Pangkalan Serai, Kampar Kiri Hulu, Kampar
Pangkalan Serai | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Riau | ||||
Kabupaten | Kampar | ||||
Kecamatan | Kampar Kiri Hulu | ||||
Kode pos | 28471 | ||||
Kode Kemendagri | 14.01.09.2015 | ||||
Luas | 4800 Ha | ||||
Jumlah penduduk | 558 Jiwa/Tahun 2021. 365 Jiwa/Tahun 2023 | ||||
Jumlah RT | 16 | ||||
Jumlah RW | 8 | ||||
Jumlah KK | 118 | ||||
|
Pangkalan Serai merupakan salah satu desa atau nagari yang ada di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Indonesia. Desa ini berada di bagian Hulu Sungai Subayang yang berbatasan dengan Sumatera Barat. Lama perjalanan yang ditempuh dari Pekanbaru untuk sampai di desa ini sekitar 7 jam, dimana dari Pekanbaru (menggunakan motor/mobil/bus) sampai ke Gema butuh waktu 2,5-3 jam, dan dari Gema sampai ke Desa Pangkalan Serai sekitar 4 jam menggunakan transportasi Piyau jenis Jhonson dengan harga 90.000/orang atau 700.000/Jhonson (memuat 5-7 orang). Desa ini menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Air, tidak ada jaringan sama sekali, namun terdapat 1 warung yang menyediakan Voucher Wi-Fi dengan harga 12.000/jam.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Masyarakat adat berasal dari Luhak Lima Puluh Kota yang turun menyusuri sungai untuk menuju tempat Putri Andang Dewi (anak dari Raja Tuo dan Lindung Bulan), hingga akhirnya menetap di desa ini. Awalnya desa ini bernama desa Koto Lamo, namun akhirnya berubah menjadi Pangkalan Serai karena menjadi pangkal jalan pada saat penjemputan Raja Gunung Sahilan. Sampai saat ini, masyarakat terdiri dari 3 suku, yaitu Suku Domo, Suku Bendang, dan Suku Melayu. Di desa ini, adat masih sangat kental. Untuk memainkan Calempong saja, harus menunggu persetujuan para Ninik Mamak di desa ini dan tidak sembarang orang yang dapat membunyikan/memainkan alat musik tersebut.
Sumber Daya Manusia [1]
[sunting | sunting sumber]- Pendidikan
Di desa ini hanya terdapat 1 bangunan sekolah, yaitu SDN 016 Pangkalan Serai berjumlah 34 siswa pada tahun ajaran 2022/2023. Biasanya anak-anak akan melanjutkan jenjang SMP dan SMA ke Gema atau Kabupaten lainnya. Rata-rata pemuda/i desa ini merupakan tamatan SMP dan SMA sederajat, ada beberapa yang merupakan lulusan sarjana, namun sebagian merantau dan mencari kerja ke kota, mereka akan kembali ke desa dengan alasan untuk menjaga dan mengurus orangtua atau mengelola tanah kebun mereka.
- Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat desa ini adalah menjadi petani karet (ngaret), menangkap ikan (manjalo), mencari getah pohon gaharu, dan menjadi transporter piyau dari desa ke desa. Tidak sedikit para pemuda desa ini yang pergi merantau untuk mencari getah pohon gaharu.
Teritorial [2]
[sunting | sunting sumber]- Batas Wilayah
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Pangkalan Indarung
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Ludai
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Subayang jaya
- Sebelah Barat berbatasan dengan nagari unggan, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat
Jenis | Luas (Hektar) | Jenis | Luas (Hektar) |
---|---|---|---|
Tegal/Ladang | 8 | Jalan | 3 |
Pemukiman | 7 | Hutan Lindung | 38 |
Pekarangan | 3 | Hutan Adat | 150 |
Tanah Perkebunan Rakyat | 1980 | Hutan Asli | 2001 |
Lapangan Olahraga | 1 | Hutan Rakyat | 120 |
Perkantoran Pemerintah | 1 |
Bentangan Wilayah | Luas (Hektar) | Letak | Luas (Hektar) | |
---|---|---|---|---|
Wilayah Dataran Rendah | 900 | Kawasan Perkantoran | 1 | |
Wilayah Berbukit-bukit | 1450 | Perbatasan dengan Kabupaten lain | 250 | |
Wilayah Bantaran Sungai | 2159 | Perbatasan dengan Kecamatan lain | 40 |
|