Pernikahan sepupu
Pernikahan sepupu adalah pernikahan di mana kedua pasangan merupakan sepupu (yaitu orang dengan kakek nenek yang sama). Praktik ini umum dilakukan pada masa lampau dan kembali umum pada masyarakat hari ini, meskipun pada beberapa yurisdiksi pernikahan seperti ini dilarang.[1] Di seluruh dunia, lebih dari 10% pernikahan terjadi pada sepupu pertama atau kedua.[2] Pernikahan sepupu merupakan topik yang penting dalam antropologi dan teori aliansi.[3]
Dalam beberapa budaya dan masyarakat, pernikahan sepupu dianggap sebagai hal yang ideal dan diinginkan; dalam beberapa lainnya, praktik ini dianggap sebagai inses dan merupakan stigma sosial dan tabu. Pernikahan sepupu dahulu kala dipraktikkan oleh budaya-budaya pribumi di Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Polinesia.[4][5]
Di beberapa yurisdiksi, pernikahan sepupu dilarang secara hukum: sebagai contohnya di Tiongkok daratan, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, Filipina dan 24 dari 50 negara bagian di AS.[6][7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ History, Mr (2017-01-24). "When Did Cousin Marriage Become Unacceptable?". HistoryNet. Diakses tanggal 2019-08-10.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamakershaw
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaottenheimer3
- ^ Dousset, Laurent (2018-05-17), "Part three: Western Desert kinship ethnography", Australian Aboriginal Kinship : An introductory handbook with particular emphasis on the Western Desert, Manuels du Credo, Marseille: pacific-credo Publications, hlm. 75–94, ISBN 978-2-9563981-1-0, diakses tanggal 2021-04-15
- ^ Dousset, Laurent (2018-05-17), "Part two: Some basic concepts of kinship", Australian Aboriginal Kinship : An introductory handbook with particular emphasis on the Western Desert, Manuels du Credo, Marseille: pacific-credo Publications, hlm. 45–74, ISBN 978-2-9563981-1-0, diakses tanggal 2022-11-03
- ^ "The Surprising Truth About Cousins and Marriage". 14 February 2014.
- ^ Paul, Diane B.; Spencer, Hamish G. (23 December 2008). ""It's Ok, We're Not Cousins by Blood": The Cousin Marriage Controversy in Historical Perspective". PLOS Biology. 6 (12): 2627–30. doi:10.1371/journal.pbio.0060320. PMC 2605922 . PMID 19108607.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Consanguinity/Endogamy Resource Diarsipkan 2 November 2020 di Wayback Machine. by Dr. Alan Bittles and Dr. Michael Black
- Shaking Off the Shame by Sarah Kershaw for The New York Times
- Forbidden Fruit Diarsipkan 3 November 2012 di Wayback Machine. by John Dougherty