Lompat ke isi

Sapi hereford

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sapi hereford

Edit nilai pada Wikidata

Sapi hereford merupakan salah satu jenis sapi dari bangsa sapi eropa yang hidup di iklim subtropis. Warna bulunya hampir merah seutuhnya dengan warna putih pada bagian depan tubuhnya hingga ke muka. Karena itu, sapi hereford juga dinamai sapi bermuka putih.

Pejantan sapi hereford rata-rata mencapai bobot hingga 850 kg dan betinanya dapat mencapai bobot 650 kg. Bobot sapi hereford sangat dipengaruhi oleh kondisi konsumsi pakan yang dipengaruhi pula oleh kondisi lingkungan.

Sapi hereford aslinya berasal dari daerah bernama Hereford di Inggris. Namun penyebarannya meluas ke Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru hingga ke Indonesia. Sapi hereford yang murni tidak memiliki tanduk, sementara hasil persilangannya dengan jenis sapi lainnya menghasilkan sapi bertanduk. Salah satunya ialah sapi silang brahman.

Sapi hereford dimanfaatkan sebagai sapi potong karena kualitas karkas yang bagus. Pemeliharaannya juga mudah karena sifatnya yang jinak untuk digembalakan.

Ciri fisik

[sunting | sunting sumber]

Warna utama pada tubuh sapi hereford adalah merah dan putih. Warna putih terdapat di bagian sisi badan, muka, dada, perut bawah, bahu, ekor dan keempat kaki dari batat lututnya. Karena warna ini, sapi hereford dinamakan pula sebagai "sapi bermuka putih". Tubuh sapi hereford tidak tinggi tetapi tegap dengan daging yang padat serta menampakkan urat tubuh. Garis punggung sapi hereford berbentuk rata dan lebar.[1] Tubuh sapi hereford memanjang tetapi membulat. Lambung sapi hereford berukuran besar.[2]

Pertumbuhan

[sunting | sunting sumber]

Sapi hereford betina dapat mencapai berat 650 kg. Sedangkan sapi hereford jantan dapat mencapai berat hingga 850 kg.[3] Berat maksimal yang dapat dicapai oleh sapi hereford ialah melebihi 1.350 kg.[4] Bobot sapi hereford dapat mengalami penurunan pertambahan bobot ketika mengalami stres akibat adanya tekanan dari  lingkungan. Tekanan ini dapat berupa kualitas pakan yang rendah atau cuaca panas. Penyebab lainnya ialah adanya caplak dan keberadaan parasit internal. Kendala-kendala yang ada pada lingkungan ini membuat konsumsi pangan oleh sapi hereford mengalami penurunan yang memperlambat pertambahan bobotnya.[5]    

Penyebaran

[sunting | sunting sumber]

Sapi hereford termasuk jenis sapi yang hidup di lingkungan subtropis.[6] Daerah asal sapi hereford adalah dari Hereford yang terletak di wilayah Inggris. Wilayahnya berada di antara lembah sungai Severn dan Wales.[7] Sapi hereford termasuk salah satu jenis sapi dari bangsa sapi Eropa. Penyebarannya telah mencapai wilayah Amerika, Australia dan Selandia Baru. Sementara varian sapi hereford telah dikembangkan di wilayah Indonesia.[8] Populasi sapi hereford berkembang pesat di Amerika Serikat sejak pertama kali dibawa ke negara ini pada tahun 1917.[9]

Persilangan

[sunting | sunting sumber]

Sapi hereford yang asli memiliki tanduk sebagai bagian dari tubuhnya. Sementara sapi hereford yang tidak lagi murni memiliki tanduk pada bagian tubuhnya.[10]

Sapi silang brahman

[sunting | sunting sumber]

