Lompat ke isi

Seismik refleksi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Macam macam Gelombang Seismik. Top-left: air wave; top-right: head wave; bottom-left: surface wave; bottom-right: multiple.

Seismik Refleksi adalah salah satu dari dua metode seismik.[1] Seismik Refleksi termasuk metode geofisika eksplorasi yang menggunakan prinsip seismologi untuk dapat mengetahui sifat-sifat batuan yang ada di bawah permukaan bumi dari respon gelombang seismik refleksinya (gelombang pantul). Metode refleksi ini membutuhkan sumber energi sebagai sumber getarannya. Contoh sumber energinya seperti dinamit, seismik vibrator atau yang biasa disebut dengan Vibroseis, dan Air Gun. Hasil dari pengukuran seismik refleksi berupa penampang seismik yang memperlihatkan penampang lapisan di bawah permukaan bumi beserta strukturnya. [2] Sumber energi seismik refleksi menghasilkan getaran yang menjalar di bawah permukaan bumi yang kemudian akan terpantulkan kembali ke atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas lapisan batuan. Gelombang yang terpantulkan tersebut direkam dan diterima oleh alat perekam gelombang bernama geophone yang terpasang di permukaan.

Secara umum, metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu pertama adalah akuisisi data seismik, pengolahan data dan interpretasi data seismik.[3]

Akuisisi data seismik

[sunting | sunting sumber]
Contoh Akuisisi Data Seismik di laut

Akuisisi data seismik merupakan kegiatan untuk memperoleh data dari lapangan yang disurvey. Akuisisi yang baik sangat penting untuk mendapatkan data yang baik dan benar. Persiapan awal yang harus dilakukan adalah menentukan parameter-parameter lapangan yang cocok dari daerah survey. Penentuan parameter tersebut dilakukan untuk menetapkan parameter awal dalam suatu racangan survey yang dipilih sedemikian rupa sehingga dalam pelaksanaannya akan diperoleh informasi target selengkap mungkin dengan noise serendah mungkin. Di dalam survey kemungkinan pasti adanya masalah yang timbul pada saat pengukuran. Conthnya:

  1. Kedalaman Target
  2. Kualitas Refleksi
  3. Resolusi Vertikal yang di inginkan
  4. Kemiringan Target
  5. Ciri-ciri Jebakan
  6. Masalah Noise yang khusus
  7. Problem Logistik Team
  8. Proses Spesial yang di inginkan

Dari masalah yang timbul tersebut, cara untuk mengatasinya adalah dengan menentukan parameter-parameter yang diperlukan di lapangan. Parameter pokok yang berpengaruh pada kualitas data yaitu:

  1. Offset Terjauh dan Terdekat
  2. Grup Interval
  3. Ukuran Sumber Listrik
  4. Kedalaman Sumber
  5. Kelipatan Liputan (Fold Coverage)
  6. Laju Pencuplikan
  7. Tapis Potong Rendah (Low Cut Filter)
  8. Frekuensi Geophone
  9. Panjang Rekaman
  10. Rangkaian Geophone
  11. Larikan Bentang Geophone
  12. Panjang, Arah, dan Spasi Lintasan

Pengolahan data seismik

[sunting | sunting sumber]
Contoh Data Seismik

Pengolahan Data Seismik adalah proses pemrosesan data agar mendapatkan penampang seismik yang mewakili daerah bawah permukaan yang siap untuk diinterpretasikan. Tahap-tahap Pengolahan data seismik adalah:

  1. Pemrosesan Rutin data Seismik
  2. Proses Koreksi Statik
  3. Proses Konvolusi dan Koreasi
  4. Proses pembuatan Sintetik Seismogram
  5. Filtering (Filter frekuensi, wiener, spike, f-k dan lain-lain)
  6. Proses Migrasi
  7. Pemodelan Geometri

Interpretasi data seismik

[sunting | sunting sumber]

Interpretasi data seismik untuk memperkirakan keadaan geologi di bawah permukaan dan bahkan juga untuk memperkirakan material batuan di bawah permukaan.Interpretasi data seismik meliputi:

  1. Indentifikasi Perubahan Amplitudo dan Struktur
  2. Garis Kontur
  3. Interpretasi Stratigrafi
  4. Interpretasi 3D, VSP, AVO
  5. Interpretasi Tomografi

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Telford W.M. 2004. "Applied Geophysics: Second Edition"
  2. ^ Sheriff, R. E., Geldart, L. P.1995. "Exploration Seismology: Second Edition"
  3. ^ Sismanto. 1996. "Seismik Eksplorasi"

Reflection Seismology