Cebur nuju daging

Kaca:Babad Kayu Selem.pdf/31

Saking Wikisource
Kaca puniki kavalidasi

24


syukur engkau dapat berjumpa di sini. Sekarang aku berjanji padamu. Mulai sekarang sampai kelak di kemudian hari dan untuk selamanya, manusia

2. bermusuhan dengan kamu, turun-tumurun, terus-menerus tidak boleh tidak, keturunanku akan membunuh sampai keturunanmu. Menjawab si Bunglon," Hai manusia aku tidak berkeberatan apa kehendakmu itu. Baiklah

3. kalau kehendakmu demikian. Tetapi ada juga sumpahku (janjiku) padamu. Kalau ada keturunanku bertemu dengan keturunanmu, pada hari Kajeng Keliwon, saat itu keturunanku berubah warna,

4. menjilat dan membunuh keturunanmu. Kalau terjilat olehku bagian atas tubuhnya dengan mata kakiku, tanpa tampak cacad kelihatan­nya dahulu, itulah jalannya mati oleh keturunanku." Menjawab manusia itu," Baiklah kalau demikian."


b. 1. Sekarang marilah sama-sama memberitahukan keturunan kita ma­sing-masing, agar semua mengetahui, sumpahku terhadap kamu. Demikianlah ceritanya, awal mulanya bunglon dapat berganti rupa

2. sesuai dengan warna tempatnya berada. yaitu segala daun pepo­honan. Begitu perihalnya dahulu. Dengarkanlah lagi tapa semadi Bhatara Brahma di Gunung Tampurhyang, diperintahkan oleh para

3. dewa untuk menciptakan manusia sehingga dada Bujangga di Bali. Ada diketemukan sisa pokok batang pohon asam, sisa setelah di­ bakar. Itu dilihat oleh Bhatara, bagaikan seorang dukun tam­paknya. Itulah diinginkan oleh Bhatara, untuk dijadikan Bujangga

4. Bali. Kemudian datanglah Bagawan Wiswakarma di Tampurhyang karena diundang oleh Bhatara Brahma. Disanalah Paduka Bhatara, menyuruh Bagawan Wiswakanna merencanakan sisa pokok batang pohon itu untuk dijadikan patung

16a. 1. agar menyerupai manusia. Tanpa menolak, Bagawan Wiswakarma segera mendatangi batang kayu itu. Disanalah Bagawan Wiswakarma menjadi seorang petani (seorang dusun). Pakaiannya kotor memakai topi

2. kuskusan, membawa peralatan. Apa sebabnya demikian agar tidak dapat dikenal oleh orang. Setibanya beliau yang bijaksana itu pada batang pohon itu, kemudian dibersihkan dan disucikannya batang pohon itu

3. dijadikan patung. Kemudian, dengan tidak diketahuinya banyak