Lompat ke isi

Pengguna:Rizka Hanifah Aqilla/Cloud Storage

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 28 Juni 2024 12.17 oleh Rizka Hanifah Aqilla (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Penyimpanan Awan (bahasa inggris: cloud storage) adalah sebuah model layanan di mana data di transmisikan dan disimpan secara remote pada sistem penyimpanan jarak jauh. Data yang disimpan di cloud storage akan di cadangkan dan di pelihara pada sistem penyimpanan jarak jauh tersebut, sehingga dapat diakses oleh pengguna melalui jaringan seperti internet.[1] Pengguna Membayar biaya bulanan kepada penyedia layanan cloud storage berdasarkan tingkat konsumsi mereka.

Cloud Storage layanan penyimpanan data yang terpusat dan dikelola oleh pihak penyedia, sehingga pengguna dapat menyimpan dan mengakses data secara remote melalui jaringan internet.

Komputasi Awan (bahasa inggris: cloud computing) merupakan hasil evolusi bertahao yang berawal pada tahun 1960-an. Pada 1960, Jhon McCarthy dari MIT, salah satu pionir kecerdasan buatan, mengemukakan bahwa jaringan komputasi suatu hari nanti akan menjadi infrastruktur publik layaknya listrik dan telepon. Di tahun yang sama, JCR Licklider memperkenalkan konsep 'Interglactic Computer Network'. Pada 1969, ia memimpin pembangunan ARPANET, dengan visi bahwa semua orang di dunia dapat terhubung dan mengakses program serta dari mana saja. Tetapi pada saat itu Cloud Storage tidak terhubung ke jaaringan internet.

Perkembangan cloud storage baru mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum pada tahun 2000 oleh perusahaan eCommerce Amazon. Amazon menciptakan layanan Amazon Web Service (AWS) sebagai upaya untuk mempelopori penelitian dan pengembangan layanan cloud dan layanannya berkembang pesat dengan munculnya platform seperti Google Drive, Dropbox, OneDrive, dan iCloud.

Selama beberapa tahun berikutnya, layanan cloud storage semakin populer. Perusahaan teknologi seperti Google, Microsoft, dan Appe juga termasuk pasar dengan menyediakan layanan cloud storage mereka sendiri. Ini membuka peluang bagi pengguna untuk memilih layanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pada tahun 2010, banyaknya bisnis yang mulai berpindah ke cloud, menjadi jelas bahwa penyedia layanan cloud utama lebih terlindungi daripada sebagian besar organisasi dalam mengamankan jaringan mereka. Banyak organisasi mulai meninggalkan infrastruktur TI on-premise dan beralih ke layanan cloud untuk penyimpanan dan komputasi. Saat ini, keamanan cloud menjadi elemen utama dari strategi keamanan dan perlindungan data secara keseluruhan, karena cloud sudah sangat universal.[2]

Cara Kerja

[sunting | sunting sumber]

Cloud Storage adalah layanan penyimpanan file atau data di internet yang disediakan oleh perusahaan penyedia layanan komputasi awan. Dengan penyimpanan awan, data tersebut dapat di akses dimana saja selama ada koneksi internet.

Penyimpanan cloud disediakan oleh penyedia layanan cloud yang memiliki dan mengoperasikan kapasitas penyimpanan data dengan memelihara pusat data besar di berbagai lokasi di seluruh dunia. Penyedia penyimpanan cloud mengelola kapasitas, keamanan, dan daya tahan agar data dapat diakses, oleh aplikasi melalui internet dalam model bayar sesuai pemakaian. Menghubungkan ke penyimpanan cloud melalui internet atau melalui koneksi pribadi khusus, menggunakan portal web, situs web, atau aplikasi seluler.

