Bahan bakar gas
Bahan bakar gas adalah semua jenis bahan bakar yang berbentuk gas, biasanya bahan bakar gas ini termasuk golongan bahan bakar fosil.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Catatan pertama mengenai pemakaian gas yang dapat dibakar adalah pada tahun 900 SM di Tiongkok, di mana gas bumi disalurkan melalui pipa bambu dan digunakan untuk penerangan. Penggunaan modern pertama kalinya, tercatat dengan mulai diproduksinya gas batubara pada tahun 1665 di Inggris, sedangkan penggunaan untuk penerangannya dimulai pada tahun 1792. Tidak lama kemudian, terbentuk perusahaan gas untuk membuat dan memperdagangkannya. Penemuan gas biru pada tahun 1780 dan gas produser merupakan langkah penting dalam perkembangan industri baru ini.
Jenis
[sunting | sunting sumber]Gas alam terkompresi
[sunting | sunting sumber]Gas alam terkompresi dapat menggantikan bahan bakar lain seperti bensin, solar dan gas minyak cair. Penggantian jenis bahan bakar lain melalui gas alam terkompresi memanfaatkan metana yang disimpan pada temperatur tinggi. Keunggulan dari penggunaan gas alam terkompresi adalah menghasilkan limbah gas yang jumlahnya lebih sedikit. Jumlah tersebut tidak sebanyak bahan bakar bensin, solar dan gas minyak cair. Gas alam terkompresi juga lebih aman dari segi kebocoran gas. Sifatnya ringan dan mudah menyebar ketika keluar dari tempat penyimpanannya. Selain itu, gas alam terkompresi mudah ditemukan. Keberadaannya di atas deposit minyak, pabrik pengolahan air limbah dan di tempat pembuangan sampah.[1]
Gas minyak cair
[sunting | sunting sumber]Gas minyak cair merupakan bahan bakar gas yang dihasilkan dalam wujud cair. Pencairan gas menjadi gas minyak cair melalui proses distilasi bertekanan tinggi. Gas alam maupun gas olahan minyak bumi menjadi fraksi yang berfungsi sebagai umpan. Gas minyak cair terbentuk dari senyawa hidrokarbon yang ringan. Sebagian besar hidrokarbonnya terdiri atas propana dan butana. Sedangkan sebagian kecil lainnya terdiri atas etana dan pentana.[2]
Gas bumi
[sunting | sunting sumber]Gas bumi atau gas alam bukan saja merupakan gas bakar yang paling penting, tetapi juga merupakan bahan baku utama untuk berbagai sintesis kimia. Produk dari gas bumi yang terutama misalnya berbagai hidrokarbon dan LPG. Dengan semakin naiknya nilai minyak bumi, maka proses pemulihan hasil gas makin ditingkatkan.
Gas tanur kokas
[sunting | sunting sumber]Gas tanur kokas dihasilkan dari hasil sampingan proses distilasi batubara. Biasanya gas jenis ini banyak digunakan dalan industri baja.
Gas produser
[sunting | sunting sumber]Gas produser dihasilkan dengan cara melewatkan udara ke bahan karbon, misalnya batubara, dan dihasilkan karbon monoksida. Reaksinya eksotermis, dan dapat dituliskan sebagai berikut:
2C + O2 → 2CO
Nitrogen dalan udara tidak bereaksi dan larut dalam gas hasil, sehingga mengakibatkan nilai kalori gas menjadi rendah. Gas jenis ini biasa digunakan untuk tenaga turbin gas yang memang tidak memerlukan bahan bakar dengan nilai kalori tinggi, tetapi sebelumnya tar dari gas harus diambil terlebih dahulu.
Gas jenis ini cukup berguna, namun harus diperhatikan bahwa kandungan karbon monoksidanya dapat menimbulkan keracunan.
Gas air (Gas biru)
[sunting | sunting sumber]Gas air kadang-kadang disebut juga dengan gas biru karena jika gas ini dibakar ia akan memberikan nyala yang berwarna biru. Gas ini dihasilkan dari reaksi antara uap air dengan batubara atau kokas pijar pada suhu di atas 1000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:
C + H2O → CO + H2
C + 2H2O → CO2 + 2H2
Nilai kalori dari gas ini masih rendah, dan biasanya untuk meningkatkannya ditambahkan minyak yang diatomisasikan ke dalam gas air panas. Hasilnya adalah berupa gas air berkarburasi dan mempunyai nilai kalor yang lebih tinggi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Khalid, I., dan Muslim (2017). "Prospek dan Tantangan Produksi CNG untuk Mengurangi Polusi Udara di Indonesia" (PDF). Prosiding Seminar Nasional UIR 2017: 40. ISBN 978-979-3793-70-2.
- ^ Arijanto dan Purnadi, H. (2014). "Penggunaan Bahan Bakar Gas Pada Sepeda Motor Bermesin Karburator" (PDF). Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIII (SNTTM XIII): 262. ISBN 978-602-98412-3-7.