Lompat ke isi

Tes MMPI

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Minnesota Multiphasic Personality Inventory
Diagnostik
ICD-9-CM94.02
MeSHD008950

Tes MMPI (Inggris: Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah tes psikometri yang digunakan untuk mengukur psikopatologi orang dewasa di dunia .[1] Tujuan dari tes ini adalah memberikan gambaran tentang dimensi-dimensi kepribadian dan psikopatologi yang penting dalam klinik psikiatri secara akurat.[1] MMPI merupakan hasil kolaborasi yang dikembangkan pada tahun 1930 dari seorang psikolog dan psikiater bernama Starke R Hathaway PhD dan Dr JC McKinley di Universitas Minnesota.[2] Untuk pertama kali MMPI direvisi pada tahun 1989 menjadi MMPI-2, dan versi untuk remaja dikembangkan menjadi MMPI-A, serta versi singkat yaitu MMPI-3.[1]

Starke R Hathaway dan JC McKinley pada awalnya menggabungkan 1000 item terpilih dari berbagai sumber, termasuk sejarah kasus, laporan psikologis, buku bacaan dan tes yang sudah ada.[3] Kemudian mereka memilih 504 item yang dinilai independen satu sama lain.[3] Skala lalu ditentukan secara empiris dengan memberikan item kepada kelompok kriteria dan kelompok kontrol.[3] Kelompok kriteria yang digunakan untuk mengembangkan MMPI terdiri dari pasien psikiatri di University of Minnesota Hospital.[3] Pasien psikiatri tersebut dibagi menjadi delapan kelompok berdasarkan diagnosis kejiwaan mereka.[3] Meskipun pada awalnya ada pasien sebanyak 800 orang, tetapi jumlah tersebut secara besar dikurangi untuk mendapatkan kelompok yang homogen melalui kesepakatan yang kuat dengan diagnosis.[3] Delapan kelmpok kriteria akhir terdiri atas setidaknya lima puluh pasien:

  1. Hipokondriasis
  2. Pasien depresi
  3. Histeria, yaitu individu yang menunjukkan masalah fisik tanpa adanya sebab fisik
  4. Penyimpangan terkait psikopati, yaitu individu yang nakal, kriminal atau antisosial
  5. Paranoid, yaitu individu yang menunjukkan simtom seperti waham
  6. Psychasthenics, yaitu individu dengan gangguan yang memiliki ciri penyangkalan yang brelebihan dan ketakutan yang tidak rasional
  7. Skizofrenia, yaitu individu dengan gangguan psikotik seperti halusinasi dan masalah berpikir (seperti penalaran yang tidak logis)
  8. Hipomania, yaitu individu dengan gangguan yang memiliki ciri hiperaktivitas dan mudah marah.[3]

Tes MMPI berisikan skala validitas (skala ?, skala L, skala F, dan skala K) dan skala klinis (skala 1 sampai dengan skala 0).[4]

