Hòa Hảo
Total populasi | |
---|---|
1-2 juta | |
Pendiri | |
Huỳnh Phú Sổ | |
Wilayah dengan populasi signifikan | |
Vietnam | |
Agama | |
Hòa Hảo | |
Bahasa | |
Vietnam | |
Situs | |
http://hoahaobuddhism.org/ |
Đạo Hòa Hảo (ⓘ, Chữ Nôm: 道和好, Tionghoa: 和好, Hé Hǎo), juga dikenal dengan Hao Hao atau Hoahaoisme,[1] adalah sebuah kepercayaan tradisi, yang berakar pada ajaran Buddhisme, yang didirikan pada 1939 oleh Huỳnh Phú Sổ yang berasal dari wilayah Delta Sungai Mekong di selatan Vietnam. Para pengikutnya menganggap Huỳnh Phú Sổ sebagai seorang nabi, dan Hòa Hảo adalah sebuah kelanjutan dari pengajaran Buddha pada abad ke-19 yang dikenal sebagai Bửu Sơn Kỳ Hương (Tionghoa-Vietnam 寶山奇香). Para pendiri dari tradisi tersebut dianggap oleh para pengikut Hòa Hảo sebagai Buddha yang hidup. Kepercayaan ini merupakan satu dari berbagai aliran kepercayaan yang banyak dianut warga Vietnam, selain dari kepercayaan Vietnam, Budha, Katolik, Protestan, Caodisme, Islam, Hindu, Yahudi, dan Baha'i.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Huỳnh Phú Sổ sebagai pendiri Hoa Hao, lahir pada tahun 1919 di desa Hoa Hao, di sebelah Selatan Vietnam, provinsi Chau Doc, dekat dengan perbatasan negara Kamboja. Nabi Huỳnh merupakan putera sulung dari pasangan Huynh Cong Bo dan Le Thi Nham, kedua orang tuanya dikenal sebagai sosok yang jujur. Ketika berusia 15 tahun, Huỳnh berhenti dari pendidikan sekolah karena suatu penyakit, dan itu terjadi hingga dia berusia 21 tahun. Pada tahun 1939, ketika berkunjung ke pegunungan suci That Son dan Ta Lon, Huỳnh mendapat sebuah pencerahan.[3]
Kemudian pada hari ke-18 dari bulan ke-5 tahun Hare (1939), dia melakukan misi dalam menyebarkan pengaruhnya. Dia mulai menyembuhkan berbagai sakit penyakit yang ummunya tidak dapat disembuhkan oleh siapapun. Huỳnh menggunakan bahan-bahan sederhana dalam pengobatannya, seperti dedaunan hijau dan air murni. peristiwa-peristiwa tersebut membuat para dokter dan juga dukun setempat menjadi heran atas kemampuan Huỳnh tersebut. Sejak itu, berbagai kalangan, seperti penulis, pengacara, dan tokoh-tokoh masyarakat mulai mengakui bakat supranaturalnya.[3]
Sejak tahun 1939, Huỳnh mengungkapkan sebuah ramalan bahwa akan terjadi perang dan penderitaan di dunia, termasuk Vietnam. Perihal ramalan itu, dia mendesak semua umat manusia untuk meninggalkan sifat-sifat buruk dan kembali ke jalan yang benar yang penuh kebajikan. Pada saat mengobati banyak orang sakit, Huỳnh juga berkotbah dihadapan banyak orang supaya manusia hidup baik dan memperbaiki diri.[3]
Ajaran-ajaran utama yang disampaikan Huỳnh dihadapan orang-orang yang mendengar kotbahnya, adalah kepedulian terhadap sebuah pertimbangan yang realistis, dan sesuai pada zamannya. Dia melakukan metode modernisasi dalam perbaikan diri, yang sebelumnya dianggap pasif di dalam agama Buddha. Sehingga, Huỳnh dianggap sebagai revolusioner besar di bidang keagamaan, karena bisa mengubah ajaran Budha yang pasif yang telah telah dipraktikkan selama ini di Vietnam.[3]
Pengajaran
[sunting | sunting sumber]Huỳnh Phú Sổ disebut Master Buddha (Phật thầy dalam bahasa Vietnam), karena ajarannya didasari pada ajaran Buddha. Para pengikut Haohaoisme ini percaya bahwa mereka dilahirkan untuk melindungi manusia dan juga Vietnam, supaya terlepas dari berbagai penderitaan. Salah satu yang unik dan hal terpenting dari aliran kepercayaan ini adalah bahwa iman mereka akan tampak ketika mereka lebih mengutamakan untuk memberi bantuan atau sedekah kepada orang yang tidak mampu, dari pada melakukan ritual keagamaan atau melakukan upacara ibadah Haohaoisme itu sendiri.[2]