Sapi silang brahman diperoleh dari persilangan tiga jenis sapi yaitu sapi hereford (25%), sapi shorthorn (25%) dan sapi brahman (50%). Proporsi darah sapi brahman yang lebih dominan dibandingkan dua jenis sapi lainnya membuat bentuk fenotip sapi silang brahman memiliki lebih menyerupai sapi brahman amerika. Kemiripan ini tampak pada keberadaan punuk dan gelambir yang masih jelas. Ciri fisik sapi brahman yang masih tampak pada sapi silang brahman ialah kepala dan telinga berukuran besar dengan daun telingan yang menggantung. Sementara pola warna pada kulit sapi silang brahman mengikuti pewarisan dari indukannya sehingga warnanya bervariasi.[11]

Pemanfaatan

[sunting | sunting sumber]

Sapi potong

[sunting | sunting sumber]

Sapi hereford mulai dikembangkan sebagai sapi potong sejak tahun 1840 di Amerika Serikat.[12] Proses penggemukan sapi hereford umumnya menggunakan metode pastur atau padang penggembalaan. Kedua metode ini dianggap tepat karena cara merumput sapi hereford yang baik.[13]

Sapi hereford mudah diurus karena sifatnya yang jinak.[14] Tubuhnya kuat menyesuaikan diri dengan perubahan musim dan lingkungan ekstrem. Pakan sapi hereford bersifat sederhana. Namun karkas yang dihasilkan dari sapi hereford berkualitas bagus.[15]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Hasnudi, dkk. 2019, hlm. 14.
  2. ^ Wibowo, Hendro (2019). Setiawan, Ferdi, ed. Meraup Rupiah dengan Beternak Sapi Potong. Yogyakarta: Laksana. hlm. 43. ISBN 978-602-407-622-1. 
  3. ^ Sudarmono, A. S., dan Sugeng, Y. B. (2008). Sapi Potong. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 65. ISBN 979-002-212-3. 
  4. ^ Bahar, Burhan (2003). Winarno, F. G., ed. Panduan Praktis Memilih Produk Daging Sapi. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. hlm. 140. 
  5. ^ Budiarto, A., dkk. (Juni 2021). Manajemen Pemuliaan Ternak. Malang: Media Nusa Creative. hlm. 18–19. ISBN 978-602-462-657-0. 
  6. ^ Anhar, A., dkk. (2018). Anhar, A., dkk., ed. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan Berbasis Konservasi dan Budidaya Kopi Ramah Lingkungan. Syiah Kuala University Press. hlm. 165. ISBN 978-602-5679-86-5. 
  7. ^ Pazla, R., Elihasridas dan Sucitra, L. S. (Mei 2023). Duniawati, Nia, ed. Pengantar Ilmu Nutrisi Sapi dan Kerbau. Indramayu: Penerbit Adab. hlm. 5. ISBN 978-623-497-710-3. 
  8. ^ Hasnudi, dkk. 2019, hlm. 12.
  9. ^ Alif S. M. (2017). Kiat Sukses Penggemukan Sapi Potong. Bantul: Bio Genesis. hlm. 42. ISBN 978-602-6475-31-2. 
  10. ^ Susilorini, T. E., Sawitri, M. E., dan Muharlien (2008). Budi Daya 22 Ternak Potensial. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 25. ISBN 979-002-176-3. 
  11. ^ Hasnudi, dkk. 2019, hlm. 6.
  12. ^ Siregar, Sori Basya (2008). Penggemukan Sapi. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 17. ISBN 979-002-202-6. 
  13. ^ Siregar, Sori Basya (2013). Bisnis Penggemukan Sapi Edisi Revisi. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 45. ISBN 978-979-002-611-7. 
  14. ^ Kuswati, dkk. (Desember 2020). Ilmu dan Manajemen Ternak Pedaging. Malang: UB Press. hlm. 41. ISBN 978-623-296-083-1. 
  15. ^ Yulianto, P., dan Saparinto, C. (2010). Pembesaran Sapi Potong Secara Intensif. Jakarta: Penebar Swadaya. hlm. 22. ISBN 979-002-436-3. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]