Lompat ke isi

GPIB Marga Mulya Yogyakarta

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
GPIB "Marga Mulya" Yogyakarta
PenggolonganProtestan
PemimpinPdt. Ny. Roro Diah Kusumawati Roni, S.Si-Teol. (Ketua Majelis Jemaat, 2023 - sekarang)
WilayahIndonesia
Didirikan15 Oktober 1857
Jl. Margo Mulyo No. 5, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta - 55122
Situs web resmihttps://www.gpibmargamulya.or.id/

GPIB Marga Mulya Yogyakarta adalah jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat yang bekedudukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gedung gereja yang ditempati berada di Jl. Margo Mulyo No. 5, Yogyakarta, yang menyatu dengan Jalan Malioboro Yogyakarta yang terkenal itu.

Kapan tanggal dan tahun terbentuknya Jemaat GPIB “Marga Mulya” Yogjakarta secara pasti belum diketahui, karena penelitian untuk itu belum dilakukan. Berdasarkan catatan yang diketemukan, pada tanggal 14 Desember 1830 dilaksanakan rapat Majelis Gereja yang pertama. Jemaat gereja pada saat itu masih dilayani oleh seorang Pendeta dari Solo. Karena pada saat itu jemaat belum memiliki gedung gereja, maka kebaktian diselenggara-kan di rumah-rumah anggota jemaat.


Mulai 8 April 1831, dicoba untuk mengusahakan memperoleh sebuah gedung gereja. Tempat ibadah yang direncanakan adalah gedung sekolah milik pemerintah yang kemudian mendapat persetujuan pemerintah. Gedung sekolah yang dipakai sebagai tempat ibadah warga jemaat tersebut sebelum dan selama dipakai mengalami perbaikan sebanyak 3 kali dengan biaya swadaya warga jemaat. Pada akhirnya dirasakan bahwa gedung sekolah tidak dapat menampung warga jemaat yang jumlahnya semakin bertambah dan disadari perlunya membangun sebuah gereja.

Sejak 24 Januari 1857, kebaktian-kebaktian gereja tidak lagi diselenggarakan di gedung sekolah akan tetapi diselenggarakan di Balai Karesidenan. Pada waktu itu jemaat telah memiliki Pendeta yaitu Ds. Begemen sebagai Pendeta pertama yang didatangkan ke Jogjakarta. Pada saat itu pembangunan gedung gereja telah dimulai dan ditangani serius. Gambar dan bangunan di buat oleh Ir. P.A van Holm. Berdasarkan catatan rapat Majelis Jemaat pada tanggal 24 Juli 1857 disebutkan bahwa pembangunan gedung gereja sudah berjalan dengan baik meskipun belum selesai seluruh-nya dan masih diperlukan biaya untuk penyelesaian pembangunan gedung gereja dan pengadaan peralatan atau perabot gereja. Untuk kebutuhan tersebut pendeta pendeta memutuskan mencari dana warga jemaat dan pinjaman dari Dana Diakonia. Pemerintah juga telah ikut membantu pembangunan gedung gereja. Hal ini terbukti dari adanya surat dari pihak gereja tertanggal 29 Mei 1857 yang meminta bantuan pemerintah dan berhasil. Dari Dana Diakonia mendapat pinjaman uang sejumlah f 700. Dari catatan yang ada diperoleh keterangan bahwa gedung gereja sungguh-sungguh dibangun atas biaya swadaya anggota jemaat. Hal itu terbukti dari laporan opster G.R Lavalette untuk memberikan perhitungan dan pertanggung-jawaban dari dana-dana yang telah diterima lengkap dengan daftar sumbangan yang telah dipakai habis untuk pembiayaan pembangunan gedung gereja

Gereja Marga Mulya diresmikan pada tanggal 11 Oktober 1857 dengan nama dalam bahasa Belanda yaitu Indische Kerk. Nama ini berarti Gereja Protestan.[1] Majelis Gereja mengadakan rapat pada tanggal 13 Oktober 1857 yang menyatakan bahwa pembangunan Gereja telah selesai. Pemakaiannya akan dimulai dengan suatu upacara pada tanggal 15 Oktober 1857.

