Ikrimah bin Abi Jahal
Info pribadi | |
---|---|
Nama lengkap | Ikrimah bin Abu Jahal |
Garis keturunan | Quraisy |
Kerabat termasyhur | Abu Jahal (ayah) |
Tempat Tinggal | Mekkah |
Penyebab Wafat /Syahadah | Terbunuh dalam perang Yarmuk |
Informasi Keagamaan | |
Memeluk Islam | Setelah Fathu Makkah |
Aktivitas lain | Ikut serta dalam perang Badar, Uhud, dan Khandaq melawan kaum Muslimin |
Ikrimah bin Abi Jahal (bahasa Arab: عِکْرِمَة بن ابیجَهْل) salah seorang pembesar Quraisy yang awalnya memusuhi Nabi Muhammad saw namun beberapa lama setelah Fathu Makkah ia masuk Islam dan tercatat sebagai salah seorang sahabat nabi. Di masa awal Bi'tsah ia termasuk dalam golongan kelompok yang memusuhi Nabi saw dan ikut dalam perang Badar, Uhud, Khandaq dalam menghadapi pasukan Muslimin. Abu Jahal adalah ayahnya yang juga termasuk pembesar Makkah yang memusuhi Nabi.
Pada peristiwa Fathu Makkah, Nabi Muhammad saw menjamin semua penduduk Makkah dalam keadaan aman dan tidak diganggu, kecuali beberapa orang. Diantaranya adalah Ikrimah bin Abi Jahal. Karena itu Ikrimah mencari aman dengan melarikan diri ke Yaman. Berkat permintaan istrinya kepada Nabi Muhammad saw agar suaminya mendapat jaminan keamanan dan Nabi Muhammad saw memberikannya, sehingga Ikrimah pun kembali ke Makkah dan akhirnya menyatakan diri masuk Islam. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, oleh Khalifah Abu Bakar, Ikrimah diangkat menjadi panglima perang pasukan Muslimin. Ikrimah terbunuh di dalam perang Yarmuk.
Keluarga dan Kepribadian
Ikrimah putra Abu Jahal berasal dari kabilah Quraisy dari suku bani Makhzum.[1] Jalur keturunan Ikrimah terputus,[2] ketika putranya yang bernama Umar ikut terbunuh dalam perang Yarmuk.[3]
Ikrimah dikenal sebagai salah seorang pembesar kota Makkah[4] dan saudagar kaya di masa Jahiliyah.[5] Ia juga dikenal sebagai seorang ahli perang yang disegani[6] dan pemberani.[7] Ummu Halim[8] atau Ummu Hakim binti Harits bin Hisyam adalah istrinya[9] yang meminta jaminan keamanan dari Rasulullah saw untuknya.[10]
Permusuhan kepada Nabi Muhammad saw
Sebagaimana ayahnya Abu Jahal, Ikrimah juga keras permusuhannya pada Islam dan Nabi Muhammad saw.[11] Ia hadir dalam perang Badar sebagai pasukan musyrikin dan berhasil membunuh anggota pasukan Muslimin dari kaum Anshar.[12] Demikian pula, ia memotong tangan salah seorang pasukan muslim yang telah membunuh ayahnya.[13]
Pada perang Uhud, Ikrimah menjadi salah seorang komandan untuk unit pasukan.[14][14] Setelah pasukan pemanah kaum Muslimin meninggalkan bukit, bersama Khalid bin Walid dan pasukan yang dipimpinnya, ia menyerang pasukan Muslimin yang menyebabkan kekalahan kelompok Muslim saat itu.[15]
