Kalimat
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Kalimat adalah satuan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, disertai dengan konjungsi bila diperlukan, serta diakhiri dengan intonasi final. Dari rumusan tersebut dapat disimpulkan bahwa yang terpenting dari sebuah kalimat hanyalah konstituen dasar dan intonasi final, karena konjungsi hanya ada jika diperlukan[1].
Konstituen dasar pembentuk kalimat biasanya berupa klausa, sedangkan intonasi final bisa berupa tanda titik pada kalimat deklaratif, tanda tanya pada kalimat interogatif, dan tanda seru pada kalimat imperatif dan ekslamatif. Sehingga dapat dikatakan bahwa apabila ada sebuah klausa diberi intonasi final maka terbentuklah kalimat[1].
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut, pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Kalimat tunggal dan Majemuk
suntingPerbedaan mendasar antara kalimat tunggal dan kalimat majemuk terletak pada banyaknya klausa[1].
Kalimat Tunggal
suntingKalimat tunggal merupakan kalimat yang hanya memiliki satu klausa saja sehingga tidak perlu adanya konjungsi[1].
Contoh:
- Saya sedang menyunting artikel.
- Mengapa artikel itu harus disunting.
Sedangkan pada kalimat "Mereka sedang makan dan minum" akan menimbulkan persoalan. Apabila kontruksi "makan dan minum" dianggap sebagai perluasan, "makan" ditambah "dan minum" maka hanya terdiri dari satu klausa sehingga dianggap sebagai kalimat tunggal. Namun, apabila dianggap sebagai penggabungan dan pelesapan dari dua buah klausa "Mereka sedang makan" dan "Mereka sedang minum" maka terdiri dari dua buah klausa sehingga disebut sebagai kalimat majemuk[1].
Kalimat Majemuk
suntingKalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri lebih dari satu klausa serta biasanya setiap klausa dihubungkan oleh konjungsi[1].
Contoh:
1. Dia tidak lupa membawa buku dan alat tulis.
2. Hari ini hujan lebat, tetapi ia tetap datang ke rumahku.
Jenis-Jenis Kalimat majemuk
suntingCara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
- Kalimat Majemuk Setara
- Kalimat Majemuk Rapatan
- Kalimat Majemuk Bertingkat
- Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk setara
suntingKalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yakni Penggabungan, Penguatan/Penegasan, Pemilihan, Berlawanan dan Urutan Waktu.
Jenis | Konjungsi |
---|---|
Penggabungan | dan, serta |
Penguatan/Penegasan | bahkan |
Pemilihan | atau |
Berlawanan | sedangkan, tetapi, namun, melainkan |
Urutan Waktu | kemudian, lalu, lantas |
Contoh:
- Rani pergi ke pasar sedangkan Rudi berangkat ke bengkel. (kalimat majemuk)
- Reza berangkat ke sekolah, sedangkan ibunya pergi ke pasar. (kalimat majemuk)
Kalimat majemuk rapatan
suntingKalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objek yang sama. Bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
Contoh:
- Pekerjaannya hanya makan. (kalimat tunggal 1)
- Pekerjaannya hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
- Pekerjaannya hanya merokok. (kalimat tunggal 3)
- Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk rapatan)
Kalimat majemuk bertingkat
suntingKalimat majemuk bertingkat adalah penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Berdasarkan kata penghubung (konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri dari sepuluh macam, yakni syarat, tujuan, perlawanan (konsesif), penyebaban, pengakibatan, cara, alat, perbandingan, penjelasan, dan kenyataan.