Saat pelanggan membeli penyimpanan cloud dari penyedia layanan, mereka menyerahkan ketersediaan data, server penyimpanan cloud melalui protokol penyimpanan tradisional atau langsung menggunakan antarmuka pemrograman aplikasi (API). Penyedia penyimpanan cloud juga mungkin menawarkan layanan yang dirancang untuk membantu mengumpulkan, mengelola, mengamankan, dan menganalisis data dalam skala besar.[3]

Pengguna yang ingin menyimpan File akan mengirimkan salinan file tersebut ke server penyedia layanan cloud melalui koneksi internet. Setelah file berhasil disalin ke server, pengguna dapat mengakses atau mengedit file tersebut di server cloud. Penyimpanan cloud menggunakan beberapa server, sehingga data tetap aman meskipun ada masalah pada salah satu server. Sebelum menggunakan layanan ini, pengguna perlu mendaftar atau melakukan registrasi dengan penyedia layanan cloud storage

Cloud Storage adalah sebuah teknologi yang telah mengubah cara kita menyimpan dan mengakses data. Dengan menggunakan layanan ini, dapat menyimpan file secara online, sehingga memungkinkan akses dari mana saja dengan koneksi internet. Berikut adalah lima manfaat menggunakan penyimpanan cloud dan aplikasi yang memanfaatkan penyimpanan di cloud.

  • Kemudahan Dalam Pengelolaan

Pemeliharaan perangkat lunak, perangkat keras, dan infrastruktur umum untuk mendukung penyimpanan secara drastis disederhanakan oleh aplikasi di cloud. Aplikasi yang memanfaatkan penyimpanan di cloud seringkali jauh lebih mudah disiapkan dan dipelihara daripada menerapkan layanan yang setara di lokasi.[4]

Penyimpanan cloud adalah layanan yang memfasilitasi pengguna untuk menyimpan dan mengakses data melalui internet, tanpa harus menggunakan perangkat penyimpanan fisik lokal seperti hard disk atau flashdisk. Data yang disimpan dalam penyimpanan cloud dapat diakses dari berbagai perangkat yang terhubung dengan internet, dan pengguna dapat dengan mudah mengunduh, mengelola, atau melakukan editing terhadap data tersebut.

  • Efektivitas Biaya

Dari segi total kepemilikan, penyimpanan cloud menjadi pilihan unggul. Untuk total biaya kepemilikan, penyimpanan cloud adalah pemenang yang jelas. Penghapusan sistem yang mahal dan orang-orang yang di perlukan untuk memelihara biasanya memberi organisasi penghematan biaya signifikan yang lebih dari mengimbangi biaya untuk penyimpanan cloud.[4] Biaya untuk dapat menyediakan tingkat ketersediaan yang tinggi dan skalabilitas yang dibutuhkan organisasi organisasi juga tidak tertandingi. Skala ekonomi yang dicapai oleh pusat data tidak dapat tertandingi oleh semua kecuali organisasi terbesar.

  • Pemadaman dan Peningkatan Berdampak Rendah

Komputasi Awan biasanya menawarkan redudansi yang hemat biaya dalam penyimpanan perangkat keras. Ini berarti bahwa layanan akan tetap tersedia tanpa gangguan selama ada gangguan yang di rencanakan atau tidak terduga.[4] Redudansi ini juga berlaku ketika ada peningkatan perangkat keras yang mungkin tidak terlihat oleh pengguna akhir. Dengan adanya redudansi ini, komputasi awal dapat memberikan keandalan dan keberlanjutan yang lebih baik bagi pengguna.

  • Kesiapsiagaan Bencana

Penyimpanan di luar lokasi, yang sudah ada sejak awal pengguna tape drive, bukanlah hal baru. Saat ini, menyimpanan data penting di cadangan luar lokasi telah menjadi dasar pemulihan darurat.[4] Layanan penyimpanan cloud tidak hanya menyimpan data di luar lokasi, tetapi juga memiliki duplikasi dan sistem untuk memastikan pemulihan darurat efektif. Salah satu contoh layanan penyimpanan data diluar lokasi, tetapi juga menawarkan fitur pemulihan darurat adalah Idrive. IDrive tidak hanya menyimpan data di luar lokasi, tetapi juga menawarkan layanan IDrive Express di mana hard drive fisik dapat dikirimkan untuk memulihkan data dengan cepat jika terjadi kehilangan data.