Skala Validitas

[sunting | sunting sumber]
  1. Skala ?: skala yang disebut sebagai skala tidak tahu adalah sejumlah pernyataan yang dibiarkan kosong.[4] Yang dianggap skor tinggi adalah 30 atau lebih butir pernyataan yang tidak dijawab.[4] Dan apabila ini terjadi, maka tes MMPI dikembalikan kepada individu untuk mengisi yang dikosongkan.[4] Bila seseorang mengisi tidak kurang dari 10 butir pernyataan, maka dibiarkan saja karena tidak mempengaruhi hasil.[4] Seseorang yang banyak tidak mengisi butir pernyataan, biasanya tergolong orang yang tidak kooperatif, kurang dapat mengambil keputusan karena ragu-ragu, terlalu berintelektualisasi, dan terkadang memiliki ciri-ciri obsesif.[4]
  2. Skala L (Lie Scale): skala yang terdiri dari 15 pernyataan yang berisi kekurangan-kekurangan kecil yang terdapat pada setiap orang, dan setiap orang itu rela mengakuinya.[4] Skor yang tinggi berarti bahwa subjek berusaha menampakkan diri sebaik mungkin di hadapan orang lain, menyembunyikan hal-hal yang kurang baik tentang dirinya dalam tes yang mengakibatkan dia mengisi MMPI dengan tidak secara jujur atau banyak berbohong.[4] Orang yang mendapat skor rendah termasuk orang yang tegang, kurang mawas diri, dan berpendirian agak kaku.[4]
  3. Skala F: skala ini terdiri dari 64 pernyataan dan jarang sekali dijawab sesuai dengan arah skoringnya.[4].Bila terdapat skor tinggi pada skala ini, maka kebenaran tes kurang dapat dipercayai.[4] Bila terdapat skor yang rendah pada skala ini, maka subjek mengerti benar apa yang ditanyakan dan mengisi tes sesuai instruksi.[4] Individu dengan skor yang rendah biasanya tergolong orang yang konvensional, dapat diandalkan dan mempunyai minat-minat terbatas.[4]
  4. Skala K: skala yang terdiri dari 30 butir pernyataan untuk mengukur sikap subjek terhadap tes.[4] Skor tinggi subjek berarti subjek bersikap defensif, tidak mau mengakui kekurangan atau kelemahan psikologisnya.[4] Skor yang sedang berarti subjek memiliki kekuatan ego yang baik, dapat menyesuaikan diri dengan keadaan dan memiliki kemampuan adaptif yang baik.[4] Skor rendah berarti subjek terlalu terbuka, terlalu kritis terhadap dirinya, kurang puas dengan kedaannya, serta bersedia mengakui gangguan dan gejala-gejalanya.[4]