Dari catatan yang ada disebutkan Sri Sultan tercatat sebagai pribadi yang telah memberikan bantuan secara financial. Uluran tangan Sri Sultan dan almarhum Kakandanya berupa bahan-bahan bangunan. Untuk itu Majelis Gereja telah menyampaikan ucapan terima kasih. Seluruh anggaran yang tersedia untuk pembangunan gedung gereja tersebut berjumlah f 16.000, berasal dari sumbangan sukarela sebanyak f 11.000 ditambah Dana Diakonia f 400. Jumlah tersebut belum termasuk sumbangan berupa bahan-bahan bangunan yang diberikan oleh Sri Sultan dan almarhum kakandanya. Dalam arsip disebutkan gereja memiliki 500 buah kursi

GPIB Marga Mulya Yogyakarta saat ini.

[sunting | sunting sumber]

Saat ini, wilayah Pelayanan GPIB Jemaat Marga Mulya Yogyakarta terbagi atas 8 (delapan) sektor yang dilayani oleh para Diaken dan Penatua yang dipilih oleh jemaat dalam periode 5 (lima) tahun, serta para Pendeta, baik para Pendeta GPIB yang ditugaskan sebagai Ketua Majelis Jemaat atau Pendeta Jemaat, Pendeta GPIB dalam tugas khusus (disebut Pendeta Pelayanan Umum GPIB), Pendeta GPIB tidak terikat organisasi (disebut Pendeta Non-Organik GPIB), maupun Pendeta Gereja Saudara dan Pendeta Gereja Seasas.

Pelayanan yang berlangsung dalam GPIB Marga Mulya Yogyakarta juga didukung oleh beberapa unit pendukung, seperti Pelayanan Kategorial yang terbagi atas 6 unit, Pelayanan Anak (PA), Persekutuan Teruna (PT), Gerakan Pemuda (GP), Persekutuan Kaum Perempuan (PKP), Persekutuan Kaum Bapak (PKB), dan Persekutuan Kaum Lanjut Usia (PKLU), serta unit-unit lainnya seperti komisi-komisi.

Ruang Ibadah GPIB Marga Mulya Yogyakarta

Jadwal Ibadah Minggu :

Lokasi Gedung Gereja Jam Ibadah
Gereja Marga Mulya 06.00

09.00

17.00

Pos Jogja Barat 07.00

Pada tanggal 27 Maret 2022, Jemaat GPIB "Marga Mulya" Yogyakarta telah melaksanakan perlembagaan 1 Jemaat baru, yang telah menjadi Jemaat GPIB "Cupuwatu" Sleman.