  • Perencanaan yang Disederhakan

Solusi Penyimpanan cloud adalah membebaskan manager TI dari perencanaan kapasitaas yang terlalu rinci.[4] Solusi ini berbasis cloud, yang berarti dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat menyimpan data sesuai kebutuhan tanpa harus menyediakan penyimpanan tambahan yang mungkin diperlukan di masa depan. Dengan demikian, solusi penyimpanan cloud memberikan fleksibilitas dan efisiensi yang tinggi dalam pengelolaan kapasitas penyimpanan.

  • Optimalisasi Beban Kerja dan Kinerja

Vendor cloud membantu dalam mengoptimalkan kinerja dengan mendistribusikan beban kerja ke sumber daya yang tersedia. Hal ini memastikan tingkat kinerja yang konsisten dan optimal bahkan selama waktu penggunaan puncak.[5]

Jenis Jenis Cloud Storage

[sunting | sunting sumber]

Cloud Storage adalah cara penyimpanan data komputer di mana data tersebut dikirrim dan disimpan pada sistem penyimpanan yang berada di tempat yang jauh melalui jaringan internet. Ada beberapa jenis layanan cloud storage yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Berikut beberapa jenis layanan cloud storage yang digunakan untuk menyimpan dan mengakses data.

  • Public Cloud

Infrastruktur cloud tersedia untuk umum atau kelompok industri besar dan dimiliki oleh organisasi yang menjual layanan cloud. Umumnya, penyedia layanan cloud publik seperti Amazon AWS, Microsoft, dan Google memiliki dan mengoperasikan infrastruktur serta menawarkan akses hanya melalui internet (konektivitas langsung tidak di tawarkan).[6] Penyedia layanan cloud bertanggung jawab atas pemeliharaan, keamanan, dan pembaruan infrastruktur tersebut . ini memungkinkan pengguna untuk fokus pada pengembangan aplikasi dan invovasi, daripada menghabiskan waktu dan sumber daya untuk mengelola infrastruktur mereka sendiri.

Namun, penggunaan cloud publik juga memiliki beberapa pertimbangan. Salah satunya adalah kekhawatiran tentang keamanan data. Karena data pengguna disimpan di insfrastruktur yang dimiliki dan dioperasikan oleh penyedia cloud publik, ada kekhawatiran tentang kerahasiaan dan integritas data. Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memastikan bahwa penyedia layanan cloud mereka memiliki kebijakan keamanan yang kuat dan mematuhi standar keamanan yang relevan.

  • Hybrid Cloud

Infrastruktur cloud adalah komposisi dari dua atau lebih cloud ( private, community, atau public ) yang tetap menjadi satuan unik tetapi dihubungkan oleh teknologi standar atau hak milik yang memungkinkan pemindahan data dan aplikasi. Dengan memanfaatkan arsitektur ' hybrid cloud ', perusahaan dan individu dapat memperoleh tingkat toleransi kesalahan yang tinggi dikombinasikan dengan kegunaan langsung secara lokal tanpa ketergantungan pada konektivitas internet.Arsitektur hybrid cloud membutuhkan sumber daya on-premises dan infrastruktur cloud server berbasis jarak jauh. Hybrid cloud kurang memiliki fleksibilitas, keamanan, dan kepastian dari aplikasi in-house. Hybrid cloud menyediakan fleksibilitas aplikasi in-house dengan toleransi kesalahan dan skalabilitas layanan berbasis cloud.[6]

  • Private Cloud

Private cloud adalah infrastruktur cloud yang dioperasikan secara khusus untuk satu organisasi. Hal ini dapat dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan dapat berada di lokasi ( on-premise ) atau di luar lokasi ( off-premise ).[6] Melakukan proyek private cloud membutuhkan keterlibatan yang signifikan dalam memvirtualisasi lingkungan bisnis. Hal ini juga akan mendorong organisasi untuk mengevaluasi kembali keputusan mereka mengenai sumber daya yang sudah ada. Jika dilakukan dengan benar, proyek ini dapat memberikan dampak positif bagi bisnis. Namun, setiap langkah dalam proyek ini juga membawa tantangan keamanan yang perlu diatasi untuk menghindari kerentanan serius. Beberapa kritik terhadap private cloud adalah bahwa pengguna masih harus membeli, membangun, dan mengelolanya sendiri, sehingga tidak mendapatkan manfaat dari manajemen yang lebih sedikir. Selain itu, private cloud juga dianggap kurang memiliki model ekonomi yang membuat kondel komputasi awan menjadi menarik

