Lompat ke isi

Pustaka Raja Purwa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pustaka Raja Purwa adalah kumpulan cerita yang dipakai sebagai acuan oleh para dhalang dalam pertunjukan wayang kulit di Jawa. Kumpulan cerita ini dikumpulkan dan dinyatakan secara tertulis oleh pujangga keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Rangga Warsita.[1]

Walaupun sumber ceritanya kebanyakan berasal dari Mahabarata dan Ramayana dari India, tetapi beberapa isi detailnya telah diadaptasi untuk keadaan masyarakat Pulau Jawa. Beberapa modifikasi cerita ini misalnya mengenai Drupadi. Dalam Mahabarata versi asli India, ia adalah istri dari kelima bersaudara Pendawa, tetapi dalam Pustaka Raja Purwa ia hanya dinyatakan sebagai istri dari saudara tertua Pendawa yaitu Puntadewa (Yudistira). Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya konflik sosial, karena seorang wanita tidak bisa mempunyai lima orang suami. Hal ini penting karena masyarakat Jawa memandang cerita wayang dipakai sebagai petuah, contoh dan pedoman hidup kebanyakan masyarakat.

Judul lakon cerita dalam Pustaka Raja Purwa ini paling sedikit berjumlah 177 lakon/lampahan.

Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Manikmaya, yaitu cerita mengenai Manik (Bathara Guru di Kahyangan) dan Ismaya (Semar di alam marcapada/dunia).
  2. Watugunung, yaitu cerita mengenai Raden Buduk dari kerajaan Gilingwesi yang mengawini ibunya sendiri.
  3. Mumpuni, yaitu cerita mengenai perkawinan antara dewi Mumpuni dan bathara Yamadipati.
  4. Wisnu krama
  5. Bambang Kalingga/Sekutrem
  6. Palasara Krama
  7. Dewabrata
  8. Pandu Lahir
  9. Narasoma Kawin
  10. Puntadewa Lahir
  11. Suyudana Lahir
  12. Bima Bungkus
  13. Arjuna Lahir
  14. Yamawidura Kawin
  15. Pandhu Papa
  16. Palgunadi
  17. Bale Sigala-gala
  18. Babad Alas Wanamarta
  19. Arimba
  20. Mustakaweni
  21. Antasena Lahir
  22. Gathotkaca Lahir
  23. Pergiwa-Pergiwati
  24. Gathotkaca Kawin
  25. Gathotkaca Dadi Ratu
  26. Sasikirana
  27. Brajadenta mbalela.
  28. ……
  29. Wahyu Cakraningrat
  30. Jagal Abilawa
  31. Kresna Duta
  32. Kresna gGugah
  33. Seta Gugur
  34. Bambang Wisanggeni
  35. Pendawa Dadu
  36. Yudayana Ilang
  37. Arjunawiwaha
  38. Sumantri Ngenger
  39. Dasarata Kawin
  40. Dewi Sinta Lahir
  41. Rama Kawin
  42. Tundhungan
  43. Rama Dhuta
  44. Rama Gandrung
  45. Rama Tambak
  46. Pejahipun Kumbakarna
  47. Pejahipun Indrajid
  48. Pejahipun Dasamuka
  49. Sinta Obong
  50. Rama Obong
  51. Rama Nitis, dst.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Suluk, Kawruh Pedhalangan lan Macapat, oleh Nanang Windradi, Penerbit Cendrawasih.