Jenis | Konjungsi |
---|---|
syarat | jika, kalau, manakala, andaikata, asal(kan) |
tujuan | agar, supaya, biar |
perlawanan (konsesif) | walaupun, kendati(pun), biarpun |
penyebaban | sebab, karena, oleh karena |
pengakibatan | maka, sehingga |
cara | dengan, tanpa |
alat | dengan, tanpa |
perbandingan | seperti, bagaikan, alih-alih |
penjelasan | bahwa |
kenyataan | padahal |
Contoh:
- Kemarin ayah mencuci motor. (induk kalimat)
- Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
- Ketika matahari berada di ufuk timur, ayah mencuci motor. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
- Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
Kalimat majemuk campuran
suntingKalimat majemuk campuran ialah gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh:
- Toni bermain dengan Kevin. (kalimat tunggal 1)
- Rina membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
- Ketika aku datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
- Toni bermain dengan Kevin dan Rina membaca buku di kamar, ketika aku datang ke rumahnya kemarin. (kalimat majemuk campuran)
Pola Kalimat
suntingKalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek ataupun pelengkap. Kalimat dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
Kalimat Dasar Berpola S P
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
- Mereka / sedang berenang. = S / P (Kata Kerja)
- Ayahnya / guru SMA. = S / P (Kata Benda)
- Gambar itu / bagus.= S / P (Kata Sifat)
- Peserta penataran ini / empat puluh orang. = S / P (Kata Bilangan)
Kalimat Dasar Berpola S P O
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
- Mereka / sedang menyusun / karangan ilmiah. = S / P / O
Kalimat Dasar Berpola S P Pel.
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
- Anaknya / beternak / ayam. = S / P / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
- Dia / mengirimi / saya / surat. = S / P / O / Pel.
Kalimat Dasar Berpola S P K
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Mereka / berasal / dari Surabaya. = S / P / K
Kalimat Dasar Berpola S P O K
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba transitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Kami / memasukkan / pakaian / ke dalam lemari. = S / P / O / K
Kalimat Dasar Berpola S P Pel. K
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive atau kata sifat, pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya
- Ungu / bermain / musik / di atas panggung. = S / P / Pel. / K
Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K
suntingKalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
- Dia / mengirimi / ibunya / uang / setiap bulan. = S / P / O / Pel. / K
Kalimat berpelengkap menggunakan kata pelengkap untuk membuat kalimat supaya menjadi utuh.[2]
Kalimat pasif dan negatif
suntingKalimat pasif
suntingKalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Pada umumnya ditandai oleh predikatnya yang berawalan di- dan ter-. Terdapat dua kaidah umum untuk membentuk kalimat aktif menjadi kalimat pasif dalam bahasa Indonesia. fggd
Subyek sebagai kata ganti orang
sunting- Saya memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
- Nasi goreng kumasak. (kalimat pasif)
- Dia memarahi Dita. (kalimat aktif)
- Dita dimarahi dia. (kalimat pasif)
Subyek bukan sebagai kata ganti orang
sunting- Bapak memasak nasi goreng. (kalimat aktif)
- Nasi goreng dimasak (oleh) bapak. (kalimat pasif)
- Dina memarahi Dia. (kalimat aktif)
- Dia dimarahi (oleh) Dina. (kalimat pasif)
Kalimat negatif
sunting- Saya memasak nasi goreng. (kalimat positif)
- Saya tidak memasak nasi goreng. (kalimat negatif)
- Dia memarahi Dita. (kalimat positif)
- Dia tidak memarahi Dita. (kalimat negatif)
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Chaer, Abdul (2012). Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. hlm. 240–243.
- ^ Utami, Silmi Nurul (2021-06-08). Gischa, Serafica, ed. "Contoh Kalimat Berpelengkap". Kompas.com. Diakses tanggal 2022-02-05.
Pranala luar
sunting- Basic Sentence Structures Diarsipkan 2017-01-26 di Wayback Machine.
- The definition and meaning of the words "idea", "thought" and "sentence".
- Sentence Variety: Sentence Types
- The Sentence: A Group of Words Expressing a Meaning Diarsipkan 2011-08-13 di Wayback Machine.
- "The Book-Length Sentence" and "The Art of the Very Long Sentence", a history of very long sentences. Ed Park, New York Times Book Review, December 24, 2010 and January 3, 2011 (respectively).
- phraseup* – A writing assistant that helps with completing sentences by finding the missing words we can't recall.
- Fraze.it – A search engine for sentences and phrases. Supports six languages, filtered by form, zone, context, etc.