  • Community Cloud

Infrastruktur cloud dibagi oleh beberapa organisasi dan mendukung komunitas tertentu yang memiliki kepentingan bersama seperti misi, persyaratan keamanan, kebijakan, dan pertimbangan kepatuhan.[6] Community cloud adalah salah satu jenis infrastruktur cloud yang dapat dikelola oleh organisasi atau pihak ketiga dan dapat berada di lokasi atau diluar lokasi.

Layanan Cloud Storage

[sunting | sunting sumber]

Layanan cloud storage adalah solusi untuk pengguna yang memiliki keterbatasan ruang penyimpanan pada perangkat. Dengan layanan ini, pengguna dapat menyimpan data secara online dan mengaksesnya kapan saja dan di mana saja. Terdapat berbagai pilihan layanan penyimpanan awan baik yang gratis maupun berbayar.

  • Dropbox

Dropbox adalah layanan hosting file yang memberi kesemoatan kepada pengguna untuk menyimpan dan berbagi file atau folder. Saat penelitian dilakukan, terdapat layanan gratis dengan kapasitas penyimpanan sebesar 2 GB. Pengguna juga dapat menambah ruang penyimpanan dengan mendaftarkan pengguna baru.[7] Dengan cara ini, pengguna dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan tanpa biaya tambahan.

Dropbox memiliki fitur-fitur yang berguna, seperti kemampuan untuk berbagi file dengan orang lain, mengatur file dalam folder, dan melakukan sinkronisasi otomatis antara perangkat yang berbeda. Selain itu, Dropbox juga menyediakan fitur keamanan yang kuat untuk melindungi file pengguna, seperti enkripsi data dan perlindungan dengan kata sandi.

  • Google Drive

Google drive adalah penawaran terbaru dari Google Inc. dan telah berevolusi dari Google Docs. Pengguna memiliki penyimpanan sebesar 5 GB saat membuat akun. Penyimpanan tambahan, mulai dari 25 GB hingga 16 TB, tersedia layanan berbayar.[7] Google drive dapat diakses menggunakan browser web atau perangkat lunak klien.

Dengan Google Drive, dapat menyimpan berbagai jenis file, seperti dokumen, gambar, video, dan lainnya yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja asalkan memiliki koneksi intenet.

  • Microsoft SkyDrive

Microsoft SkyDrive sebelumnya dikenal sebagai Windows Live Folders dan Windows Live SkyDrive sertaa menawarkan potensi penyimpanan gratis sebesar 25 GB.[7] Pada tanggal 1 Agustus 2007, layanan ini diperluas ke audiens yang lebih luas dan kemudian pada tanggal 2007, layanan ini diubah namanya menjadi Windows Live SkyDrive dan tersedia untuk pengujian di Inggris dan India. Pada tanggal 2 Desember 2008, kapasitas akun SkyDrive individu ditingkatkan dari 5 GB menjadi 25 GB.

One Drive ( Sebelumnya dikenal sebagai SkyDrive ) adalah bagian dari Windows Live suite Microsoft, dan menawarkan 25 GB ruang kosong untuk menyimoan dan berbagi dokumen, foto, dan file lainnya. Meskipun pengguna yang mendaftar sebelumnya mendapatkan alokasi penuh 25 GB, pengguna baru sekarang hanya ditawarkan penyimpanan gratis sebesar 7 GB.

  • iCloud

iCloud adalah layanan penyimpanan dan sinkronasi data yang dikembangkan dan dirilis oleh Apple pada tahun 2011. Dengan menggunakan iCloud, data dapat disinkronkan antara semua perangkat Apple yang terdaftar, memberikan kemampuan penyimpanan yang lebih besar dan memadai bagi pengguna.