Pada upacara keagamaan, sebuah kain berwarna coklat polos menjadi altar keluarga disaat mereka sedang berdoa. Terdapat bunga, dupa dan air tawar, mejadi wadah utama yang digunakan ketika mereka beribadah di rumah. Sementara, ketika mereka tidak sedang berada di rumah, mereka bisa berdoa menghadap arah Barat, lalu menyampaikan doa-doa kepada Budha.[2]
Penganut Hòa Hảo diwajibkan untuk mengikuti ibadah komunal pada tanggal 1 dan 15 bulan lunar. Selain itu, mereka juga diharapkan hadir pada hari-hari suci umat Budha pada umumnya. Dalam kehidupan sehari-hari, mereka sering memberi persembahan makanan di kuil, dan juga kerap meminta layanan ramalan tentang kehidupan mereka. Sementara untuk upacara pemakaman dan adat istiadat pernikahan, sedikit lebih rumit dan membutuhkan biaya mahal.[2]
Kitab Pengajaran
[sunting | sunting sumber]Setidaknya ada 4 kitab pengajaran yang dimiliki umat Hoa Hao:[4]
- Sấm Giảng Thi Văn Giáo Lý, kitab ceramah ajaran nabi Huỳnh.
- TU RÈN TÂM TRÍ, kitab mengolah pikiran.
- Cách Tu Hiền Và Sự Ăn Ở Của Một Người Bổn Đạo, kitab tentang cara menghadapi seseorang.
- SƠ LƯỢC VỀ PHẬT GIÁO HÒA HẢO, kitab ringkasan ajaran Buddha Hoa Hao.
Penyebaran dan Pengikut
[sunting | sunting sumber]Menurut statistik Sensus Penduduk tahun 2019, ada sekitar 970.000 jiwa (sekitar 1%, dari 96.208.984 jiwa (2019)) pemeluk Buddha Hoa Hao, dan menjadikannya sebagai agama terbesar ke-4 di Vietnam, setelah Katolik, Budha, dan Protestan.[5] Hingga saat ini, penganut Hao Hao sudah tersebar di seluruh Vietnam, dan melakukan diaspora ke luar negeri. Selain di Vietnam, beberapa komunitas Hoa Hao memiliki rumah ibadah di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat, khususnya di California, dan Texas. Kemudian ada di Australia, khususnya di New South Wales.
Hari Keagamaan
[sunting | sunting sumber]Beberapa Hari-hari besar keagamaan umat Hao Hao:
- 1 Januari sebagai Tahun Baru Lunar
- Hari bulan purnama di Januari
- 25 Februari sebagai hari ulang tahun Buddha
- 18 Mei sebagai perayaan lahirnya Hao Hao
- Hari bulan purnama di Juli
- 12 Agustus sebagai hari Xi'an Buddha
- Hari bulan purnama di Oktober
- 17 November sebagai hari perayaan umat Buddha
- 25 November sebagai hari lahirnya Huynh.
- 8 Desember sebuah perayaan umat Buddha.
Catatan
[sunting | sunting sumber]- Ho Tai, Hue-Tam. Millenarianism and Peasant Politics in Vietnam. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press, 1983.
- Taylor, Philip. "Apocalypse Now? Hòa Hảo Buddhism Emerging from the Shadows of War", The Australian Journal of Anthropology, Vol. 12, No. 3 (2001): 339-354.
- Nguyễn Long Thành Nam. Hòa Hảo Buddhism in the Course of Việtnam's History. NY: Nova Science Publishing, 2004.
- Phạm Bích Hợp. Làng Hòa Hảo Xưa và Này (Hòa Hảo Village Past and Present) Ho Chi Minh City: Nha Xuat Ban Thanh Pho Ho Chi Minh, 1999.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Lei Hui-cui. A Preliminary Study of Hoahaoism. Department of the Vietnamese Language, School of Foreign Studies, University of International Business and Economics, Beijing, China.
- ^ a b c d "Religion in Vietnam". www.holidify.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 September 2020.
- ^ a b c d "Hyunh Giao Chu". www.haohao.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 14 September 2020.
- ^ "Sách Giáo Lý". www.hoahao.org (dalam bahasa viet). Diakses tanggal 15 September 2020.
- ^ "Report on Results of the 2019 Census" (pdf). General Statistics Office of Vietnam. hlm. 53. Diakses tanggal 14 September 2020.