Islamic Sources: Sallam's Quest for Alexander's Wall. BRILL. hlm. 17. ISBN 978-90-04-17416-0. Akan tetapi cerita Aleksander mendirikan tembok perintang Gog dan Magog tidak terdapat dalam versi tertua Yunani, Latin, Armenia, maupun Suryani dari Roman Aleksander. Meskipun Roman Aleksander sangat berjasa menyebarluaskan citra baru yang adikodrati dari Sang Raja Aleksander di Dunia Timur maupun Dunia Barat, cerita pembangunan tembok perintang tidak bersumber dari karya sastra tersebut. Fusi cerita carangan tembok Aleksander dengan tradisi Alkitab tentang bangsa-bangsa akhir zaman, Gog dan Magog, nyatanya pertama kali muncul dalam tulisan yang dinamakan Legenda Aleksander Suryani. Tulisan ini adalah apendiks pendek yang dilampirkan pada naskah Roman Aleksander dalam bahasa Suryani. 
  8. ^ a b c d e f Ciancaglini, Claudia A. (2001). "The Syriac Version of the Alexander Romance". Le Muséon. 114 (1-2): 121–140. doi:10.2143/MUS.114.1.302. 
  9. ^ Liaw Yock Fang, A History of Classical Malay Literature, Yayasan Pustaka Obor, Indonesia, 2013.
  10. ^ Flavius Yosefus, Antiquitates Iudaice XI
  11. ^ Ensiklopedia Yahudi, Aleksander Agung
  12. ^ "Chabad, Aleksander di Yerusalem". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-08. Diakses tanggal 2020-06-18. 
  13. ^ "Khabad, Orang Mesir Memperkarakan Orang Yahudi". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2020-06-18. 
  14. ^ a b Doufikar-Aerts, Faustina C.W. (2003). "Alexander the Flexible Friend: Some Reflections on the Representation of Alexander the Great in the Arabic Alexander Romance". Journal of Eastern Christian Studies. 55 (3-4): 196, 204. doi:10.2143/JECS.55.3.504417. Selain itu, pengintegrasian cerita tentang Gog dan Magog yang didasarkan atas Legenda Aleksander Suryani Kristen, kalimat-kalimat yang mengisyaratkan kepercayaan kepada Tritunggal, serta banyak lagi tanda-tanda lain menunjukkan bahwa karya tulis ini adalah versi revisi Roman Aleksander yang sudah dikristenkan. 
  15. ^ Catherine Broadbent, The Malay Alexander Legend, Authorhouse, Bloomington, Indiana, Amerika Serikat, 2012.
  16. ^ Liaw Yock Fang, A History of Classical Malay Literature, Yayasan Pustaka Obor, Indonesia, 2013.
  17. ^ Lyubomir Miletich - “Една българска Александрия от 1810 год.” (Български старини XIII), hlm. 48, Sofia, Bulgaria, 1936

Terjemahan

sunting
  • Bürgel, J. Christoph, Nizami. Das Alexanderbuch, Munich: Manesse, 1991.
  • Harf-Lancner, Laurence (penerjemah dan pengulas, disunting oleh Armstrong dkk.) (1994). Le roman d'Alexandre, Livre de poche. ISBN 2-253-06655-9.
  • Southgate, Minoo (penerjemah) (1978). Iskandarnamah: a Persian medieval Alexander-romance. New York: Columbia Univ. Press. ISBN 0-231-04416-X.
  • Stoneman, Richard (penyunting dan penerjemah) (1991). The Greek Alexander Romance. New York: Penguin. ISBN 0-14-044560-9.
  • Wolohojian, A. H., The Romance of Alexander the Great by Pseudo-Callisthenes (terjemahan dari bahasa Armenia), Columbia University Press (1969).

Daftar pustaka

sunting
  • Aerts, W. J., dkk., Alexander the Great in the Middle Ages, Nijmegen, 1978.
  • Boyle, J. A., "The Alexander Romance In The East And West", Bulletin Of The John Rylands University Library Of Manchester 60 (1977), hlmn. 19–20.
  • Budge, E. A. W., The History Of Alexander The Great Being The Syriac Version Of The Pseudo-Callisthenes, Cambridge University Press, 1889.
  • Chasseur, M., Oriental Elements in Surat al Kahf. Annali di Scienze Religiose 1, Brepols Publishers 2008, ISSN 2031-5929, hlmn. 255-289 (Jurnal-jurnal daring Brepols Diarsipkan 2013-01-04 di Archive.is)
  • Fang, Liaw Yock, A History of Classical Malay Literature, Yayasan Pustaka Obor, Indonesia, 2013. ISBN 978-981-4459-88-4, hlmn. 238-245.
  • Gero, S., "The Legend Of Alexander The Great In The Christian Orient", Bulletin Of The John Rylands University Library Of Manchester, 1993, Jilid 75.
  • Gosman, Martin, "Le roman de toute chevalerie et le public visé: la légende au service de la royauté". Dalam Neophilologus 72 (1988), 335–343.
  • Gosman, Martin, "Le roman d'Alexandre et les "juvenes": une approche socio-historique". Dalam Neophilologus 66 (1982), 328–339.
  • Gosman, Martin, "La légende d'Alexandre le Grand dans la littérature française du douzième siècle", Rodopi, 1997. ISBN 90-420-0213-1.
  • Kotar, Peter, Der syrische Alexanderroman, Hamburg, 2013.
  • Merkelbach, Reinhold, Die Quellen des griechischen ALexanderromans (Munich, 1977). Bdk. diskusi Reinhold Merkelbach dan Stanley Burstein mengenai fragmen epigrafis SEG 33.802 dalam jurnal Zeitschrift für Papyrologie und Epigraphik, jld. 77 (1989), hlmn. 275-280.
  • Selden, Daniel, "Text Networks," Ancient Narrative 8 (2009), 1–23.
  • Stoneman, Richard, Alexander the Great: A Life in Legend, Yale University Press, 2008. ISBN 978-0-300-11203-0
  • Stoneman, Richard dan Kyle Erickson (penyunting), The Alexander Romance in Persia and the East, Barkhuis: 2012l.
  • Zuwiyya, David, A Companion to Alexander Literature in the Middle Ages, Brill: Leiden, 2011.

Pranala luar

sunting