I Gusti Ngurah Pindha
I Gusti Ngurah Pindha (1924-1991) adalah seorang tentara dan politikus Indonesia kelahiran Denpasar. Dari 1943 sampai 1945, ia bergabung dengan Pembela Tanah Air (PETA) dan menjalani pendidikan militer Jepang di Singaraja. Pada masa Revolusi Nasional Indonesia, ia turut menjadi anggota Kesatuan Resimen Sunda Kecil di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai dan mengabdi sebagai Kepala Staf Batalion I dengan pangkat letnan.
Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, ia melanjutkan karier militer di Makassar, Sulawesi Selatan sambil menempuh pendidikan sebagai sarjana muda sosial politik. Kemudian, ia meneruskan pendidikan di Sekolah Staf Angkatan Darat di Bandung pada tahun 1960. Dari 1960 sampai 1962, ia menjabat sebagai Komandan Komando Pelabuhan Laut Makassar dan Kepala Staf I Korem III Makassar.
Pada 1962, ia kembali ke Bali dan bertugas sebagai Kapendam Udayana, merangkap sebagai Kepala Kamuved Nusa Tenggara (1962-1966). Dari 1965 sampai 1970, ia diangkat menjadi Wakil Gubernur Bali. Dari 1977 sampai 1982, ia menjadi anggota MPRRI. Dari 1982 sampai 1987, ia menjadi anggota DPRRI.
Ia menerima sejumlah bintang jasa dalam bidang militer yang meliputi Bintang Gerilya, Satya Lencana Penegak, Satya Lencana, dan Medali 3 Windu. Kala wafat, ia diberi upacara militer di tempat asal keluarganya di Denkayu, Mengwi, Badung, Bali. Pada 2017, ia secara anumerta dianugerahi Parama Budaya oleh Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra. Ia juga menulis buku Selubung Barong dalam Lahar (1979) dan Perang Bali: Sebuah Kisah Nyata (2013).[1]