Dengan iCloud Drive, pengguna dapat menyimpan file apapun yang mereka inginkan, sehingga memungkinkan akses yang mudah dan praktis ke file-file tersebut di berbagai perangkat mereka. Selain itu, dokumen dibuat menggunakan office suite iWork juga secara otomatis disimpan ke iCloud, sehingga pengguna dapat dengan mudah menyinkronkan dan mengakses dokumen-dokumen tersebut di seluruh perangkat yang mereka miliki.[8]

  • Box

Box telah ada untuk sementara waktu, didukung oleh sejumlah aplikasi utama seperti Google Docs dan Office 365. Ini juga terintegrasi dengan G-Suite, yang berarti Dokumen, Spreadsheet, dan Slide Mac dan Windows, ditambah ada juga klien Android resmi.[8]

  • Next Cloud

Next Cloud bukan penyedia penyimpanan online, tetapi menawarkan perangkat lunak gratis untuk mengunduh dan menginstal layanan penyimpanan cloud di server pengguna sendiri.[8] Dengan menggunakan Next Cloud, pengguna dapat memiliki kendali penuh atas data yang disimpan, termasuk lokasi penyimpanan, cara penyimpanan, akses pengguna, dan penghapusan data. Next Cloud dapat diinstal secara gratis di server Linux, dan perangkat lunak klien dapat diinstal di komputer yang menjalankan Windows, OS X, atau Linux.

  • iDrive

iDrive adalah layanan penyimpanan cloud yang menyediakan solusi untuk cadangan data, penyimpanan, dan sinkronasi file. iDrive menawarkan sinkronasi file secara berkelanjutan, bahkan yang ada di drive jaringan. Antarmuka web mendukung berbagai file melalui email, Facebook dan Twitter. Drive juga menawarkan IDrive Express - layanan di mana jika data hilang, akan mengirimkan hard drive fisik kepada pengguna, memungkinkan pemulihan semua file yang dicadangkan.[8]

  • pCloud

pCloud adalah layanan penyimpanan cloud yang menyediakan pengguna dengan ruang penyimpanan gratis sebesar 10 GB. Layanan ini tersedia untuk semua platform desktop dan seluler di mana pengguna juga dapat masuk melalui situs web.[8]

  • Enskripsi Data

Enskripsi data adalah salah satu metode yang penting dalam menjaga keamanan data yang disimpan dalam storage. Dengan menerapkan teknik enkripsi yang kuat, data yang disimpan akan terlindungi dari akses yang tidak sah. Enkripsi data melibatkan pengubahan data menjadi bentuk yang tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berwenng, kecuali dengan menggunakan kunci enkripsi yang tepat. Dengan demikian, bahkan jika data tersebut direbut oleh pihak yang tidak sah, mereka tidak akan dapat membaca atau memanipulasi data tersebut.

  • Keamanan Jaringan

Keamanan jaringan juga merupakan aspek penting dalam menjaga keamanan storage. Dengan menerapkan kontrol akses yang ketat dan teknik enkripsi yang kuat, organisasi dapat memastikan bahwa data yang disimpan atau ditransmisikan melalui jaringan tetap tidak terubah dan tidak dimanipulasi oleh pihak yang tidak sah. Selain itu, pengguna otentikasi multi-faktor juga dapat meingkatkan keamanan akses ke sistem dan layanan jaringan.

  • Manajemen Hak Akses

Manajemen hak akses adalah aspek penting dalam menjaga keamanan storage. Dengan menerapkan kebijakan hak akses yang tepat, organisasi dapat memastikan bahwa hanya orang yang berwenangyang memiliki akses ke data yang disimpan dalam storage. Hal ini membantu melindungi data dari akses yang tidak ah dan meminimalkan risiko kebocoran data.

Tantangan dan Keterbatasan

[sunting | sunting sumber]
  • Privasi dan Keamanan

Data yang disimpan di server lokal atau pribadi umumnya dianggap lebih aman daripada data yang disimpan di server pihak ketiga karena kekhawatiran tentang ketergantungan pada internet dan potensi pelanggaran. Penyedia layanan cloud harus menjamin privasi dan ketersediaan data.[9] Data sensitif harus di enkripsi sebelum diunggah ke cloud untuk melindungi dari penambangan data ilegal oleh penyedia. Selain itu, mekanisme untuk mencegah pemulihan data setelah dihapus sangat penting.