Skala Klinis

[sunting | sunting sumber]
  1. Skala 1: skala yang terdiri dari 33 pernyataan dan menggambarkan dimensi gangguan fisik dan fungsi tubuh.[4] Skor tinggi berarti subjek terlalu memperhatikan kesehatan tubuhnya dan merasakan keluhan-keluhan somatik lebih dari yang biasa.[4].Skor rendah berarti subjek memiliki energi yang penuh, ambisius, tidak memiliki hambatan-hambatan, dan tidak menghiraukan keluhan fisik.[4]
  2. Skala 2: skala yang terdiri dari 60 butir pernyataan yang menggambarkan dimensi depresi.[4] Skor tinggi berarti individu mengalami depresi, suka memikirkan sesuatu dengan perasaan cemas dan pesimistik.[4] Skor sedang berarti subjek berekasi baik terhadap psikoterapi.[4] Skor rendah berarti subjek mempunyai pandangan hidup yang optimistik, gembira, spontan dan kadang-kadang kurang mengalami hambatan.[4]
  3. Skala 3: skala yang terdiri dari 60 pernyataan yang menggambarkan konversi.[4] Skor tinggi menunjukkan adanya ketidakmatangan, represi yang bersifat histeris, mudah terpengaruh oleh sugesti-sugesti dan mudah bereaksi secara emosional.[4] Skor rendah berarti subjek kurang spontan dan seorang yang kurang senang berpatisipasi dengan orang-orang lain.[4]
  4. Skala 4: skala yang terdiri dari 50 pernyataan dan menggambarkan orang yang tidak menghiraukan nilai-nilai sosial, kurang mampu mengambil manfaat dari pengalaman dan sukar mengadakan hubungan interpersonal yang lama.[4] Skor tinggi berarti subjek adalah impulsif, kurang mampu memberikan reaksi emosional yang mendalam, dan marah terhadap orang lain.[4] Skor sedang berarti subjek adalah orang yang suka berpetualangan, suka bergaul dan suka berbicara banyak.[4] Skor rendah berarti subjek adalah seorang yang penurut dan tidak banyak tingkah lakunya.[4]
  5. Skala 5: skala yang terdiri dari 60 pernyataan untuk wanita dan 60 pernyataan untuk pria serta menggambarkan minat dan perhatian terhadap orang yang tidak sejenis.[4] Skor tinggi pada pria berarti dia termasuk orang yang sensitif, memiliki minat dan kesenangan yang bersifat feminim.[4] Skor tinggi pada wanita berarti dia termasuk orang yang kompetitif, agresif, maskulin dan aktif.[4] Skor rendah pada pria berarti dia suka berpetualang, lebih suka bersikap dan bertindak aktif.[4] Pada wanita, skor rendah berarti minat yang bersifat sangat feminim, pasif dan bersedia menerima tugas-tugas yang berat.[4]
  6. Skala 6: skala yang terdiri dari 40 butir pernyataan dan mengambarkan dimensi kecurigaan, merasa dikejar dan gejala paranoid.[4] Skor tinggi pada skala ini berarti subjek mempunyai sifat sangat curiga yang besar, disertai dengan kurangnya perhatian terhadap lingkungannya, kurang ada kontak sosial dan keras kepala.[4]
  7. Skala 7: skala yang terdiri dari 48 pernyataan dan menggambarkan sindrom neurotik, seperti fobia, obsesi dan kompulsif.[4] Skor tinggi berarti subjek mengalami kecemasan, berpendirian kaku, sangat ragu-ragu, dan memiliki kepercayaan diri kurang.[4] Skor rendah berarti subjek dapat berpikir teratur dan baik, realistik dan dapat menggunakan kemampuan-kemampuannya dengan lancar dan mudah.[4]
  8. Skala 8: skala yang terdiri dari 78 pernyataan dan menggambarkan dimensi psikopatologi pikiran aneh serta tingkah laku yang banyak kaitannya dengan skizofrenia.[4] Skor tinggi berarti subjek kurang suka bergaul, suka menarik diri dari lingkungannya, melakukan hal-hal yang berada di luar norma-norma masyarakat.[4] Skor rendah berarti subjek merupakan orang yang konvensional, terkontrol, dan memiliki ciri-ciri orang penurut.[4]
  9. Skala 9: skala yang terdiri dari 49 pernyataan dan menggambarkan dimensi hipomania, emosionalitas, impulsivitas, pikiran-pikiran dan aktivitas-aktivitas yang berlebihan.[4] Skor tinggi berarti subjek mempunyai tingkat energi yang tinggi, kurang tenang, gelisah, tidak sabar dan hiperaktif.[4] Skor tinggi sekali berarti subjek menderita gangguan bipolar tipe manik.[4] Skor rendah berarti subjek mempunyai tingkat energi yang rendah, tidak kompetitif, dan kurang percaya diri.[4]
  10. Skala 0: skala yang terdiri dari 70 pernyataan dan menggambarkan dimensi minat untuk berpatisipasi secara sosia.[4] Skor tinggi berarti subjek adalah pemalu, kurang pandai bergaul dengan orang lain, sensitif dan lebih suka menyendiri.[4] Skor rendah berarti subjek suka bergaul, ramah, dan banyak mengadakan hubungan interaktif dengan orang lain.[4]
  1. ^ a b c "Tes MMPI". www.psychologymania.com. Diakses tanggal 2 April 2014. 
  2. ^ Candra, Asep (ed.). "Manfaat Tes Kesehatan Jiwa untuk Afriyani". Kompas.com. http://health.kompas.com/read/2012/02/02/15483564/Manfaat.Tes.Kesehatan.Jiwa.untuk.Afriyani. Diakses tanggal 5 April 2014.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  3. ^ a b c d e f g Robert M. Kaplan, Dennis P. Saccuzzo, ed. (2012). Pengukuran Psikologi: Prinsip, Penerapan, dan Isu. Jakarta: Salemba Humanika. hlm. 341. ISBN 978-981-4410-33-5. 
  4. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s t u v w x y z aa ab ac ad ae af ag ah ai aj ak al am an ao ap aq ar as at au av aw ax ay Yustinus Semiun, OFM, ed. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 307. ISBN 979-21-1121-2.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "semiun" didefinisikan berulang dengan isi berbeda