Lompat ke isi

Proyek Pelatihan Pencegahan Misinformasi dan Disinformasi

Dari Wikimedia Indonesia

Latar belakang

Keberadaan bahasa di Indonesia mencerminkan keanekaragaman budaya yang penting. Sebanyak 718 bahasa daerah yang didokumentasikan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, hidup berdampingan dengan Bahasa Indonesia, bahasa nasional. Kelompok Kerja Internasional untuk Urusan Masyarakat Adat memperkirakan bahwa sekitar 24% dari populasi Indonesia teridentifikasi sebagai masyarakat adat. Secara signifikan, terdapat 13 bahasa asli yang memiliki lebih dari satu juta penutur, yang secara keseluruhan mencakup hampir 70% dari keseluruhan populasi. Bahasa-bahasa tersebut antara lain bahasa Jawa, Sunda, Melayu, Madura, Minangkabau, Batak, Bugis, Bali, Aceh, Sasak, Makasar, Lampung, dan Rejang. Namun, hanya tujuh bahasa yang digunakan secara luas yang memiliki eksistensi daring yang kuat.

Kondisi digital secara global telah menyaksikan lonjakan konektivitas yang sangat pesat. Dengan lebih dari dua pertiga populasi dunia, melebihi 5,3 miliar orang, kini telah terhubung secara daring sehingga akses terhadap informasi telah berkembang secara radikal. Pertumbuhan ini terlihat jelas di Indonesia, tempat platform media sosial seperti Facebook telah mencapai 119,9 juta pengguna per Januari 2023. Platform seperti YouTube dan Facebook, dengan berbagai konten dan keterlibatan pengguna yang besar telah menjadi saluran yang kuat untuk penyebaran informasi. Pengaruh media sosial tidak dapat dihindari karena banyak media digital yang mengandalkannya sebagai sumber berita utama.

Revolusi digital tidak luput mempengaruhi komunitas lokal di Indonesia. Keberadaan ponsel dan kemajuan teknologi telah membuka dunia sumber informasi yang beragam bagi komunitas-komunitas ini. Hal ini khususnya terlihat jelas di kalangan generasi muda yang semakin merangkul teknologi digital untuk berbagai keperluan. Pergeseran ini tidak hanya menyoroti pengaruh dunia digital yang semakin besar terhadap populasi yang secara historis kurang terlayani ini, tetapi juga memberikan peluang yang menjanjikan untuk mendorong partisipasi mereka, sebuah fenomena yang perlu dieksplorasi lebih lanjut.

Namun, platform yang digunakan untuk memberdayakan masyarakat adat juga memiliki ancaman yang signifikan dan mendesak: penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian. Pada dasarnya, media sosial memfasilitasi penyebaran informasi dengan cepat, terlepas dari kebenarannya. Ujaran kebencian dan informasi yang terbukti salah dapat dengan mudah menemukan tempat yang subur di dunia maya sehingga berpotensi mengikis kepaduan sosial dan mencederai kesejahteraan masyarakat. Waktu untuk bertindak bukan hanya sekarang, tapi sudah mendesak dan tidak bisa ditunda.

Setelah Pemilihan Presiden pada bulan Februari 2024, rakyat Indonesia akan melakukan pemungutan suara pada bulan November 2024 untuk memilih kepala daerah. Pemilihan ini akan mencakup 38 provinsi, 98 kota, dan 415 kotamadya di seluruh Indonesia. Dampak dari pemilih muda diperkirakan akan meningkat karena mereka merupakan bagian yang lebih signifikan dari pemilih. Dalam persiapan untuk pemilihan umum lokal 2024 di Indonesia, Wikimedia Indonesia telah merencanakan program pelatihan komprehensif untuk para administrator proyek-proyek Wikimedia dalam bahasa-bahasa yang digunakan di Indonesia. Para pengurus akan memainkan peran penting dalam mengurangi penyebaran informasi yang salah, menjadi model bagi praktik penyuntingan yang profesional, dan berkontribusi pada standar kualitas informasi yang tinggi di platform tersebut.

Rangkaian kegiatan

Proyek ini terdiri atas beberapa kegiatan:

  1. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan misinformasi dan disinformasi yang mendalam bagi para pengurus proyek-proyek Wikimedia di Indonesia.
  2. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan misinformasi dan disinformasi bagi komunitas Wikimedia di Indonesia dan kelompok budaya di Indonesia.
  3. Tantangan menulis artikel untuk meningkatkan keberadaan topik misinformasi dan disinformasi di Wikipedia.
  4. Menyalurkan dana kepada kelompok-kelompok budaya untuk mengembangkan materi-materi kreatif di sekitar topik tersebut. Semua sumber informasi ini akan dapat diakses secara bebas di Wikimedia Commons untuk memperkaya pengetahuan publik.

Hasil yang diharapkan

Proyek ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan fasilitator dari berbagai lembaga. Hasil yang diharapkan dari proyek ini adalah:

  1. Meningkatkan kesadaran publik: Menumbuhkan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak negatif dari ujaran kebencian dan disinformasi daring di seluruh Indonesia, menyebarkan informasi melalui bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah yang dituturkan di Indonesia.
  2. Pengembangan kapasitas untuk memoderasi konten: Pelatihan ini akan membekali para pengurus, kontributor, dan perwakilan dari berbagai kelompok budaya dengan kecakapan yang diperlukan untuk menelusuri ranah daring secara efektif. Pelatihan ini menekankan pada pengenalan secara kritis, penanganan strategis, dan langkah-langkah proaktif untuk mengurangi penyebaran ujaran kebencian dan disinformasi daring yang berkaitan dengan pemilu.
  3. Penyebaran pengetahuan di tingkat komunitas: Membangun jaringan kontributor terlatih dan perwakilan budaya dari berbagai kota di Indonesia. Kelompok-kelompok ini kemudian akan berfungsi sebagai penyokong di tingkat lokal, untuk menerjemahkan pengetahuan yang mereka peroleh dalam mengenali dan melawan ujaran kebencian dan disinformasi daring ke dalam bahasa setempat agar dapat disebarluaskan dengan baik di dalam komunitas mereka.

Linimasa

Berikut ini adalah linimasa proyek, dan sewaktu-waktu dapat berubah.

Didukung oleh