Pendeta/Ketua Majelis Jemaat

[sunting | sunting sumber]
  1. Ds. Begeman (1857)
  2. Ds. H. Snel (1923 – 1925)
  3. Ds. Nikijuluw (1925 – 1927)
  4. Ds. A. C. Christoffels (1927 – 1928)
  5. Ds. Bieger (1929 – 1932)
  6. Ds. Kelling (1933 – 1934)
  7. Ds. Niauw Poourt (1934)
  8. Ds. J. Beers (1935 – 1936)
  9. Ds. Langlout (1937 – 1939)
  10. Ds. F. R. Hutwen (1940)
  11. Ds. Reddingius (1941 – 1944)
  12. Ds. Geissler (1945 – 1952)
  13. Pdt. Hardin (1952 - 1955)
  14. Pdt. Matulapelwa (1955 – 1957)
  15. Pdt. S. Matulapelwa (1957 – 1960)
  16. Pdt. A. Therick (1960 – 1967)
  17. Pdt. P. H. Sapulete., S.Th. (1967 – 1977)
  18. Pdt. S. Th. Kaihatu., M.Th. (1977 – 1982)
  19. Pdt. H. H. Jacob, S.Th. (1982 – 1988)
  20. Pdt. F. Suwu, S.Th. (1988 – 1991)
  21. Pdt. Ny. A. J. Z. Neno - Pelletimu, Sm.Th. (1991 – 1995)
  22. Pdt. Drs. Jeffrey Willem Christiaan Sompotan, S.Th. (1996 – 2001)
  23. Pdt. Agustian Mangatas Manalu, S.Th., M.Si. (2001 – 2005)
  24. Pdt. Joseph Ginting, B.Th., S.H., M.Si. (2005 - 2008)
  25. Pdt. Murwanto Moesamu, S.Th., M.Min (2008 - 2013)
  26. Pdt. Yan E. F. Talise, S.Th. (2014 - 2019)
  27. Pdt. Joel Eduard Klokke, S.Th (2019 - 2022)
  28. Pdt. Abraham Ferdinandus, M.Th (2022 - 2023)
  29. Pdt. Ny. Roro Diah Kusumawati Roni, S.Si-Teol. (2023 - sekarang)

Pendeta Jemaat

[sunting | sunting sumber]
  1. Pdt. Manuel E. Raintung, S.Th (1990 - 1991)
  2. Pdt. Jozef M. N. Hehanussa, M.Th (1999) sebagai Pendeta Jemaat pasca peneguhan menjadi Pendeta GPIB sebelum penugasan ke tempat lain
  3. Pdt. Murwanto Moesamu, S.Th., M.Min (2006 - 2008)
  4. Pdt. Ny. Gaby Dominggas Tittiahy-Manuputty, S.Th (2012 - 2013)
  5. Pdt. Richard Agung Sutjahyono, S.Th., M.Si. (2013 - 2016)
  6. Pdt. Zakharias Martin Tuarissa, S.Th (2016 - 2019)
  7. Pdt. Gloria Natalia Kansil, S.Si (Teol) (2017) sebagai Pendeta Jemaat pasca peneguhan menjadi Pendeta GPIB sebelum penugasan ke tempat lain oleh Majelis Sinode GPIB
  8. Pdt. Romy Fardo Pelupessy, S.Th (2019 - 2021)
  9. Pdt. Jacobus Fredrik Nahumury, S.Si, (Teol) (2020) sebagai Pendeta Jemaat pasca peneguhan menjadi Pendeta GPIB sebelum penugasan ke tempat lain oleh Majelis Sinode GPIB
  10. Pdt. Albert Gosseling, S.Th (2021 - 2022)
  11. Pdt. Oktaviyan Sopater Silahooij, S.Si, (Teol) (2021) sebagai Pendeta Jemaat pasca peneguhan menjadi Pendeta GPIB sebelum penugasan ke tempat lain oleh Majelis Sinode GPIB
  12. Pdt. Boydo Rajiv Evan Duvano Hutagalung, S.Si (Teol), MA (2022-sekarang)
  13. Pdt. Junis Sany Zebua, S.Si (Teol) (2022) sebagai Pendeta Jemaat untuk pelembagaan Bajem Cupuwatu Sleman
  14. Pdt. Ananda Kezia br. Sebayang, S.Th (2024) sebagai Pendeta Jemaat pasca peneguhan menjadi Pendeta GPIB sebelum penugasan ke Jemaat Ekklesia Dumai di 2 Pos Pelkes Wilayah Kabupaten Bengkalis oleh Majelis Sinode GPIB

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Erikha, F., dan Lauder, M. R. M. T. (Januari 2022). Toponimi di Jantung Kota Yogyakarta dari Perspektif Kebahasaan hingga Psikologi Sosial. Jakarta: LIPI Press. hlm. 68–69. doi:10.55981/brin.337. ISBN 978-602-496-289-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-28. Diakses tanggal 2023-05-28. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]