  • Kinerja yang Tidak Dapat Diprediksi

Layanan penyimpanan awan dapat menghadapi masalah kinerja terkait dengan pengambilan, penyimpanan, dan modifikasi data.[9] Faktor- faktor seperti latensi jaringan, proses enkripsi, dan deskripsi dapat menurunkan kinerja. Server yang tervisualisasi dan berbagi prosesor juga dapat menyebabkan penundaan jaringan dan penurunan kinerka keseluruhan.

  • Portabilitas dan Interoperabilitas

Pengguna sering menghadapi kesulitan saat memindahkan data dari satu penyedia cloud ke penyedia lain karena dalam format data, metode enkripsi, dan protokol penyimpanan memastikan transfer data yang mulus dan penghapusan setelah pindah ke penyedia lain sangat penting untuk mengagatasi masalah lock-in.[9]

  • Kerentanan Akibat Komputasi Awan Seluler

Penggunaan perangkat seluler yang semakin meningkat untuk mengakses layanan awan menghadirkan tantangan baru, seperti aksebilitas jaringan, latensi, dan risiko keamanan dari perangkat yang hilang atau dikompromikan. Sistem seluler sangat rentan terhadap serangan malware dan virus, yang dapat mengkompromikan kerahasiaan, ketersediaan, dan integritas data.[9]

  • Kerahasiaan Data

Layanan awan yang tervirtualisasi rentan terhadap berbagai serangan yang dapat mengkompromikan kerahasiaan data. Penyerang dapat mengeksploitasi detail cache ayau jam sistem untuk membobol mesin virtual.[9] Menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat, seperti enkripsi kunci simetris dan daftar kontrol akses, sangat penting untuk melindungi data, tetapi efektivitas kunci simetris mungkin terganggu jika dibagikan dengan penyedia layanan awan.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Liu, Allan; Yu, Ting (2018). "Overview of Cloud Storage". International Journal of Scientific & Technology Research.: hal–02889947f. 
  2. ^ Ekhaguosa, Vincent Osamuyimen; Tijani, Abdulsalami Lucky; Omoorogbe, Harry (2022). "DATA STORAGE IN THE CLOUD: A HISTORICAL PERSPECTIVE". LAFIA JOURNAL OF LIBRARY AND INFORMATION SCIENCE. 2 (1). 
  3. ^ "What is Cloud Storage?". 2024. Diakses tanggal 19 Juni 2024. 
  4. ^ a b c d e WU, Jiyi; PING, Lingdi; GE, Xiaoping; Wang, Ya; FU, Jianqing (2010). "Cloud Storage as the Infrastructure of Cloud Computing". 2010 International Conference on Intelligent Computing and Cognitive Informatics: 380–383. doi:10.1109/ICICCI.2010.119. 
  5. ^ Obrutsky, Santiago Lucas (2016). "Cloud Storage: Advantages, Disadvantages and Enterprise Solutions for Business". 2010 International Conferce on Intelligent Computing and Cognitive Informatics. 
  6. ^ a b c d Bhoyar, Rahul; Chopde, Prof. Nitin (2013). "Cloud Computing:Service models, Types, Database adn ssues". International Journal of Advanced Research in Computer Science and Software Engineering. 3 (3): 695–700. ISSN 2277-128X. 
  7. ^ a b c Quick, Darren; Martini, Ben; Choo, Kim-Kwang Raymond (2014). Cloud Storages Forensics. Amsterdam: Elshevier. 
  8. ^ a b c d e Kannan, Dr.T.KamalaKannan; Senthil, K.Sharmila; Shanti, Mrs.C.; Devi, Mrs. R. (2019). "Study on Cloud Storage and its Issues in Cloud Computing". International Journal of Management, Technology And Engineering. IX (I): 979. ISSN 2249-7455. 
  9. ^ a b c d e Akingbade, Luisa (2020). "Cloud Storage problems, benefits and solutions provided by Data De-duplication". International Journal of Engineering and Innovative Technology. 6 (5).