Ikrimah setelah perang Uhud, bersama Abu Sufyan dan Abi al-A'war al-Salami mendapat jaminan keamanan dari Rasulullah saw yang dengan itu ia ke Madinah untuk melakukan dialog. Dalam pertemuan dengan Nabi saw, Ikrimah meminta agar Nabi Muhammad saw dan kaum Muslimin tidak melakukan penghinaan dan pelecehan pada sesembahan Quraiys yaitu Latta, Uzza dan Manat dan sebaiknya kaum Muslimin juga ikut menyembahnya. Sehingga dari pihak musyrikin Quraisy juga tidak melakukan penghinaan pada Tuhan yang disembah kaum Muslimin. Permintaan tersebut membuat Nabi Muhammad saw kecewa dan meminta Ikrimah segera meninggalkan Madinah. Dengan latar belakang peristiwa ini, turunlah ayat pertama dari surah al-Ahzab, یا أَیُّهَا النَّبِیُّ اتَّقِ اللَّهَ وَ لا تُطِعِ الْکافِرِینَ وَ الْمُنافِقِینَ, yang artinya, "Wahai Nabi! Bertakwalah kepada Allah swt, dan janganlah mengikuti orang-orang kafir dan orang-orang Munafikin.[16]
Ikrimah juga hadir pada Perang Khandaq. Ia bersama 'Amru bin 'Abdud melewati Khandak dan menuju ke tengah-tengah kaum Muslimin. Namun setelah 'Amru terbunuh, Ikrimah kembali kepasukannya[17]
Masuk Islam
Pada peristiwa Fathu Makkah, Nabi Mummad saw memberi jaminan keamanan kepada semua warga Makkah, kecuali beberapa orang diantaranya adalah Ikrimah bin Abi Jahil[18] Setelah itu Ikrimah melarikan diri ke Yaman. Beberapa waktu kemudian berkat permintaan istrtinya kepada Nabi Muhammad saw, Ikrimah mendapat jaminan keamanan dan akhirnya kembali ke Makkah.[19] Nabi Muhammad saw menghimbau kepada para sahabat, ketika Ikrimah menemuinya jangan ada yang berkata buruk mengenai Abu Jahal ayahnya.[20] Ikrimah kemudian menyatakan masuk Islam di hadapan Rasulullah saw dan bersumpah akan mengeluarkan dua kali lipat untuk Islam di jalan Allah swt dari harta yang telah dia keluarkan saat memerangi Islam.
Setelah perang Hunain, Nabi Muhammad saw membagikan ghanimah (harta rampasan perang) kepada orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam, diantaranya kepada Ikrimah bin Abi Jalah.[21] Pada peristiwa Haji Wada', Ikrimah diutus Nabi Muhammad saw sebagai kepala pengumpul zakat untuk Kabilah Hawazan.[22]
Setelah Nabi Muhammad saw wafat, Abu Bakar mengirimnya ke Oman dalam pasukan untuk memerangi orang-orang seperti Asy'ath ibn Qays[23], Musalamah[24] dan beberapa kelompok yang murtad.[25] Abu Bakar juga menjadikannya penguasa di kawasan Syam.[26]
Kematian
Ikrimah terbunuh dalam perang Yarmuk yang terjadi pada tahun 15 H dimasa kekhalifahan Umar bin Khattab.[27] Putranya yang bernama Umar juga terbunuh dalam perang yang sama.[28] Sebagian sumber menyebutkan Ikrimah terbunuh pada peristiwa perang Ajnadain dan sebagian lainnya menyebut ia terbunuh pada perang Marju al-Shuffar pada tahun 13 H.[29]
Catatan Kaki
- ↑ Dzahabi, Tārīkh Al-Islām, jld. 3, hlm. 99.
- ↑ Ibn Qutaibah, Al-Ma'ārif, hlm. 334.
- ↑ Ibn Atsir, Asad Al-Ghābah, jld. 3, hlm 681.
- ↑ Baladzuri, Ansāb Al-Asyrāf. jld. 1, hlm. 312.
- ↑ Dzahabi, Tārikh Al-Islām, jld. 3, hlm. 99.
- ↑ Ibn Atsir, Asad Al-Ghābah, jld. 3, hlm 567.
- ↑ Ibn Kalbi, Jamharah An-Nasab, hlm. 86.
- ↑ Ibn Jauzi, Al-Muntadzam, jld. 4, hlm. 155.
- ↑ Ibn Abdul Barr, Al-Istīāb, jld. 4.
- ↑ Ibn Jauzi, Al-Muntadzam, jld. 4, hlm. 155.
- ↑ Ibn Hajar, Al-Ishābah, jld. 4, hlm. 443.
- ↑ Waqidi, Al-Maghāzi, jld. 1, hlm. 301.
- ↑ Zarkali, Al-A'lām, jld. 7, hlm. 258.
- ↑ Baladzuri, Ansāb Al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 316
- ↑ Ibn Sayyid, 'Uyūn Al-Ātsār, jld. 2, hlm.19
- ↑ Wahidi, Asbāb Nuzūl Al-Qurān, hlm. 364.
- ↑ Thabari, Tārīkh Al-Umam wa Al-Mulūk, jld. 2, hlm. 573.
- ↑ Ibn Jauzi, Al-Muntadzam, jld. 4, hlm. 155.
- ↑ Ibn Atsir, Asad Al-Ghābah, jld. 2, hlm. 195.
- ↑ Ibn Jauzi, Al-Muntadzam, jld. 4, hlm. 155.
- ↑ Syekh Mufid, Al-Irsyād, jld. 1, hlm 145.
- ↑ Ibn Sa'd, At-Thabaqāt Al-Kubrā, jld. 6, hlm. 4.
- ↑ Ibn A'tsam, Al-Futūh, jld. 1, hlm. 57
- ↑ Ibn Atsir, Al-Kāmil, jld. 2, hlm. 360
- ↑ Dzahabi, Tārīkh Al-Islām, jld. 3, hlm. 99.
- ↑ Dzahabi, Tārīkh Al-Islām, jld. 3, hlm. 99.
- ↑ Ibn Hajar, Al-Ishābah, jld. 4, hlm. 443.
- ↑ Ibn Atsir, Asad Al-Ghābah, jld. 3, hlm. 681.
- ↑ Ibn Abdul Barr, Al-Istī'āb, jld. 3, hlm. 1083.
Daftar Pustaka
- Baladzuri, Ahmad bin Yahya. Ansāb Al-Asyrāf. Riset Suhail Zakkar, Riyadh Zarkali. Beirut: Dar Al-Fikr, 1417 H.
- Dzahabi, Muhammad bin Ahmad. Tārīkh Al-Islām. Riset Umar Abdussalam Tadammuri. Beirut: Dar Al-Kitab Al-Arabi, 1409 H.
- Ibn Abdul Barr, Yusuf bin Abdullah. Al-Istī'āb fī Ma'rifah Ash-Shahābah. Riset Ali Muhammd Al-Bajawi, Beirut: Dar Al-Jil, 1412 H.
- Ibn A'tsam, Ahmad bin A'tsam. Al-Futūh. Riset: Ali Syiri. Beirut: Dar Al-Adwha, 1411 H.
- Ibn Atsir, Ali bin Muhammad. Al-Kāmil fī At-Tārikh. Beirut: Dar Shadir, 1385 H.
- Ibn Atsir, Ali bin Muhammad. Asad Al-Ghābah fī Ma'rifah Ash-Shahābah. Beirut: Dar Al-Fikr, 1409 H.
- Ibn Hajar Asqalani, Ahmad bin Ali. Al-Ishābah fī Tamyīz Ash-Shahābah. Riset Adil Ahmad Abdul Maujud, Ali Muhammad Muawwadh. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiiyah, 1415 H.
- Ibn Jauzi, Abdurrahman bin Ali. Al-Muntadzam. Riset Atha, Muhammad Abdul Qadir, Atha, Mushtafa Abdul Qadir. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1412 H.
- Ibn Kalbi, Hisyam bin Muhammad. Jamharah An-Nasab. Riset Naji Hasan. Alam Al-Kitab, 1407 H.
- Ibn Qutaibah, Abdullah bin Muslim. Al-Ma'ārif. Riset Tsarwat Akkasah. Kairo: Al-Hai'ah Al-Mishriyyah Al-Ammah lil Kitab, 1992.
- Ibn Sa'd, Muhammad bin Sa'd. Ath-Thabaqāt Al-Kubrā. Riset Atha, Muhammad Abdul Qadir. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyyah, 1410 H.
- Ibn Sa'd, Uyun Al-Atsar, Beirut: Dar Al-Qalam, 1414 H.
- Mufid, Muhammad bin Muhammad. Al-Irsyād. Qom: Kangere-e Syekh Mufid, 1413 H.
- Thabari, Muhammad bin Jarir. Tārīkh Al-Umam wa Al-Mulūk. Riset: Muhammad Abul Fadhl Ibrahim. Beirut: Dar At-Turats, 1387 H.
- Wahidi, Ali bin Ahmad. Asbāb An-Nuzūl. Beirut: Dar Al-Kutub Al-Islamiyyah, 1411 H.
- Waqidi, Muhammad bin Umar. Kitāb Al-Maghāzī. Riset Marsden Jones. Beirut: Muassasah Al-A'lami, 1409 H.
- Zarkali, Khairuddin. Al-A'lām. Beirut: Dar Al-Ilm lil Malayin, 1989.